Tips Menjaga Hubungan Guru, Siswa, dan Orangtua di Masa PJJ
Indonesia masih dilanda gelombang Covid-19 yang sangat tinggi di tahun 2021. Wacana pembelajaran tatap muka yang sebelumnya digaungkan untuk dilaksanakan pada bulan Juli 2021 terpaksa kembali dibatalkan. Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Indonesia sudah beberapa kali merencanakan pembelajaran tatap muka yang sebelumnya digantikan oleh kelas online selama pandemi berlangsung. Kini siswa, orangtua siswa, dan pihak sekolah harus kembali mengubur angan dalam menjalankan roda pendidikan di gedung sekolah seperti sedia kala.
Sudah lebih dari satu tahun seluruh instrumen pendidikan harus berjibaku dengan mode pembelajaran jarak jauh. Hal ini terpaksa dilakukan agar anak-anak Indonesia yang akan menjadi masa depan bangsa tetap mendapatkan hak pendidikan yang layak. Penyebaran virus Corona yang sangat masif di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia, tentu menjadi ancaman kesehatan yang mematikan bagi generasi muda jika dipaksa untuk tetap hadir di gedung sekolah. Maka, kelas online adalah solusi terbaik pada situasi kritis ini.
Kelas online bukan sepenuhnya hal baru di era modern seperti sekarang. Siswa telah mengenal gawai pintar dan mungkin bisa lebih pandai dalam penggunaannya dibandingkan orangtua mereka. Tetapi, kelas online akan menjadi satu hal baru jika kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus dalam kurun waktu yang lama. Dengan demikian, seluruh instrumen pendidikan seperti guru, siswa, dan orangtua harus mampu beradaptasi secara cepat agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai harapan.
Tips Pembelajaran Jarak Jauh dari Rumah
Sejatinya, ada 4 tips agar pembelajaran jarak jauh seperti kelas online dapat dilakukan secara efektif. Apa saja ya kira-kira?
1. Siapkan teknologi yang dibutuhkan
Siswa, orangtua siswa, maupun guru harus memahami peralatan apa saja yang sekiranya dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau kelas online. Tak dapat dipungkiri bahwa beberapa sekolah di Indonesia belum memiliki layanan kelas online buatan sendiri. Oleh karena itu, platform belajar online dapat menjadi alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Platform belajar online membutuhkan peralatan teknologi seperti komputer atau laptop, ponsel atau tablet, serta jaringan internet yang stabil.
2. Pengaturan manajemen waktu yang baik
Ada perbedaan yang cukup signifikan ketika belajar di dalam kelas dan belajar dari rumah secara online. Kunci dari pembelajaran jarak jauh ialah pengaturan manajemen waktu yang baik. Orangtua siswa dapat mengarahkan si kecil agar fokus mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Saat belajar online, biasanya siswa diberikan latihan soal sebagai pengganti tugas tatap muka yang biasa dikerjakan di kelas dan dikumpulkan dalam tenggat waktu tertentu. Bagi siswa yang belum terbiasa belajar mandiri, mereka akan kesulitan untuk mengerjakan tugas di awal waktu. Alhasil, tugas tersebut diselesaikan di menit-menit terakhir batas waktu pengumpulan tugas. Oleh karena itu, siswa perlu membiasakan diri untuk belajar dan berlatih mengerjakan tugas di awal waktu dalam pelaksanaan belajar online.
3. Tetap fokus dan belajar dengan serius
Menurut Psychology Today, hilangnya fokus merupakan kesalahan yang sering dilakukan siswa ketika melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Ketika di ruang kelas di gedung sekolah, siswa dipantau secara langsung oleh guru sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan khidmat. Tetapi, lain cerita jika pembelajaran dilakukan dari rumah seperti yang selama ini dilakukan. Pasti banyak sekali distraksi yang dapat mengganggu proses pembelajaran.
Godaan seperti bermain gadget hingga diajak bermain oleh hewan peliharaan sering kali terjadi tanpa direncanakan dan mengganggu konsentrasi belajar. Oleh sebab itulah, siswa perlu melatih fokus dan konsistensi waktu belajar yang ditetapkan. Siswa juga perlu berlatih untuk menghindari segala macam distraksi yang berpotensi mengganggu proses belajar mereka. Orangtua dapat membantu untuk melatih kemampuan tersebut kepada anak dengan cara menyediakan ruang khusus untuk belajar dan menjauhkan anak dari gangguan anggota keluarga lain.
4. Jalin komunikasi yang baik dengan seluruh instrumen pendidikan
Hal terpenting agar target pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dapat tercapai yaitu terjalinnya komunikasi yang baik antar instrumen pendidikan, baik itu siswa, guru, maupun orangtua siswa. Menjalin komunikasi yang intensif menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi mereka yang belum terbiasa melakukan pembelajaran jarak jauh. Siswa, guru, maupun orangtua harus menyesuaikan diri untuk selalu aktif membuka pembicaraan antar sesamanya.
