Strategi Melaksanakan Modul P5 di Sekolah
Pencapaian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Adanya perubahan kurikulum di Indonesia, dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka mendorong guru untuk adaptif. Berbagai aturan baru perlu dilaksanakan, karena disesuaikan dengan adanya masalah, tantangan dan kebutuhan pendidikan terkini. Kurikulum 2013 yang lebih berfokus pada pengajaran tematik dan pendidikan karakter, diganti dengan kurikulum merdeka yang lebih berfokus pada karakteristik individual siswa dan profil yang ingin dibentuk sesuai karakter Pancasila.
Penekanan pada konteks merdeka, di mana guru dan siswa diberikan kebebasan dalam proses pembelajaran. Kebebasan ini dimaknai dalam belajar yang disukai dan menyenangkan bagi masing-masing siswa. Dengan kurikulum merdeka, guru yang semula mempersiapkan perencanaan pembelajaran melalui RPP, kini formatnya lebih disederhanakan menjadi modul ajar. Sedangkan untuk mendukung penguatan karakter atau perwujudan profil Pancasila ada projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).
Profil pelajar Pancasila menjadi acuan untuk membentuk siswa dengan sumber daya manusia sesuai jiwa Pancasila. Profil pelajar Pancasila merupakan karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian peserta didik dan dihidupkan ke dalam diri setiap individu peserta didik melalui cara berikut:
1. Budaya Satuan Pendidikan
Pengertian satuan pendidikan menurut UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Sedangkan budaya berkenaan dengan iklim yang ada di satuan pendidikan, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di satuan pendidikan.
Budaya satuan pendidikan akan menjadi pendukung terlaksananya projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Pembelajaran Intrakurikuler
Kegiatan intrakurikuler merupakan pembelajaran utama yang biasa dilaksanakan di sekolah sesuai dengan alokasi waktu dalam struktur program. Berkaitan dengan pencapaian P5 di sekolah, pembelajaran intrakurikuler meliputi:
- Muatan pembelajaran yang ingin disampaikan
- Kegiatan/pengalaman belajar peserta didik di kelas
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Kegiatan yang dilakukan berupa pembelajaran projek yang menerapkan lintas disiplin ilmu kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat atau permasalahan di lingkungan satuan pendidikan secara umum. Sedangkan pada pendidikan kesetaraan, projek yang dilakukan yaitu berupa projek pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil pelajar Pancasila.
4. Ekstrakurikuler
Kegiatan yang dilaksanakan di luar pembelajaran utama di kelas. Ekstrakurikuler diberikan sebagai opsi peserta didik untuk mengembangkan minat, hobi, potensi dan bakat yang dimiliki.
Adanya P5 dilaksanakan dengan tujuan untuk menguatkan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui tema-tema strategis yang sifatnya dapat lintas disiplin dan ditentukan oleh Kemendikbudristek.
Tema penguatan profil pelajar Pancasila ini terdiri dari enam utama yang dapat dipilih yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa Raganya, Rekayasa dan Teknologi, dan Kewirausahaan.
Sebagai bentuk implementasi dari kegiatan P5 di sekolah, maka guru juga perlu membuat perencanaan sebelum kegiatan P5 dilaksanakan. Bentuk perencanaan dan panduan untuk melaksanakan kegiatan P5 di sekolah ini disebut dengan modul proyek.
Modul P5
Projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) menjadi upaya yang akan membantu menemukan persoalan terkait kebutuhan kompetensi yang diharapkan dari adanya sistem pendidikan Indonesia. Kegiatan proyek dilaksanakan dengan memperhatikan nilai-nilai Pancasila, yang bertujuan menanamkan karakter pada pribadi peserta didik.
Dilansir dari datadikdasmen, modul proyek digunakan sebagai dokumen yang mendukung penguatan profil pelajar Pancasila. Dokumen tersebut berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).
Sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka, di mana guru maupun siswa diberikan kesempatan yang lebih bebas atau fleksibel dalam pembelajaran daripada sebelumnya. Untuk menyusun modul P5, guru juga diberikan keleluasaan untuk dapat memilih, membuat, maupun melakukan modifikasi modul P5 yang tersedia sesuai konteks, karakteristik juga kebutuhan dari peserta didiknya lho!
Untuk memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan P5 di sekolah, pemerintah telah menyediakan contoh-contoh modul proyek profil pelajar Pancasila. Dengan adanya contoh modul proyek ini, guru dapat menjadikannya sebagai inspirasi untuk satuan pendidikan.
Komponen Modul Proyek
Pentingnya modul proyek menjadi pedoman atau pegangan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan P5 di sekolah. Dalam modul proyek terdapat beberapa komponen yang menjadi dasar untuk penyusunannya. Komponen ini dibutuhkan sebagai kelengkapan pelaksanaan proses pembelajaran. Ada beberapa komponen yang perlu dimuat dalam suatu modul proyek. Apa saja komponen tersebut? Berikut ini komponen yang ada dalam modul proyek.
1. Profil Modul
- Tema dan topik atau judul modul.
- Fase atau jenjang sasaran
- Durasi kegiatan
2. Dimensi, Elemen, Tujuan
- Pemetaan terhadap dimensi, elemen, sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan proyek
3. Aktivitas
- Alur aktivitas proyek secara umum
- Penjelasan tahapan kegiatan dan asesmennya
4. Asesmen
- Instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan pencapaian proyek
- Untuk pendidikan dasar dan menengah (PAUD tidak termasuk) dapat dilengkapi dengan rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik
Selain komponen dasar tersebut, tim fasilitator juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan komponen modul proyek yang dibuat yaitu dengan menyesuaikan kondisi sekolah maupun peserta didik. Komponen yang dapat ditambahkan dalam modul proyek seperti deskripsi singkat P5, pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik, alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan maupun referensi pendukungnya.
Langkah Melaksanakan Modul P5
Sebelum melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5), tim fasilitator dan/atau guru merancang modul terlebih dahulu.
Proses yang dilalui mulai merancang, mengembangkan, melengkapi hingga finalisasi modul. Kemudian modul proyek yang sudah fiksasi direalisasikan melalui proyek di lapangan. Proyek diwujudkan dalam bentuk kegiatan, produk, pameran dan lainnya.
Guru maupun tim fasilitator melakukan dokumentasi kegiatan proyek dari awal hingga akhir, sebagai bahan untuk membuat laporan P5 yang dilaksanakan di sekolah. Dokumentasi proses belajar yang didapatkan dibuat menjadi jurnal kegiatan P5. Sedangkan dokumentasi hasil proyek menjadi portofolio peserta didik.
Setelah pelaksanaan P5 tuntas, guru mempersiapkan laporan hasil belajar (rapor P5) dan melakukan pelaporan. Tak hanya sampai tahap pelaporan, evaluasi dan tindak lanjut proyek dengan memerhatikan prinsip, contoh alat dan metode, hingga tindak lanjut dan keberlanjutan P5 yang akan dilaksanakan. Untuk mempelajari lebih lanjut pengembangan modul proyek, guru dapat download di sini. Bisa juga dengan mengakses fitur modul proyek yang tersedia di kejarcita.id .
Jadi bagaimana? Guru, sudah makin siap membuat modul proyek sebagai panduan melaksanakan P5 di sekolah bukan? Dengan adanya modul proyek, tentu guru bisa mempersiapkan dan melaksanakan lebih baik lagi ya. Semoga bermanfaat.