5 Alasan Homeschooling Semakin Diminati di Masa Pandemi
Terus melonjaknya angka kasus pasien positif COVID-19 menuntut Kemendikbud untuk mengeluarkan surat perintah agar sekolah melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di tahun ajaran baru. Program mendesak ini masih belum bisa dipastikan akan berlangsung seberapa lama. Orang tua harus meluangkan waktu lebih ekstra untuk mendampingi anak-anaknya sekolah daring.
Kondisi belajar seperti saat ini membuat masyarakat mulai melirik sistem homeschooling atau sekolah rumah. Pasalnya, PJJ menerapkan proses pembeajaran hampir mirip dengan homeschooling. Bedanya terletak pada konsep homeschooling yang sangat matang dan sudah berlangsung lama, sedangkan PJJ masih banyak kekurangan karena sistemnya yang dadakan. Belajar secara mandiri dengan kapasitas murid yang terbatas terbukti sangat efektif pada pertumbuhan dan kecerdasan anak. Oleh karena itu ada beberapa alasan yang menjadi pemicu orang tua untuk melakukan homeschooling di masa pandemi.
1. Menghindari Kerumunan
Sistem belajar homeschooling sangat ramah dengan situasi saat ini yang mengharuskan untuk tidak berada di kerumunan. Hal ini tentu sesuai dengan protokol kesehatan dalam mencegah tertularnya virus COVID-19. Jumlah siswa yang terbatas tidak hanya membuat fokus guru lebih maksimal pada perkembangan siswa. Namun di masa pandemi ini kecemasan orang tua menjadi berkurang akan resiko penularan virus.
Apalagi setelah new normal diberlakukan, pertemuan-pertemuan secara terbatas diizinkan oleh pemerintah dengan syarat tetap melakukan protokol kesehatan. Dengan begitu jenis homeschooling majemuk memungkinkan untuk dijalani. Siswa dapat memenuhi hak pendidikannya dengan lebih maksimal. Kenyataan tersebut membuat keinginan sebagian orang tua yang telah mengetahui perihal homeschooling untuk mengupayakan anak lebih puas dalam belajar. Sistem sekolah rumah tersebut dapat menjadi alternatifnya selama kondisi darurat ini.
2. Orang Tua Semakin Melek Teknologi
Sejak pemerintah mengeluarkan peraturan School From Home (SFH) di masa wabah virus Corona membuat banyak orang tua kelimpungan. Keharusan untuk bisa mengoperasikan gadget menjadi kekwatiran tersendiri. Situasi itu terus berlanjut hingga dimulainya tahun ajaran baru dengan program PJJ. Namun semakin hari mereka akhirnya memang harus beradaptasi dengan perubahan sistem offline menjadi online. Kini orang tua yang sudah mulai mengenal dan merasa nyaman menggunakan teknologi semakin open minded pada kelas daring. Hal ini tentu memicu sebagian rasa keingintahuan mereka pada sistem belajar daring secara lebih mendalam.
Kaitannya dengan homeschooling, tingkat pengetahuan orang tua akan kelas daring menjadi daya tarik memilih homeschooling untuk anak. Pasalnya belajar secara mandiri ini memang banyak memanfaatkan internet sebagai sumber utama dalam menjalani pembelajaran. Terlebih bagi yang menerapkan homeschooling tunggal. Mereka menjadi tahu betapa bermanfaatnya internet untuk kemajuan daya berpikir dan skill anak dengan mengikuti kelas online secara bijak.
3. Orang Tua Menyadari Pentingnya Pembelajaran Intensif
Aktifitas yang lebih banyak dilakukan di rumah selama pandemi juga membawa banyak manfaat. Salah satunya adalah semakin dekatnya orang tua dengan anak. Sesuatu yang mengejutkan pun banyak terjadi ketika orang tua baru mengetahui kelemahan-kelemahan anaknya dalam pelajaran tertentu. Ditambah lagi harus mengikuti pembelajaran jarak jauh yang semakin mengurangi intensitas pemahamannya. Mereka menjadi sadar bahwa proses belajar di sekolah akan menjadi sebuah kesulitan bagi anaknya jika ia termasuk dalam list anak yang lemah daya tangkapnya. Waktu dan perhatian gurunya di kelas terbagi ke banyak siswa, bahkan ada yang melebihi 30 orang dalam satu kelas.
