The Power of Word: Begini Cara Ajari Anak Bertutur Kata yang Baik
"Ucapan adalah doa". Kalimat tersebut terdengar klasik namun kenyataannya bisa dikatakan seperti itu. Kalimat tersebut mengungkapkan seberapa besar dampak dari kata-kata yang kita ucapkan, oleh sebab itu itu kita harus mengucapkan kata-kata yang baik. Sebuah kata-kata juga dapat berpengaruh besar bagi masyarakat jika dilakukan oleh orang penting dan berpengaruh.
The power of word memang benar adanya, kata-kata yang sering diucapkan, akan menarik pikiran kita dan mendorong kita melakukan tindakan yang membuat kata-kata tersebut menjadi kenyataan. Misalnya, jika Anda selalu berpikiran negatif dan mengungkapkan kata-kata yang bersifat pesimis seperti "aku tidak bisa melakukan itu", "aku pasti gagal karena aku bodoh", dan lainnya itu bisa menjadi kenyataan. Oleh sebab itu, ucapkanlah kata-kata yang positif untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup Anda.
Mengapa kata-kata memiliki pengaruh besar dalam hidup?
Kita semua tahu bahwa kata-kata memiliki pengaruh yang besar dalam hidup, baik disadari maupun tidak disadari. Bahkan beberapa ilmuwan juga telah meneliti dampak dari kata-kata yang kita keluarkan.
Diketahui, pada tahun 1990-an ilmuwan Jepang bernama Masaru Emoto melakukan eksperimen menarik mengenai pengaruh energi dari kata-kata yang diucapkan seseorang. Eksperimen ini dilakukan menggunakan air yang dibekukan.
Ketikan dibekukan, air yang bersih dan dan tidak ada kotoran membentuk kristal es indah seperti kepingan salju di bawah mikroskop, sedangkan air yang tercemar atau mempunyai aditif seperti fluorida akan membeku membentuk kristal. Dalam eksperimen tersebut, Emoto menuangkan air murni/yang bersih ke dalam botol yang diberi label kata-kata negatif dan selalu diucapkan. Dalam waktu 24 jam air tersebut membeku tanpa membentuk kristal atau hanya berupa gumpalan abu-abu yang tidak terbentuk di bawah mikroskop.
Sebaliknya, Emoto juga menuangkan air di botol yang berlabelkan "I love you" dan selalu dikatakan. Dalam waktu 24 jam, air membeku membentuk kristal hexagonal yang berkilau nan cantik.
Melalui eksperimen ini, Emoto membuktikan bahwa kata-kata positif dan negatif memiliki energi yang bisa mengubah struktur fisik suatu benda. Eksperimen yang dilakukan kemudian dirangkum dalam bukunya berjudul The Hidden Messages in Water, di mana di dalamnya juga terdapat foto-foto yang menakjubkan mengenai struktur air yang terpengaruh kata-kata tersebut.
Selain itu, Emoto juga melakukan eksperimen lain dengan menempatkan dua cangkir nasi putih yang dimasak lalu dipisahkan di tempat yang berbeda. Satu cangkir ditempatkan di toples dengan label "Terima Kasih" dan yang satu lagi ditempatkan di toples dengan label "Kamu Bodoh!". Toples tersebut disimpan di ruang kelas sekolah dasar, kemudian siswa diminta untuk mengucapkan kata-kata pada kedua toples tersebut sesuai dengan labelnya masing-masing sebanyak dua kali sehari.
Setelah 30 hari, hasilnya di luar dugaan. Nasi yang terus dihina atau diberi kata negatif mulai menyusut dan menghitam, sedangkan nasi yang diberikan kata-kata "terima kasih" masih putih dan halus.
Banyak dari kita yang terbiasa untuk berbicara sembarangan, mengungkapkan kata-kata negatif berulang-ulang. Meskipun awalnya sebagai bahan candaan, namun jika dikatakan terus-menerus akan menjadi kebiasaan buruk. Masalahnya, makin banyak kita berbicara, mendengar atau membaca suatu hal maka makin besar pengaruhnya atas diri kita. Hal ini dikarenakan otak menggunakan pengulangan untuk belajar, mencari pola, serta untuk memahami kehidupan di sekitar kita.
Contoh paling sederhananya, mungkin Anda pernah terngiang-ngiang dengan lagu atau melodi yang sering Anda dengarkan. Itu sama halnya dengan kata-kata yang sering Anda ucapkan, di mana kata-kata tersebut akan tersimpan dalam otak dan otak akan mengolahnya menjadi suatu kenyataan. Fenomena ini disebut dengan earworm atau Sindrom Obsesi Musik.
