5 Bentuk Dukungan Kemdikbud Untuk di Daerah 3T Dalam Situasi Pandemi

edukasi 4 Okt 2020

Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah sangat luas, terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dan pada masa pandemi virus corona ini, semua wilayah Indonesia harus siap menghadapi tantangan, baik dalam sektor perekonomian maupun pendidikan. Dalam bidang pendidikan, setiap sekolah di seluruh Indonesia harus terjamin dan  mendapatkan dukungan dan bantuan dari pemerintah.

Setiap ruang kelas di sekolah yang biasa digunakan sebagai tempat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), kini harus digantikan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau secara daring. Kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus corona, agar tidak menularkan kepada siswa. Meskipun begitu, banyak yang menilai bahwa kegiatan sekolah secara daring membuat anak terhambat dan malas belajar.

Pasalnya, belajar secara online tidak semudah yang dibayangkan. Di mana para tenaga pendidik dan peserta didik harus menghadapi tantangan atau hambatan dalam pembelajaran secara online, mulai dari jaringan yang lemot, perangkat belajar yang tidak memadai dan lain sebagainya.

Mungkin belajar daring dinilai mudah bagi siswa siswi yang tinggal di perkotaan, namun bagaimana dengan siswa-siswi yang tinggal di pelosok desa? Atau bahkan bersekolah di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang masih belum berstandar nasional dalam segala aspek? Tentunya, sangat jauh dari kata mudah, dimana ketersediaan teknologi yang terbatas menjadi kendala untuk melaksanakan belajar online.

Kendala Belajar Daring

Ada beberapa kendala yang seringkali dialami oleh siswa ketika melakukan belajar secara daring, khususnya di daerah pelosok atau daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), berikut beberapa kendala belajar daring, yaitu:

1. Gawai yang Kurang Memadai

Untuk melaksanakan kegiatan belajar secara daring, diperlukan alat teknologi atau gawai yang menunjang pembelajaran. Terbatasnya handphone yang dimiliki oleh siswa membuat pengerjaan tugas sekolah menjadi terhambat. Misalnya dalam satu keluarga terdapat 4 anak yang harus belajar secara daring, tetapi mereka hanya memiliki satu handphone, tentu saja pembelajaran akan terhambat.

2. Kekurangan Kuota Internet

Hampir seluruh pelajar merasa kekurangan kuota internet, untuk melaksanakan pembelajaran daring. Mengingat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring setiap hari bisa menghabiskan kuota internet yang tak sedikit. Terlebih, jika durasi pelajaran mencapai 2 jam atau lebih. Maka tak heran jika guru maupun siswa harus rela menghabiskan kuota internetnya untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring

3. Jaringan yang Tidak Stabil

Tidak semua siswa bisa mendapatkan jaringan internet yang baik, mengingat ada beberapa wilayah di Indonesia yang kekurangan infrastruktur digital. Kondisi jaringan internet yang tidak stabil tentu akan menghambat proses pembelajaran secara daring, terutama ketika guru menyampaikan materi pelajaran.

Siswa dan guru di daerah pelosok atau 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) harus bersusah payah untuk mendapatkan jaringan internet yang baik. Mereka rela menempuh perjalanan keluar rumah untuk mendapatkan jaringan yang stabil, atau beberapa siswa memilih merogoh kocek untuk pergi ke warnet demi mengikuti pelajaran sekolah.

Dukungan Kemendikbud untuk Sekolah 3T

Mengingat adanya kendala yang harus dihadapi oleh siswa dan guru, Kemendikbud pun terus memberi dukungan dan bantuan ke sekolah yang ada di Indonesia, tak terkecuali untuk sekolah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Berikut ini merupakan beberapa bentuk dukungan Kemendikbud untuk sekolah 3T, di antaranya yaitu:

1. Dana BOS Afirmasi

Dilansir dari news.detik.com, Nadiem mengatakan bahwa sekolah negeri yang berada di daerah 3T mendapatkan dana BOS afirmasi senilai Rp 2 triliun, sedangkan dana BOS kinerja 1,2 triliun digunakan untuk mendanai sekolah berkinerja baik.

Nadiem juga menjelaskan jika banyak sekolah swasta yang mengalami keterpurukan di tengah pandemi, mengingat banyak pembayaran SPP yang tertunda. Sehingga bantuan dana BOS afirmasi dan kinerja dibagi untuk sekolah swasta. Rencananya setiap sekolah akan mendapatkan dana sekitar Rp 60 juta pertahun dengan target 56 ribu sekolah yang ada di 33 ribu desa serta Kelurahan.

