Tips Meningkatkan Literasi Siswa selama PJJ

Penguasaan literasi menjadi salah satu indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda serta mencapai kesuksesan. Literasi bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Penanaman dan peningkatan literasi harus dilakukan sejak dini untuk menjadi modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas serta berbudaya.

Namun, berdasarkan hasil survei Programme for International Student Assessment atau PISA, Indonesia berada di peringkat ke 60 dari 61 negara dalam penguasaan literasi. Hal ini menandakan bahwa kemampuan literasi Indonesia masih cukup rendah. Tentu ini menjadi permasalahan sekaligus tantangan yang harus dihadapi. Salah satu cara meningkatkan literasi generasi muda Indonesia yakni melalui pendidikan.

Saat ini pendidikan bukan hanya mentransfer pengetahuan secara eksplisit dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Berdasarkan OECD 2030 Future Education and Skills Project, standar pendidikan adalah kerangka yang menggabungkan pengetahuan dengan keterampilan berpikir kritis, komunikatif, kolaboratif, serta kreatif. Hal ini tidak cukup diperoleh hanya melalui perubahan proses pembelajaran dari konvensional menuju modern atau secara online.

Guru berperan penting untuk beradaptasi dalam transformasi cara belajar mengajar dengan teknologi, agar pembelajaran satu arah yang berorientasi pada hafalan bisa diubah lebih baik dengan mengedepankan keterampilan belajar mandiri dan berkelanjutan.

Dampak Literasi Rendah

Tingkat kemampuan literasi yang rendah berdampak pada sebuah negara di mana dalam laporan UNESCO yang berjudul “The Social and Economic Impact of Illiteracy” tahun 2010 silam menyatakan jika kemampuan literasi rendah dapat menghilangkan serta menurunkan produktivitas, tingginya beban biaya kesehatan, kehilangan proses pendidikan yang baik, bahkan menimbulkan tingginya kecelakaan kerja serta prevalensi sakit akibat pekerjaan.

Kemampuan literasi yang rendah berdampak pada tingginya angka putus sekolah, pengangguran, dan rendahnya kepercayaan diri. Seseorang yang tingkat literasinya rendah sulit untuk mandiri dan biasanya bergantung secara ekonomi pada keluarga maupun kerabat. Akibatnya, terjadilah kemiskinan serta kesenjangan dalam kehidupan sosial.

Tentu diperlukan upaya memperbaiki tingkat literasi di Indonesia untuk menurunkan angka kemiskinan serta kesenjangan berkepanjangan. Kemampuan literasi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas seseorang, meningkatkan kepercayaan diri, mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik dan profesional.

8 Tips Mudah Meningkatkan Literasi Anak di Kelas
Literasi selalu bersinggungan dengan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam berbahasa. Ini tips meningkatkan literasi

Tips Meningkatkan Literasi Siswa selama PJJ

Melaksanakan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh memang tidak mudah, ada beberapa kendala yang sering dialami oleh guru maupun siswa, mulai dari perangkat pembelajaran yang terbatas, tidak ada kuota internet jaringan internet yang kurang stabil, pembelajaran tidak interaktif, dan lainnya. Namun, di sisi lain kegiatan pembelajaran diusahakan harus berjalan efektif. Guru juga diusahakan untuk bisa meningkatkan kemampuan literasi siswa. Adapun berikut beberapa tips meningkatkan literasi siswa selama PJJ.

1. Membaca Buku 10 Menit Sebelum Mulai Pembelajaran

Untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa saat Pembelajaran Jarak Jauh, guru bisa menerapkan aturan membaca buku selama 10 menit sebelum memulai pembelajaran. Pasalnya, dengan diterapkan kegiatan pembelajaran dari rumah bukan berarti siswa dibebaskan dari kegiatan membaca, tetapi membiasakan siswa untuk membaca buku secara mandiri di rumah.

Guru bisa meminta siswa untuk membaca buku terkait materi pelajaran yang akan dipelajari sebelum memberikan link zoom/meet KBM online. Untuk memastikan siswa benar-benar membaca, guru bisa memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak terkait materi pembahasan.

Dengan menerapkan peraturan ini siswa akan terbiasa membaca dan belajar secara mandiri. Jika sudah terbiasa membaca 10 menit, tak menutup kemungkinan mereka akan ketagihan dan jadi rajin membaca.