Hal tersebut juga membuktikan bahwa pernyataan apa pun yang kita baca, lihat, atau ucapkan secara teratur dipandang lebih valid daripada pernyataan yang hanya sesekali kita dengar.
Cara Ajari Anak Bertutur Kata yang Baik
Setelah mengetahui besarnya pengaruh yang didapatkan dari sebuah kata-kata, sebagai orang dewasa mungkin Anda mulai menyadari pentingnya mengajarkan kata-kata yang baik dan sopan pada anak sejak dini. Artinya, Anda harus bisa membentuk kebiasaan perilaku dan ucapan mereka secara intens agar lebih baik dan positif.
Mendidik anak memang bukan hal yang mudah, apalagi setiap anak mempunyai karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing. Tak sedikit anak yang sulit sekali untuk diarahkan dan ingin melakukan apapun dengan bebas.
Berikut ini merupakan beberapa cara untuk mendidik dan membiasakan anak berkata-kata baik, yaitu:
1. Menjadi Contoh yang Baik
Sebagai orangtua, menjadi contoh yang baik untuk anak mungkin terlihat mudah dan sepele, namun hal ini perlu diperhatikan karena dampaknya akan berpengaruh besar pada perkembangan anak. Di dunia ini memang tidak ada orangtua yang sempurna, namun sudah sebaiknya Anda menunjukkan sisi terbaik dalam diri Anda sebagai contoh atau teladan yang bisa diikuti oleh anak di kehidupan sehari-harinya.
Jika Anda ingin mengajarkan dan membiasakan anak untuk bertutur kata yang baik, lembut, dan bersikap sopan santun maka Anda juga harus melakukan hal yang sama sebagai panutan bagi mereka. Pasalnya anak-anak akan lebih mudah belajar dan meniru berdasarkan apa yang mereka lihat, dengar, dan yang mereka dapatkan. Orang tua menjadi guru pertama dan selamanya bagi anak hingga mereka dewasa.
2. Panggil Nama Anak dengan Kata yang Baik
Ketika memanggil anak, orangtua harus memanggilnya dengan sopan, lembut, dan kata-kata yang baik. Misalnya, Anda bisa menyebutkan nama anak Anda ditambah dengan kata "sayang", "cinta", "anak baik", atau hal serupa lainnya. Sehingga anak merasa dihargai dan dianggap penting oleh orang tua mereka.
Saat anak menoleh dan memperhatikan Anda maka Anda bisa bertanya pada mereka apa yang mereka inginkan atau mereka bicarakan. Hal ini juga dapat menumbuhkan kepekaan anak ketika mereka dewasa nanti. Mereka juga cenderung lebih berani untuk mengatakan apa yang ingin diungkapkan di pikiran mereka.
3. Biasakan Anak Menjadi Pendengar yang Baik
Selain mengajarkan tutur kata yang baik pada anak, orangtua juga harus mengajarkan anak menjadi pendengar yang baik. Hal ini merupakan adab dan sopan santun yang harus dijunjung tinggi dan mereka butuhkan nanti, sehingga anak tidak menjadi orang yang suka memotong pembicaraan orang lain.
Untuk mengajarkan hal ini, tentunya Anda juga harus menjadi contoh bagi mereka. Anda bisa menjadi pendengar yang baik untuk anak dengan mendengarkan mereka ketika mereka merasa lelah, sedang kesal dan sedih, mempunyai masalah di sekolah, maupun ingin bercerita segala hal yang terjadi pada hidupnya.
Dengan menunjukkan sikap mendengar, anak akan lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya dan mendengar perintah Anda dengan baik.
4. Kontrol Emosional
Saat sedang marah atau kesal melihat perilaku anak, Anda harus bisa mengontrol emosi dengan baik agar tidak mengatakan hal-hal yang buruk dan kasar. Apabila terjadi maka akan berpengaruh buruk pada perkembangan psikisi anak.
Sebaiknya, Anda tarik nafas sejenak untuk mengontrol amarah. Setelah itu, Anda mulai menasehati perilaku mereka saja. Dengan begitu, anak juga bisa menjadi pribadi yang lebih baik yang mampu mengontrol emosinya.
Itulah beberapa hal mengenai the power of word beserta cara mengajarkan anak bertutur kata yang baik. Dengan membiasakan anak bertutur kata yang baik maka akan berpengaruh baik juga pada kehidupan mereka di masa mendatang.