Tips Mendidik dan Membimbing Anak Berinternet

parenting 23 Jan 2022

Di era digital ini, penggunaan internet memang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya internet pekerjaan jadi lebih mudah dan praktis. Semakin hari pengguna internet semakin banyak, bahkan generasi muda sekarang sangat melek teknologi dan terus update dengan perkembangan teknologi.

Kita tahu bersama, saat ini anak-anak kita sedang dalam masa melek internet. Apalagi anak-anak Generasi Z (Kelahiran 1995-2010) dan Generasi Alpha (kelahiran 2010 sampai sekarang) yang sudah benar-benar terpapar teknologi.

Berdasarkan data di https://apjii.or.id/survei, diketahui pengguna internet terbanyak adalah mereka yang berada di bawah usia 30 tahun. Bahkan, anak-anak saat ini sulit lepas dari internet. Lantas, bagaimana peran kita sebagai guru atau orang tua dalam membimbing dan mendidik anak etika berinternet?

Mengingat hal ini, komunitas gurucita di Telegram melakukan diskusi mengenai peran guru dan orang tua dalam mengajarkan etika berinternet pada anak.

Maria Theresia Asa, S.S yang merupakan Penanggung Jawab PKHLK Yayasan Karunia Pengembangan Anak mengatakan, "Kita tidak bisa membuat mereka keluar dari perkembangan zaman ini. Kita tidak mungkin memaksa mereka untuk kembali ke dunia kita/zaman kita yang tidak tersentuh dengan internet. Memaksa mereka keluar sama dengan membuat mereka terseret jauh ke belakang. Dunia terus bergerak maju dan kita harus tetap bertahan dan menari di tengah arus globalisasi ini. Apakah Bapak/Ibu berhasil jika meminta anak-anak untuk berhenti berinternet? Atau malah kesal karena anak-anak tidak turut?" Tulisnya (14/01/2022)

7 Tips Berinternet Aman Saat Mengelola Pembelajaran Daring
Siswa dan guru harus tahu tips berinternet aman saat pembelajaran daring, agar kbm efektif dan optimal.

Tentu sangat sulit jika meminta anak-anak untuk berhenti berinternet, apalagi kini internet sudah memegang peran penting dalam kehidupan. Internet memberikan banyak manfaat bagi kita semua, termasuk anak-anak, seperti membantu mereka mendapatkan konten pembelajaran lebih luas dan menarik.

Peran kita sebagai orang tua atau pendidik, bukan untuk memaksa mereka berhenti berinternet fan menghambat kreativitas mereka di era digital, tetapi membimbing dan mendidik anak untuk bisa beretika internet dan memanfaatkan internet sebaik mungkin.

"Karena zaman sekarang internet sudah merupakan kebutuhan Pak, Bu. Hanya saja kita harus bisa mengimbanginya, jangan sampai kita malah ketertinggalan dari siswa ya," kata Azudin, salah satu guru yang bergabung dalam komunitas gurucita.

Lalu apa yang harus dilakukan guru dan orang tua jika Internet adalah dunia anak generasi Z dan generasi Alpha, sedangkan kita tahu, selain internet memiliki manfaat yang besar tapi juga penuh dengan ancaman dan bahaya?

Tips Mendidik Anak dalam Menggunakan Internet yang Aman

Berkaitan dengan hal ini, diperlukan strategi yang tepat dalam mendidik dan membimbing anak menggunakan internet lebih aman. Maria Theresia Asa, kembali memberikan tips atau strategi yang bisa dilakukan guru dan orang tua. "Ada beberapa strategi yang perlu Bapak/Ibu punya dalam mendampingi anak-anak ini (anak-anak yang susah diatur versi ibu-ibu zaman sekarang)," tulisnya. Berikut tipsnya;

1. Tetap tenang

Kita perlu membiarkan anak untuk mengambil risiko yang tepat di dunia yang “tidak aman” ini. Dampingi anak untuk mampu membuat keputusan dan menerima konsekuensinya.

Untuk hadapi anak-anak ini tidak boleh panik, apalagi dikuasai emosi negatif. yang ada malah menimbulkan masalah baru. Anak perlu dibiarkan untuk tahu bahwa segala hal yang dilakukan itu memiliki konsekuensinya, bisa negatif dan juga bisa positif.