2. Target 1 Bulan 1 Buku

Selain kegiatan membaca buku selama 10 menit sebelum kegiatan pembelajaran, guru juga bisa menerapkan aturan target membaca siswa minimal 1 buku dalam 1 bulan. Agar tidak menjadi beban bagi siswa dan siswa juga bisa membaca buku dengan santai, guru bisa memberikan kebebasan pada siswa untuk membaca buku kesukaan mereka, baik itu buku novel, cerpen, motivasi dan inspirasi, buku sejarah, dan lainnya.

Guru juga membebaskan siswa untuk memilih waktu kegiatan membacanya sendiri, bisa di pagi, siang, sore ataupun malam hari. Yang terpenting siswa dapat menyelesaikan 1 buku tidak lewat dari 1 bulan.

Untuk melaksanakan kegiatan literasi ini tentu dibutuhkan dukungan dan fasilitas yang baik, seperti ketersediaan buku bacaan sekolah. Jika tidak, maka siswa bisa terbebani untuk membeli buku setiap bulannya, kecuali memang siswa menginginkannya. Pihak sekolah dapat melengkapi buku bacaan di perpustakaan agar lebih beragam dan siswa tidak merasa bosan membaca buku yang sama.

Terdapat tiga cara siswa mendapatkan buku bacaan: pertama, siswa bisa menggunakan buku bacaan yang tersedia di rumah, termasuk koran dan majalah; kedua, siswa bisa membaca buku milik keluarga atau kerabat terdekat; ketiga, siswa bisa meminjam buku di perpustakaan sekolah.

3. Membaca Melalui Media Digital

Di zaman teknologi yang semakin canggih ini, semua hal bisa dilakukan dengan mudah dan praktis hanya melalui satu genggaman. Bukan hanya kegiatan pembelajaran saja yang bisa dilakukan secara online, bahkan kegiatan membaca pun bisa melalui media digital.

Selain mewajibkan dan membiasakan siswa membaca buku, guru juga bisa meminta siswa untuk membaca informasi bermanfaat yang didapatkan dari platform digital untuk pembelajaran. Sehingga, siswa bisa memanfaatkan penggunaan smartphone dan kuota internet untuk hal yang lebih baik dan dapat menambah pengetahuan.

Pasalnya ada banyak platform digital yang bisa dijadikan referensi untuk bacaan siswa, salah satunya blog.kejarcita.id.

Literasi digital sendiri sangat penting dimiliki siswa, ini adalah pengetahuan dan kecakapan dalam penggunaan serta pemanfaatan media digital seperti jaringan internet, alat komunikasi, dan lainnya. Kecakapan literasi digital mencakup kemampuan dalam menemukan, mengerjakan, evaluasi, memakai, membuat dan memanfaatkan media digital dengan bijak, cerdas dan tepat kegunaan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya.

8 Tips Mudah Mengajarkan Siswa Literasi Digital
Literasi Digital adalah kemampuan dalam memanfaatkan teknologi. Literasi digital ini sangat penting diajarkan kepada siswa di sekolah.

4. Meresensi Buku

Resensi memiliki arti memeriksa, mencermati, dan meninjau kembali suatu objek. Resensi buku artinya mengamati bacaan dalam buku tersebut, mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Cara meresensi buku yaitu mengenali buku yang akan diresensi, lalu dibaca dengan cermat dan teliti serta ditandai bagian-bagian buku yang harus diperhatikan secara khusus, membuat sinopsis buku yang akan diresensi serta mendiskusikan isi buku.

Meresensi buku bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan literasi siswa selama PJJ. Siswa dapat meresensi buku dari target bulanan buku yang mereka baca.

5. Apresiasi Belajar Siswa dengan Buku

Dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu memberikan apresiasi pada siswa atas usaha yang mereka lakukan. Apresiasi bisa dalam berbagai bentuk, ada yang memberikan ucapan selamat ataupun memberikan hadiah.

Untuk meningkatkan semangat belajar dan kemampuan literasi siswa, Guru bisa mengapresiasi siswa dengan memberikannya buku, khususnya bagi siswa yang rajin mengikuti kelas online, rajin mengerjakan tugas dengan tepat waktu dan memperhatikan pembelajaran dengan baik.

Itulah beberapa hal mengenai kemampuan literasi beserta cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa selama PJJ. Semoga bermanfaat.