Tips Membuat Koneksi Numerasi Lintas Mata Pelajaran
Mata pelajaran matematika dikenal sebagai salah satu materi yang sulit dipelajari. Seiring perkembangan pengetahuan di dunia pendidikan. Terutama karena semakin dikenalnya asesmen diagnosis untuk mengetahui kemampuan bernalar siswa. Menjadikan matematika bukan satu-satunya materi pelajaran yang perlu dipahami dan dikuasai oleh siswa.
Selama ini materi yang diajarkan pada mata pelajaran matematika masih seringkali melibatkan cara berpikir abstrak. Kegiatan pembelajaran yang lebih berfokus pada pemikiran abstrak berupa angka, menyebabkan siswa kesulitan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, sasaran dalam pembelajaran perlu lebih dikembangkan, guna mendorong siswa dapat berpikir secara aplikatif untuk kegiatan sehari-hari.
Pembelajaran yang mendorong siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis angka disebut dengan numerasi. Kemampuan numerasi ini dianggap penting, karena dapat bermanfaat dalam kehidupan. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita akan menemui berbagai persoalan dan perlu memahami informasi-informasi. Lalu, dalam kehidupan bernegara, informasi yang terus berkembang seputar ekonomi, politik dan lainnya juga tidak dapat dihindari.
Umumnya informasi-informasi yang beredar berupa grafik atau numerik. Maka untuk membantu kita dalam menentukan suatu keputusan, diperlukan kemampuan dalam memahami numerasi. Lebih lanjut dikuatkan oleh Andreas Schleicher dari OECD, kemampuan numerasi yang baik merupakan proteksi terbaik terhadap angka pengangguran, penghasilan yang rendah, dan kesehatan yang buruk. Dapat dipastikan keterampilan numerasi dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan, baik di rumah, di pekerjaan, maupun di masyarakat.
Melihat dari poin yang difokuskan pada tiap kompetensi, bisa dikatakan matematika dan numerasi tidaklah sama. Meskipun berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama (angka), namun terdapat perbedaan dari pemberdayaan pengetahuan dan kompetensi pada keduanya. Kemampuan matematika saja tidak dapat memastikan seseorang juga berkemampuan numerasi.
Numerasi dianggap penting karena merupakan salah satu kecakapan yang dibutuhkan di abad XXI. Sehingga diharapkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan ini bisa meningkatkan kualitas dirinya serta mendukung taraf hidup bangsa yang lebih baik.
Penerapan sekaligus pengenalan terkait numerasi di Indonesia kemudian diawali dengan adanya kebijakan asesmen kompetensi minimum. Latar belakang dari pelaksanaan kebijakan ini juga dikuatkan berdasarkan hasil PISA pada tahun 2018, yang menunjukkan di Indonesia skornya tergolong cukup rendah. Indonesia termasuk negara di posisi 10 besar terakhir, dari 70 negara yang ikut serta dalam pelaksanaan diagnosis PISA tersebut. Tes yang dilakukan PISA melibatkan kemampuan siswa di kalangan usia 15 tahun, mereka diuji dalam kemampuan membaca, matematika dan sains. Tes yang bersifat diagnostik tersebut memberikan informasi terutama dalam mengevaluasi sistem pendidikan suatu negara.
Kemampuan dalam membaca, matematika dan sains yang tergolong rendah diperkirakan karena kurangnya keterampilan siswa dalam berpikir kritis. Sehingga, literasi dan numerasi menjadi salah satu sasaran penting yang diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dikuatkan pula dengan pergantian kurikulum merdeka, yang menjadikan asesmen diagnosis dan pembelajaran berdiferensiasi. Kemampuan literasi dan numerasi mulai diterapkan di sekolah-sekolah.
Untuk menerapkan kemampuan numerasi, dibutuhkan koneksi antar mata pelajaran. Dikarenakan perbedaan mendasar pada matematika yang mana lebih berkonsep abstrak, sedangkan numerasi sebagai kemampuan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, tidak hanya materi pelajaran matematika yang diajarkan pada siswa. Namun juga materi yang terdapat di mata pelajaran lainnya.