2. Beri Pujian yang Akurat dan Spesifik

Strategi yang kedua dalam mendampingi anak-anak ini adalah Beri pujian yang akurat dan spesifik.

Pujilah anak berdasarkan karakter yang dimiliki anak, misal: daripada mengatakan kamu rajin sekali, lebih baik katakan “Ibu kagum dengan kemampuanmu untuk mengatur waktu antara sekolah, bermain games, dan membantu ibu membersihkan halaman”

Ingat, pujian jangan basa basi ya. Langsung pada intinya. Puji proses atau usahanya, bukan pada hasilnya.

3. Beritahu Konsekuensi

Strategi yang ketiga Jelaskan mengenai konsekuensi berinternet atau hasil dari perilaku anak, baik yang bermanfaat atau merugikan. Hal ini akan menjadi bekal gen Z memahami cara kerja dunia.

Anak-anak harus tahu bahwa berinternet itu ada konsekuensinya. Konsekuensi positifnya adalah anak bisa belajar hal baru dan pengetahuannya bertambah. Konsekuensi negatifnya salah satunya bisa jadi korban cyber bullying atau perundungan di dunia maya.

4. Guru dan Orang Tua Jadi Panutan

Anak merasa aman ketika orangtua memberi contoh mengenai konsistensi lewat perilaku, bukan lewat nasihat-nasihat panjang dan sering.

"Ingat Bapak/Ibu, anak-anak itu lebih banyak belajar dari apa yang ia lihat dibandingkan dari apa yang ia dengar. Makanya kita sebagai pendidik atau orangtua perlu menjadi role model. Kita minta anak untuk berhenti bermain internet dan membaca buku, eh kita malah asyik bermain internet di depan anak. ya jangan heran anak juga mau bermain internet dan menganggap mereka tidak diperlakukan dengan adil."

4 strategi di atas boleh dicoba untuk mendidik dan membimbing anak untuk berinternet dengan baik dan aman.

Cara Mudah Menyampaikan Etika Internet Sehat Pada Anak
Sebagai generasi milenial, anak tidak bisa dipisahkan dari teknologi internet. Frekuensi anak terkoneksi dengan internet jauh lebih besar dari itu. Hal ini mesti menjadi perhatian khusus oleh orang tua agar dapat menyampaikan etika internet sehat pada anak dengan cara yang mudah.

Lebih lanjut, Maria Theresia Asa juga membagikan strategi 5C dalam mendampingi anak-anak. Ini membantu orang tua atau guru lebih mudah mendampingi dan mengedukasi anak yang melek internet, yaitu:

1. Communication/Komunikasi

Menjalin komunikasi dengan rasa sayang dan menghargai (bukan interogasi) membahas apa yang dilakukan anak dengan dunia maya-nya (games, sosmed, dan lainnya), bahkan orang tua juga bisa belajar dari mereka.

2. Critical thinking/Berpikir Kritis

Sebelum memutuskan membeli ponsel untuk anak, pikirkan dan diskusikan manfaatnya, tujuan, dan dampak negatifnya, jadi bukan sekedar memenuhi keinginan anak saja.

3. Confidence/Keyakinan Diri

Orang tua harus memiliki keyakinan bahwa Anda bisa mengasuh Gen Z dan Alpha. Keyakinan diri akan menjadi dasar yang kuat bagi orangtua untuk bertindak sekaligus terus belajar.

4. Continued Conversation/Percakapan berkelanjutan

Pembahasan  tentang isu apapun dengan Gen Z merupakan suatu rangkaian komunikasi, bukan menjadi satu hal yang terputus antara satu dengan lainnya.

5. Community/Komunitas

Bergabung secara rutin dalam kelompok tertentu, misal kelas pengasuhan untuk mendukung mental kita untuk menyadari kita tidak sendiri menghadapi permasalahan ataupun pengasuhan terhadap Gen Z.

Itulah beberapa hal mengenai tips mendidik dan membimbing anak berinternet yang bisa Anda ketahui. Semoga bermanfaat.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.