5 Alasan Guru Harus Meng-upgrade Diri dalam Mengajar
Saat masih kecil, ada banyak hal yang tidak kita ketahui. Kita tidak memiliki kemampuan apa pun. Kemudian, orang tua menjadi sosok yang mengajari kita banyak hal. Mulai dari cara makan, minum, berbicara, membaca, berhitung, dan lain sebagainya. Orang tua mengajari kita keterampilan dasar untuk bertahan hidup.
Selanjutnya, kita pun memasuki usia sekolah. Orang tua kita mulai menitipkan anaknya kepada pihak sekolah untuk diajarkan ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. Di sekolah, kita bertemu dengan orang-orang yang sebaya dengan kita dan kemudian menjadi teman sekelas kita. Di kelas, kita akan bertemu dengan sosok yang berperan layaknya orang tua kita – orang yang akan mengajari kita banyak pelajaran. Orang itu adalah guru.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi guru yaitu seseorang yang memiliki pekerjaan atau mata pencaharian atau profesi mengajar. Sedangkan menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
5 Alasan Guru Harus Meng-upgrade Diri dalam Mengajar
Guru biasanya memiliki kemampuan mengajar dan ilmu pengetahuan yang mungkin lebih banyak daripada orang tua siswa. Walaupun demikian, guru juga perlu meningkatkan atau meng-upgrade kualitas dirinya dalam mengajar.
Hmm, kira-kira apa ya alasannya? Bukannya guru sudah pintar? Berikut alasan mengapa guru harus meng-upgrade diri dalam mengajar.
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang maju dan pesat
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami kemajuan yang sangat cepat dalam satu dekade terakhir. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya tipe gawai pintar, berbagai jenis aplikasi ponsel, terciptanya vaksin bermacam penyakit, hingga lowongan pekerjaan masa kini yang dulu sama sekali tidak terpikir akan menjadi bidang ilmu yang menghasilkan uang.
Keberadaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berkaitan dengan pendidikan di sebuah negara. Selain meringankan tugas guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di kelas, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dapat menjadi penolong kala kita mengalami situasi genting.
Sebagai contoh, gawai pintar dan jaringan internet menjadi pahlawan pendidikan di saat pandemi Covid-19 menjangkit Indonesia. Jika guru tidak bisa mengoperasikan laptop, ponsel, atau pun tidak bisa menghubungkan internet, sudah pasti ia tidak dapat memaksimalkan kegiatan mengajar yang ia lakukan. Sudah sepatutnya guru sebagai pendidik harus mampu mengikuti perkembangan zaman dalam menyikapi permasalahan ini. Dengan demikian, target yang diciptakan selama proses belajar online dapat tercapai.
2. Guru adalah tokoh utama penentu kualitas pendidikan
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia atau instansi lain bisa saja mengubah kurikulum, merumuskan peraturan baru, atau bahkan mengganti menteri dengan seseorang yang dianggap lebih kredibel ketika sebuah sistem pendidikan dinilai gagal. Tetapi, perlu diingat bahwa kualitas pendidikan berbanding lurus dengan kualitas guru.
Banyak tokoh pendidikan telah bersepakat mengatakan bahwa sebaik apapun sistem, kurikulum, dan sarana–prasarana pendidikan, hal-hal seperti itu tidak akan ada artinya tanpa didukung oleh guru yang berkualitas dan berkarakter baik.
3. Kualitas siswa berbanding lurus dengan kualitas guru
Percaya atau tidak, siswa akan memiliki kemungkinan untuk mendapat kesempatan menjadi siswa berprestasi jika berada di tangan guru yang tepat.
Anda pasti masih ingat tentang kisah Prof. Yohanes Surya. PhD. Ia adalah seorang master guru yang viral karena berhasil mengubah anak-anak yang kurang berprestasi di Papua menjadi juara matematika tingkat nasional dan mampu membuat robot. Beliau mengatakan bahwa sejatinya tidak ada anak yang bodoh, melainkan mereka hanya tidak mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang benar.
Tak hanya pembuktian Pak Yohanes saja. Sebuah studi dari World Bank pada tahun 2017 menunjukkan bahwa kualitas pendidik sangatlah penting dalam meningkatkan pembelajaran siswa. Hal ini berdasarkan skor evaluasi siswa yang mendapatkan hasil lebih tinggi 1,7 persen dari siswa lain pada evaluasi post-test, ternyata diajari oleh guru dengan skor evaluasi yang lebih tinggi 10 persen dari guru lainnya.
4. Hanya guru yang berkualitas tinggi yang akan bertahan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat akan menciptakan proses seleksi bagi para pekerja. Proses seleksi tersebut akan berjalan dengan sendirinya. Jika kita memosisikan diri sebagai pihak penyedia pekerjaan, sudah pasti kita akan memilih seseorang yang memiliki kemampuan lebih tinggi di antara banyaknya kandidat yang mendaftar pekerjaan.
Begitu pula dengan profesi guru. Standar kemampuan guru pada satu dekade yang lalu tentu tidak sama dengan standar masa kini yang ditetapkan Kemendikbudristek Indonesia. Bahkan, di tahun 2020 Kemendikbudristek Indonesia juga melakukan pembaruan model kompetensi guru. Pembaruan yang dilakukan adalah pengembangan lebih lanjut dari empat kompetensi yang sudah ada yang disusun secara berjenjang dan bertahap agar mudah dipahami oleh guru.
Pembaruan-pembaruan sangat pasti hadir mewarnai dunia pendidikan. Hadirnya pembaruan tersebut bertujuan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas pedidikan yang terus berkembang di tingkat regional maupun global. Adanya pembaruan-pembaruan akhirnya membuat guru, mau tidak mau, harus berbenah diri.
Guru harus meningkatkan atau meng-upgrade kemampuan dirinya, terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Jika tidak, maka Anda harus bersiap-siap tergantikan dengan guru lain yang ingin meng-upgrade dirinya. Tetapi, sejatinya seorang guru dapat memosisikan diri sebagai guru pembelajar, di mana ia akan selalu berusaha meningkatkan kapasitas dirinya agar kemampuan yang ia miliki semakin terasah dan terus bertambah.
5. Guru mewariskan nilai-nilai dan norma masyarakat kepada siswa
Seorang guru tidak hanya bertanggungjawab dalam bidang pendidikan ilmu pengetahuan saja. Ia juga mengemban tanggungjawab sebagai pendidik yang mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi muda sehingga terjadi proses pelestarian dan penerusan nilai.
Pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi mungkin dapat digantikan oleh alat-alat teknologi modern, tetapi peran sebagai seseorang yang mengajarkan nilai dan norma bermasyarakat kepada siswa tidak akan bisa tergantikan oleh teknologi sampai kapan pun. Pewarisan nilai dan norma bermasyarakat memerlukan unsur-unsur manusiawi seperti sikap, perasaan, kebiasaan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, guru juga perlu mempelajari lebih lanjut mengenai nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat kita. Sehingga, proses peningkatan kualitas diri tidak hanya berkaitan dengan kemampuan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan saja.
Demikian artikel mengenai alasan mengapa guru harus meng-upgrade diri dalam mengajar. Ikuti blog.kejarcita.id untuk mendapatkan kumpulan artikel seputar pendidikan jarak jauh, usaha sosial dan inovasi teknologi.