Ada beberapa kriteria yang bisa menerima bantuan dana sekolah, yaitu sekolah yang berada di daerah 3T atau terkena dampak karena corona. Mempunyai proposisi siswa dari keluarga miskin menerima dana BOS rendah serta mempunyai guru non PNS yang cukup banyak.

2. Layanan Akses Internet di Daerah 3T.

Dilansir dari indonesia.go.id, pemerintah pusat mulai melangkah untuk menyiasati kekurangan akses telekomunikasi pada daerah 3T. Hal tersebut dijelaskan oleh Ditjen Dikti Kemendikbud yang mengupayakan dukungan berupa infrastruktur serta layanan akses internet di daerah 3T dengan melakukan sinergi dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo.

3. Pulsa dan Kuota Internet

Untuk menunjang pembelajaran secara daring, Kemendikbud pun berupaya untuk memberikan bantuan kepada siswa, mahasiswa, guru dan dosen berupa pulsa dan kuota perbulan. Kebijakan tersebut diharapkan dapat mengurangi beban kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi virus Corona.

Selain memberikan bantuan pulsa pada mahasiswa di daerah 3T, Kemendikbud juga memberikan perangkat pembelajaran berupa tablet.

4. Pelatihan dan Modul Pembelajaran

Sehubungan dengan bantuan perangkat keras, Ditjen Dikti juga menyiapkan kemampuan tenaga pengajar serta kapasitas dosen untuk melaksanakan daring. Untuk menyiapkan pembelajaran secara daring tahun akademik 2020/2021 lebih baik, terdapat pelatihan serta modul pembelajaran yang dapat diikuti.

Dilansir dari indonesia.go.id, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam juga menjelaskan jika selama libur semester terdapat pelatihan yang diikuti sekitar 100.000 dosen dan mahasiswa untuk mempersiapkan pembelajaran daring yang akan datang agar dapat berjalan lebih baik.

10 Perbedaan Ketika Kembali Mengajar di Kelas Tatap Muka Saat Pandemi
Siswa diimbau untuk sudah mendapatkan sosialisasi pola new normal sebelum memasuki sekolah supaya dapat mencegah penyebaran virus corona yang terjadi di Indonesia. Begitu juga yang dirasakan para guru ketika kembali mengajar di kelas saat pandemi. Mereka harus tetap menerapkan social distancing.

5. Penguatan Infrastruktur Seluler

Untuk menjaga kualitas pendidikan di tengah pandemi covid-19, peserta didik dan pengajar harus siap mengikuti perubahan baru atau masa transisi dari pembelajaran tatap muka pembelajaran daring. Dalam hal ini Kementerian pun memberikan dukungan PJJ dengan menguatkan infrastruktur seluler dan internet untuk pembelajaran daring yang diharapkan dapat dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka. Mengingat, pembelajaran tatap muka sangat penting bagi pelajar dan mahasiswa untuk menguatkan karakter serta menggulirkan transformasi kultural, khususnya mereka yang berada di daerah pinggiran.

Usut punya usut dukungan Kemendikbud dan Kemenkominfo untuk meningkatkan pembelajaran secara daring di sekolah daerah 3T sudah ditanggapi serius dari Kementerian Keuangan.

Pada diskusi daring yang seperti diberitakan oleh indonesia.go.id, Direktur Utama BAKTI Anang Achmad Latif dan Kementerian kominfo memiliki target untuk memudahkan akses layanan internet guna mendukung pembelajaran jarak jauh secara online, adapun targetnya yaitu dengan menyelesaikan pembangunan layanan 4G di 12.548 desa. Ia juga menegaskan jika targetnya yaitu seluruh desa tersebut bisa menjangkau layanan 4G  di akhir tahun 2022.

Harapannya, upaya pembangunan layanan 4G tersebut dapat  mempercepat akses siswa di sekolah atau di pesantren (khususnya yang berada di daerah pinggiran) untuk mengikuti pembelajaran secara daring dengan baik. Selain itu, pemerintah juga mengupayakan penyiapan wi-fi di seluruh layanan publik (sekitar 150 ribu titik di wilayah Indonesia) yang tepat digunakan secara gratis.

Apa Saja Bantuan Pemerintah untuk Guru di Masa Pandemi
Pandemi Corona yang disebabkan oleh virus COVID-19 sejak awal tahun 2020, telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat Indonesia

Itulah beberapa penjelasan mengenai pembelajaran masa pandemi di sekolah daerah 3T, mulai dari kendala yang harus dihadapi serta bantuan atau dukungan yang diberikan oleh Kemendikbud. Harapannya semoga setiap daerah di Indonesia bisa mendapatkan pendidikan dengan baik, layak dan mudah, serta tidak ada ketimpangan antara satu daerah dengan daerah lainnya.

‌‌

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.