Sebagai upaya meningkatkan kemampuan numerasi siswa, guru yang mengajar mata pelajaran non matematika pun dapat mengambil peran dan melakukan variasi pembelajaran. Hal tersebut dapat mendorong dan membiasakan siswa menerapkan keterampilan numerasi, sehingga bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran yang memperhatikan penguatan numerasi, pada intinya memberikan kesempatan dari mata pelajaran selain matematika. Dengan begitu dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang telah dipelajari siswa sehingga lebih bermakna. Karena penguatan keterampilan numerasi ini penting, maka guru dapat memperhatikan aktivitas pembelajaran siswa dalam materi terkait.
Tips untuk Membuat Koneksi Lintas Mata Pelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Numerasi
Bagi sebagian besar guru, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan prinsip numerasi pada mata pelajaran mungkin bukan hal yang mudah. Termasuk sesuatu hal yang baru dan menjadi tantangan tersendiri untuk guru. Tidak hanya bagi guru yang harus beradaptasi, siswa pun juga diarahkan agar adaptif. Untuk itu, beberapa tips ini mungkin dapat membantu guru dalam menciptakan koneksi, dengan melakukan lintas mata pelajaran. Mari simak bersama tips-tips berikut:
1. Mengidentifikasi Materi dan Kesempatan Numerasi
Guru memperhatikan dan memilah materi pelajaran yang sekiranya sesuai untuk dihubungkan dengan penguatan numerasi. Dengan menganalisis kurikulum dari mata pelajaran berdasarkan disiplin ilmu yang diajar.
2. Berdiskusi Kegiatan Belajar dengan Guru Mata Pelajaran Lainnya
Untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan melibatkan penguatan numerasi, guru dapat berdiskusi dengan guru mata pelajaran lainnya. Sebagai contoh dengan guru mata pelajaran matematika. Dengan berdiskusi, guru mendapatkan wawasan baru serta meningkatkan gambaran yang akan membantunya merealisasikan konsep kegiatan belajar, dengan penguatan numerasi didalamnya.
3. Memberikan Asesmen Diagnosis di Awal
Setelah melakukan identifikasi materi dan menentukan peluang dalam bernumerasi, guru mendapatkan pertimbangan tambahan dari guru lainnya mengenai aktivitas belajar dengan penguatan numerasi. Guru nonmatematika perlu melakukan asesmen diagnosis awal atau asesmen kompetensi minimum, untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
Dengan memberikan asesmen diagnosis awal akan membantu guru mendapatkan hasil tes yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kegiatan belajar yang tepat.
4. Menyusun Rencana Pembelajaran
Sebelum melaksanakan aktivitas pembelajaran, ada baiknya guru menuangkan rencana penguatan numerasi yang dibuatnya. Sebagai panduan sekaligus pertimbangan untuk melakukan perbaikan di aktivitas belajar berikutnya.
5. Menggunakan Alat Fisik, Representasi dan Menstimulasi Diskusi
Guru berperan aktif dalam membantu siswa memahami materi pelajaran dengan penguatan numerasi melalui pemanfaatan alat fisik. Alat fisik bisa berupa media pembelajaran yang memudahkan guru menyampaikan materi dan mengelola aktivitas belajar.
Tidak hanya menggunakan alat fisik, guru juga dapat melakukan representasi. Sebagai contoh guru mata pelajaran PKn atau IPS, dengan menyajikan suatu informasi berupa data atau grafik. Agar siswa lebih paham, terlebih dulu guru dapat membacakan grafik atau data yang ditunjukkan. Selanjutnya guru membantu siswa dengan memberikan contoh menginterpretasikan data.
Penyajian data atau grafik dalam mata pelajaran sosial misalnya pada IPS, dengan mengenal hukum permintaan dan penawaran. Pada mata pelajaran PKn misalnya dengan memperhatikan grafik laporan partisipasi warga negara dalam pemilihan umum.
Guru telah menyiapkan alat fisik, melakukan representasi dalam memahami grafik atau data yang melibatkan kehidupan bermasyarakat atau bernegara, berikutnya guru dapat melakukan stimulasi untuk mendorong siswa lebih aktif melalui diskusi. Aktivitas belajar ini akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Kemudian penerapan aktivitas tersebut juga dapat membantu siswa melakukan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan tips yang telah dipaparkan ini, diharapkan dapat membantu guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa. Lebih jauh guru dapat menerapkan penguatan numerasi dengan berperan aktif, memiliki inisiasi tinggi dan kepekaan dalam proses belajar siswa dengan memperhatikan materi yang diajarkan.