7 Cara Membiarkan Anak Gagal untuk Sukses

parenting 25 Apr 2021

Setiap orang pasti pernah merasakan kegagalan, entah gagal mendapatkan ranking di kelas, gagal memenuhi resolusi di setiap tahun, gagal dalam hubungan percintaan, gagal dalam dunia pekerjaan dan gagal dalam dunia pendidikan. Namun, kegagalan itu bukanlah sebuah akhir, karena dengan kegagalan tersebut kita bisa belajar dan mempersiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Bahkan bisa dikatakan gagal sudah seperti teman dalam proses kehidupan setiap orang sukses. Intinya jangan pernah mengganggap kegagalan adalah sebuah akhir dari kehidupan, let it flow, biarkan saja, bahkan bisa saja kamu membiarkan anak-anak untuk gagal dulu sebelum sukses. Lantas bagaimana cara membiarkan anak gagal untuk sukses?

Mungkin terdengar sangat aneh, kenapa kita sebagai orangtua malah membiarkan anak kita untuk gagal? Bukankah seharusnya sebagai orangtua Anda harus membantu anak-anak untuk tidak gagal dalam hidupnya? Bahkan kalau bisa proses dalam kehidupannya, seperti pendidikan dan lingkungan pekerjaannya kelak baiknya berjalan lancar terus? Ya, tentu saja setiap orangtua dan setiap orang menginginkan hal yang sama. Namun, saat ini yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa ada baiknya membiarkan anak gagal untuk sukses di kemudian hari?

Misalnya di dalam suatu kondisi saat anak sedang ujian, mereka pasti sering merasa khawatir di saat atau setelah selesai ujian. “Bagaimana kalau aku gagal?”, “Bagaimana kalau aku mendapat nilai jelek? Apakah aku akan dimarahi?”. Begitulah kiranya bentuk pertanyaan yang kerap kali muncul di dalam pemikiran anak. Bukannya merasa rileks sebelum melaksanakan ujian, mereka merasa tertekan dan takut padahal ujian belum dimulai.

Hal ini sudah menjadi sebuah kebiasaan yang sering dirasakan anak-anak, karena tanpa sadar orang tua lah yang memiliki andil terhadap permasalahan tersebut. Mengapa begitu? Mari kita telaah lebih dalam, sering kali orang tua berkata, “Anak Ibu semuanya hebat-hebat, pintar-pintar semuanya, rajin belajar pula, mana mungkin gagal, kan? Ibu percaya anak-anak Ibu.”. Kalimat yang awalnya adalah sebuah harapan menjadi tekanan bagi setiap anak. Bayangkan harapan tersebut Anda ucapkan di setiap hari? Bukankah tekanan yang dialami anak-anak semakin besar?

Padahal awalnya harapan tersebut adalah sebuah doa, tetapi ketika harapan tersebut berubah menjadi tekanan, bukannya mendorong anak untuk mengejar kesuksesan, mereka malah akan terjatuh.

7 Cara Membiarkan Anak Gagal untuk Sukses

Dengan membuat mereka selalu mengingat cara menuju sukses dan melupakan makna dari kegagalan, itu adalah hal yang buruk. Karena pada kenyataannya, apabila dipandang dari sudut pandang yang berbeda, kegagalan bukanlah sesuatu yang begitu buruk. Kegagalan itu baik bagi setiap orang, karena dengan gagal orang bisa bangkit dan belajar dari kesalahan.

Hal ini juga pernah dikatakan oleh seorang Ahli Psikologi yang bernama Madeline Levine, yang disebutkan di dalam bukunya yang berjudul Teach Your Children Well: Parenting for Authentic Success, yang mana dikatakan bahwa salah satu hal yang terpenting untuk dilakukan orang tua yaitu dengan membiarkan anak gagal.

Lantas, bagaimana cara membiarkan anak gagal untuk sukses? Berikut Caranya

1. Biarkan Anak Merasa Gagal

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa membiarkan anak-anak merasakan kegagalan adalah salah satu pelajaran terbesar yang dapat orang tua berikan. Hal ini dikarenakan dengan membiarkan anak-anak merasa gagal, mereka jadi dapat mengerti apa itu kegagalan dan juga dapat memahami bagaimana cara untuk mengatasi kegagalan tersebut. Selain itu, melalui kegagalan anak juga akan belajar dari kesalahan yang pernah dibuatnya.

Kegagalan juga merupakan bagian dari pengalaman hidup, seperti tahap untuk mendapatkan hal yang lebih baik di kemudian hari. Seperti kata orang, hidup adalah hidup. Kegagalan tidak selamanya beraroma busuk, ada hal manis juga yang disisipkan, yaitu pelajaran yang tidak bisa diterima oleh setiap orang. Dengan kegagalan, seorang anak dan bahkan Anda bisa tumbuh menjadi lebih baik di kemudian hari. Jadi, janganlah frustasi ketika gagal.