Dengan demikian homeschooling menawarkan solusi dari permasalahan tersebut. Meskipun harus mengeluarkan biaya yang lebih besar, orang tua akan memilihnya agar anak bisa belajar lebih intensif. Mata pelajaran yang tidak dikuasainya pun tidak menjadi beban yang berat saat ia belajar karena hanya akan fokus pada pelajaran yang ia minati. Apakah Anda juga mengupayakan hal yang sama?
4. Homeschooling menjadi Pelengkap PJJ
Pelaksanaan PJJ yang masih penuh pro kontra dikarenakan kurang siapnya kurikulum yang dirancang menyebabkan orang tua was was. Selama tidak belajar secara langsung di sekolah, tentu banyak hal yang dilewatkan oleh para siswa. Wali murid pun merasa bingung bagaimana menjalani masa-masa sulit ini. Meskipun sekolah tetap berjalan dari rumah masing-masing, namun hasilnya tidak akan seoptimal pada normalnya. Ditambah lagi jika orang tua memiliki kesibukan yang padat sehingga sulit mendampingi anaknya yang belajar di rumah.
Kondisi tersebut memungkinkan mereka untuk mulai melangkah pada sistem belajar homeschooling. Walaupun tidak sepenuhnya mengganti sekolah formal pada non formal, namun homeschooling dijadikan sebagai sarana tambahan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan PJJ. Bagi mereka yang tidak punya cukup banyak budget, sekolah non formal ini hanya dilakukan selama masa pandemi dengan durasi waktu yang lebih sedikit. Hal itu dilakukan tidak lain agar anak mendapat asupan pengetahuan lebih banyak dari teman-temannya yang lain.
5. Fleksibilitas Waktu dan Mata Pelajaran Pilihan
Kelebihan yang paling menonjol dari homeschooling memanglah berada pada fleksibilitas waktu belajar. Poin ini menarik perhatian sebagian orang tua yang mementingkan kualitas belajar dibandingkan kuantitasnya. Begitu pun dengan mereka yang peduli pada perkembangan skill yang dimiliki anak, homeschooling menjadi pilihan yang sangat tepat.
PJJ yang diberlakukan menjadikan para siswa dan walinya terbiasa untuk mengakses kelas daring. Hal itu semakin membuka cakrawala mereka bahwa belajar tidak harus di sekolah. Bagi anak yang tidak suka pada peraturan ketat dalam belajar, maka homeschooling akan sangat cocok dengannya. Begitu pun jika ia adalah tipe anak yang mudah terganggu dengan keramaian, maka orang tua sebaiknya mengarahkan anak pada metode belajar yang lebih kondusif. Maka tidak heran jikalau selama pandemi banyak orang tua yang mulai berpikir beralih dari sekolah konvensional ke homeschooling setelah mengetahui perkembangan anak secara lebih detail.
Kekurangan serta kelemahan yang terdapat pada sekolah formal tidak menjadikan pendidikan di Indonesia lantas buruk. Selama ada kontribusi dari kita semua untuk membenahinya, maka optimisme untuk terus berkembang dan maju akan berlanjut.
Lima alasan yang telah diuraikan di atas hanyalah sebagian pandangan secara general mengenai daya tarik sekolah mandiri yang memungkinkan terjadi. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya homeschooling juga menjadi bagian upaya meningkatkan kualitas sumber daya Negara kita dan keberadaannya pun legal. Lalu bagaimana pendapat Anda mengenai sistem homeschooling? Apakah ada alasan lain yang membuat Anda tertarik menggunakan metode belajar ini kepada anak di masa pandemi?