Tips Menghadapi Orang Tua yang Menganggap Siswa Harus Mengikuti Kegiatan Orang Tua
Sebagai pengganti orang tua di sekolah, guru berkewajiban mendidik, melatih serta mempersiapkan karakter anak sesuai dengan kurikulum saat ini, kurikulum merdeka belajar. Artinya segala bentuk pengajaran kita berpusat pada anak.
Terlebih anak yang butuh kasih sayang lebih atau anak yang perlu perhatian khusus dari kita. Namun, terkadang orang tua justru memanfaatkan anak karena kondisi keluarganya. Ada beberapa anak diminta untuk membantu mereka bekerja di toko atau membantu pengantaran pesanan makanan ke konsumen dengan dalih bahwa anak berkewajiban membantu orang tua, tidak masalah tidak sekolah sehari atau dua hari, toh yang terpenting uang sekolah tetap dibayar tiap bulannya.
Sebut saja A. Si A sangat bersemangat ketika mengikuti pelajaran di sekolah. Namun terkadang, ada hari-hari yang memang anak tersebut diwajibkan untuk tidak ke sekolah karena alasan mengikuti kegiatan orang tuanya. Misalnya, saat di rumah sedang mengadakan acara keluarga, seperti pernikahan atau syukuran lainnya.
Nah, saat itu orang tua tidak mau menutup tokonya dengan alasan bisa merugi. Sementara mereka juga tidak mau mencari pekerja tambahan dengan alasan tidak memercayai orang lain kecuali anak sendiri. Si ibu sendiri sibuk mempersiapkan makanan dan lain sebagainya, begitu juga dengan si Ayah terlalu sibuk mengatur semuanya.
Hal ini bisa merugikan anak, sebab satu hari saja tidak mengikuti pelajaran, maka dia akan tertinggal beberapa materi pelajaran. Belum lagi tugas-tugas yang diberikan. Begitu juga dengan guru, yang merasa dirugikan karena harus mengulang penjelasannya pada anak yang tidak mengikuti pelajarannya. Otomatis, si anak bertanya tentang tugas yang diberikan guru meskipun dia mendapat penjelasan dari teman-temannya.
Oleh karena itulah, diperlukan beberapa upaya yang harus dilakukan seorang guru terhadap orang tua, yang mengatasnamakan anak sebagai kewajiban membantu orang tua. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan guru terhadap orangtua yang menganggap tidak apa-apa jika anak tidak sekolah, di antaranya adalah:
1. Bicarakan Baik-baik
Menjalin hubungan baik dengan orang tua memang tidak mudah. Seringkali orang tua berbeda pendapat dengan kita sebagai guru. Justru sebagai guru, jangan sampai menjauhi orang tua, meskipun rasanya tentu akan sulit karena orang tua pasti tidak akan terima dengan pernyataan kita. Posisikan diri kita sebagai orang tua bahwa kita sangat memahami bagaimana kondisi mereka.
Bisa jadi, mereka (orang tua) mungkin sedang stres atau merasakan kekecewaan yang mendalam sehingga akhirnya menjadikan anak sebagai pelampiasan.
2. Menjelaskan pada Orang Tua Bahwa Kemampuan Eksplorasi Anak Berkurang Jika Terlalu Sering Tidak Sekolah
Cara belajar anak sejak kecil adalah lewat eksplorasi. Jika terlalu sering tidak masuk sekolah, maka kemampuan anak untuk belajar jadi berkurang, sehingga akan berdampak buruk nantinya. Anak akan ketinggalan pelajaran, dan bisa mempengaruhi anak menjadi malas ke sekolah. Ini karena anak menjadi terbiasa untuk tidak sekolah, dengan alasan membantu orang tua bekerja.
Ini sering terjadi di daerah-daerah pelosok, di mana anak-anak akan bolos dari sekolah dengan alasan membantu orang tua yang sedang panen. Hal ini nantinya akan berdampak buruk bagi orang tua itu sendiri, yang akan kesulitan mengatur anak di masa depan.