7 Dampak Positif dan Negatif Penerapan Artificial Intelligence dalam Pembelajaran
Artificial Intellegence adalah sebagian dari komputer sains yang mempelajari (dalam arti merancang) sistem komputer yang berintelegensi, yaitu sistem yang memiliki karakteristik berpikir seperti manusia

2. Memberikan Senyuman Ketika Anak Mengalami Kegagalan

Satu hal yang paling ditakuti anak-anak ketika gagal yaitu kekecewaan orang tua. Orang tua yang memiliki harapan besar pada anak membuat mereka semakin tertekan. Kegagalan yang dialaminya menjadi semakin bertambah karena bertemu dengan orang tuanya. Maka dari itu tidak jarang sebagian anak akan berdusta pada orang tuanya ketika mengambil rapor atau bahkan memilih untuk tidak langsung pulang ke rumah karena takut dimarahi orang tua.

3. Mengajari Anak untuk Mengendalikan Nasib

Nasib sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Ya, tentu saja benar adanya. Namun, Tuhan pun akan mengerti ketika hamba-Nya sudah bertekad dan belajar dengan giat, Dia akan berbaik hati untuk membuat nasibmu menjadi lebih baik lagi. Jadi bisa dikatakan bahwa nasib kita adalah hasil dari proses yang telah kita lewati. Perlihatkan hal tersebut pada anak-anak Anda di rumah. Ajari mereka untuk mengerti dan paham bahwa masa depan mereka sepenuhnya ada di tangan mereka, bukan pada Anda, atau guru dan bahkan kepala sekolah.

4. Mengajari Anak untuk Bertanggung Jawab

Hal lain yang dapat Anda lakukan yaitu dengan mengajari mereka untuk berani bertanggung jawab dengan apa yang sudah dikerjakannya. Misalnya ketika mereka gagal, mereka boleh bersedih, tetapi jangan terlalu lama. Ajak mereka untuk bangkit dan belajar dari kesalahan tersebut. Bukan hanya bertanggung jawab dengan kegagalan yang dialaminya, tetapi juga pada kegiatan dan keputusan yang mereka ambil. Dengan begitu mereka bisa lebih teliti dan berusaha secara optimal dengan apa yang sedang dikerjakannya.

5. Mengajari Anak tentang Keterampilan Sosial

Anak tidak hanya membutuhkan kemampuan akademik saja, tetapi mereka juga butuh mempelajari keterampilan sosial. Untuk mengajari anak tentang keterampilan sosial, Anda bisa membawanya ke dalam suatu organinasi seni atau budaya yang melibatkan masyarakat. Dengan begitu mereka bisa mempelajari hal-hal baru sembari bisa belajar berinteraksi dengan orang lain. Karena untuk menjadi seseorang yang sukses, mereka tidak hanya butuh pintar, tetapi attitude yang bagus dan juga bisa berinteraksi dengan baik pada orang lain.

6. Mengajak Anak untuk Quality Time Sejenak Sembari Memerhatikan Keadaan Lingkungan yang Dilewati

Pernahkah kamu memerhatikan lingkungan sekitar? Bagaimana kehidupan mereka di luar sana? Tentu saja tidak sebaik Anda saat ini. Maka dari itu, ketika mereka mengalami keterpurukan karena merasa gagal dengan apa yang sudah dikerjakannya, bawalah mereka sesekali untuk melihat keadaan sekitar.

Berikanlah mereka untuk mengerti kalau anak-anak Anda masih lebih beruntung dari anak-anak yang ada di luar sana, mereka masih bisa bangkit lagi dari kegagalan asalkan ada niat dan kemauan, karena Anda juga akan selalu mendukung mereka. Sedangkan anak-anak di luar sana belum tentu dapat merasakan hal tersebut.

10 Tugas Rumah yang Dapat Mengasah Keterampilan Problem Solving Anak
Alih-alih tidak puas dengan hasil kerja mereka. Sebaliknya ketika mereka ada kesulitan dalam mengerjakan, orang tua dapat sekaligus mengasah keterampilan mereka dalam menyelesaikan masalah (Problem Solving).

7. Memberikan Dukungan Kepada Anak

Hal terakhir yang dapat Anda ajarkan yaitu dengan memberikan mereka dukungan penuh. Dukungan yang orangtua berikan adalah motivasi terbesar dari setiap anak. Mereka yang awalnya merasa takut mencoba lagi dan merasa kecewa dengan dirinya sendiri akan segera membaik karena adanya orang tua yang selalu mendukung mereka.

Berdasarkan 7 cara membiarkan anak gagal untuk sukses di atas, cara manakah yang sudah Anda terapkan? Terlepas dari ketujuh cara yang sudah dijabarkan di atas, sebagai orang tua Anda harus mengajarkan anak terlebih dulu bahwa kegagalan tidak selamanya buruk. Hal ini dikarenakan kegagalan dapat mengajarkan anak untuk bisa menerima hasil apapun yang diterimanya di dalam hidup, baik itu hasil yang positif maupun negatif.

Agnes Meilina

content writer - content creator - reviewer books

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.