Kelemahan dari pembelajaran jarak jauh yaitu pengajar tidak bisa berdialog secara efektif seperti saat pembelajaran di ruang kelas di gedung sekolah. Di sinilah pentingnya peran orangtua sebagai sosok yang mengontrol perkembangan belajar anak selama di rumah. Walaupun tidak bisa melihat proses belajar siswanya secara langsung, guru dapat bekerja sama dengan orangtua. Selain memaksimalkan output atau hasil PJJ, terjalinnya komunikasi yang baik juga berguna untuk menghindari kesalahpahaman. Jika seluruh instrumen pendidikan telah terbiasa dengan PJJ, mereka akan mendapatkan kebebasan dan fleksibilitas tersendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran yang tidak bisa ditemui pada KBM di ruang kelas.
Tips Menjaga Hubungan Guru, Siswa, dan Orangtua Siswa selama Pandemi
Dari 4 tips pembelajaran jarak jauh yang sudah dijabarkan di atas, terjalinnya komunikasi yang baik antara guru, siswa, maupun orangtua sepertinya menjadi kunci dari keberhasilan PJJ di masa pandemi. PJJ memiliki pola yang berbeda dengan KBM sehingga membutuhkan komunikasi yang intensif antara guru dan orangtua. Terbentuknya alur komunikasi yang positif dan terbuka oleh keduanya dapat meningkatkan kinerja siswa secara signifikan.
PJJ membuat orangtua berkesempatan untuk mendengarkan, melihat, dan menilai proses pembelajaran di kelas secara langsung dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya. Dan ternyata hal ini dapat menciptakan tekanan tersendiri bagi guru. Sehingga proses ini berpeluang menciptakan kesalahpahaman atau ketidakpuasan cara mengajar guru yang muncul dari orangtua siswa.
Untuk mengatasi tekanan tersebut, guru dapat mengubah perspektif tentang orangtua siswa menjadi kawan, bukan musuh yang harus ditakuti. Hal ini dapat tercipta melalui komunikasi yang jelas dan terbuka antara guru dan orangtua. Lalu bagaimana cara menciptakannya? Berikut tips mengoptimalkan hubungan guru, siswa, dan orangtua siswa selama pandemi.
1. Guru menjelaskan orientasi sekolah secara informatif dan terbuka
Sebelum PJJ, sekolah sebaiknya memberi pengarahan kepada orangtua siswa tentang apa yang diharapkan siswa dan orangtua siswa dari mereka. Sekolah harus menjabarkan aturan dan standar secara jelas untuk menghindari kesalahpahaman dan ekspektasi yang hampa. Jika berjalan dengan benar, maka akan terjalin hubungan baik secara aktif antara sekolah dan orangtua dalam memaksimalkan kegiatan belajar mengajar siswa.
2. Sisipkan tugas yang sesuai minat dan bakat siswa
Dalam menjaga hubungan baik dengan siswa yang diampunya, guru dapat menyisipkan tugas yang berkaitan dengan minat dan bakat siswa. Hal ini bertujuan untuk mengatasi rasa bosan pada anak. PJJ dengan materi pelajaran yang penuh akan kurikulum pendidikan formal di setiap harinya akan menimbulkan stres. Jika di sekolah, mereka bisa menyeimbangkannya dengan mengikuti ekstrakurikuler atau bermain bersama teman sekelas kala istirahat. Tetapi, mereka tidak bisa melakukan keduanya ketika di rumah.
Sebagai contoh, guru dapat memberikan tugas berupa video rekaman yang menunjukkan siswa sedang melakukan hobinya di rumah. Ada beragam hobi yang bisa ditampilkan siswa, mulai dari bernyanyi, bermain bola, memasak, dan lainnya. Setelah itu guru dapat mengunggah-nya ke media sosial agar anak merasa bangga dan ia tidak sia-sia mengerjakan tugasnya.
3. Orangtua aktif mengabari perkembangan belajar anak kepada guru
Orangtua menjadi sosok yang krusial ketika pelaksanaan PJJ. Hal ini karena orangtua menggantikan peran guru untuk melakukan dialog aktif kepada anak saat proses pembelajaran. Orangtua mungkin tidak memiliki kapasitas menjadi seorang pengajar seperti guru di sekolah, tetapi hal tersebut bisa disiasati dengan cara menjalin komunikasi aktif kepada guru si anak.
Pandemi membuat kita hanya bisa berkomunikasi melalui gawai pintar. Maka dari itu, orangtua dapat memanfaatkan telepon genggam untuk menelepon atau mengirimkan pesan elektronik kepada guru. Orangtua dapat mengutarakan permasalahan yang hadir selama PJJ dari rumah dan guru dapat membantu untuk memberi solusi atas permasalahan tersebut kepada orangtua. Dengan adanya hubungan timbal balik seperti ini, maka akan terbentuk jalinan komunikasi yang efektif antara guru dan orangtua siswa.
Demikian artikel mengenai tips menjaga hubungan guru, siswa, dan orangtua siswa tetap baik di masa pandemi. Ikuti blog.kejarcita.id untuk mendapatkan kumpulan artikel seputar pendidikan jarak jauh, usaha sosial, dan inovasi teknologi.