3. Anak Menjadi Malas Sekolah
Beri penjelasan pada orang tua bahwa jika anak terbiasa tidak hadir ke sekolah, lama kelamaan ia akan malas dan merasa nyaman mengikuti kegiatan orang tuanya. Anak akan jauh dari dunia pendidikan, mereka cenderung menerapkan hal yang sama nantinya jika posisi mereka menjadi orang tua. Hal ini akan berdampak buruk bagi karakter bangsa kita sendiri. Anak akan semakin bebas dengan dunianya sendiri.
4. Memberitahu Orang Tua tentang Perkembangan Anaknya
Orang tua akan merasa senang jika seorang guru memberi perhatian lebih pada anaknya. Mereka akan merasa bahwa sang anak diperlakukan layaknya saudara kandung sendiri. jadi, tidak menutup kemungkinan orang tua juga dekat dengan guru yang mengajar anaknya di sekolah. Mereka (orang tua) akan merasa nyaman dan tenang ketika anak mereka berada di sekolah, terlebih pada guru yang sangat bertanggungjawab terhadap anak didiknya.
5. Memberikan Pujian pada Orang Tua
Berikan pujian pada orang tua bahwa mereka sangat baik mendidik anaknya sehingga menjadi seorang siswa yang berkarakter baik, patuh pada orang tua, menghormati guru serta menyayangi teman-temannya. Tidak pernah berbuat buruk bahkan suka menolong. Hal ini tentu tercermin atas didikan orang tua yang luar biasa pada anaknya.
Orang tua akan lebih memperhatikan anaknya dan mudah-mudahan saja apa yang kita katakan menjadi motivasi bagi orang tua agar lebih memperhatikan anaknya. Berkatalah dengan jujur dan bukan mengada-ngada.
6. Bersikap Tegas
Sebagai seorang guru tentunya kita harus bersikap tegas terhadap orang tua yang mendoktrin anak, karena kewajiban kita adalah menjadikan masa depan yang cerah bagi mereka, meskipun ini tidaklah mudah. Banyak orang mengatakan mengajar itu tidak sulit, namun mengajar hingga menjadikannya benar-benar belajar itu tidak mudah. Sebagai guru, kita harus bersikap tegas terhadap orang tua yang tidak menganggap pendidikan dengan serius.
Dengan memberikan pengertian kepada orang tua, diharapkan mereka mengerti bagaimana seandainya anak jauh dari pendidikan. Pengaruh lingkungan dan dunia luar akan membuat anak menjadi sulit untuk didekati. Pada akhirnya anak tidak menghormati mereka sebagai orang tua.
Nah, jangan takut untuk terus-menerus memberikan pengertian, karena ini merupakan salah satu kewajiban kita sebagai seorang guru. Terkadang guru perlu bersikap tegas kepada orang tua, tanpa melibatkan emosi.
7. Buat Kesepakatan Bersama
Hal yang terakhir yang harus kita lakukan adalah buat kesepakatan dengan orang tua, sehingga tidak ada kesalahpahaman lagi. Adanya hubungan kerja sama yang baik tentu menghasilkan keputusan yang baik pula. Wajar saja jika kita sebagai seorang guru membutuhkan persetujuan orang tua demi mewujudkan keinginan kita. Berikan pemahaman bahwa anak juga berhak memutuskan sesuatu yang terbaik untuk dirinya sendiri terlebih masa usia sekolah.
Sampaikan pelan-pelan bahwa kita sama-sama membutuhkan masukan terbaik dari orang tua, bukan aturan saklek yang tak terbantahkan, ini semua demi anak mereka yang juga anak bangsa sendiri. Saat menghadapi orang tua dengan cara ini, orang tua mungkin akan menolak batasan-batasan yang kita minta. Namun tak perlu berkecil hati. Memberikan batasan dalam hubungan keluarga merupakan hal yang wajar-wajar saja.
Itulah beberapa tips bagaimana menghadapi orang tua yang ingin anaknya mengikuti kegiatan mereka, tanpa mempertimbangkan sekolah itu penting atau tidak. Semoga bisa diterapkan, ya!