Apa yang Dimaksud dengan Sistem Administrasi Pendidikan?
Administrasi pendidikan dapat dipandang melalui pendekatan ilmu, proses, tugas individu dan kelompok yang berkenaan dengan penataan dan pengelolaan sumber daya pendidikan dan berbagai perilaku dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang yang memiliki tujuan yang sama, yaitu tujuan yang telah ditetapkan sebelum pekerjaan itu dimulai. Administrasi pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses keseluruhan (tidak dilakukan sendiri atau terpisah), yaitu dilakukan dalam satuan kegiatan. Kegiatan satu dengan yang lainnya saling memengaruhi kegiatan pembelajaran. Bahkan, dapat dikatakan administrasi sebagai kegiatan bersama dalam bidang pendidikan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam administrasi pendidikan ini meliputi; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkornisasian, pengawasan, pembiayaan dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia baik personil, material, maupun spiritual guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan merupakan sistem yang baikan dengan institusi pendidikan yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan atau proses dan kerja sama dengan sejumlah orang yang akan mengkoordinasikan kegiatan yang saling bergantung untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
Dalam arti luas, administrasi pendidikan mencakup seluruh kegiatan yang dijalankan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan seperti penentuan kebijakan, menyusun peraturan-peraturan, membagi tugas, mengawasi dan membimbing pelaksanaan pendidikan, mengatur penempatan dan penggunaan personal, mengadakan, mengatur material dan keuangan, dan lain sebagainya.
Tujuan Sistem Administrasi Pendidikan
Pada umumnya, tujuan administrasi pendidikan yaitu untuk mendukung semua kegiatan agar dapat mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, administrasi pendidikan yang digunakan dalam dunia pendidikan dibuat untuk mencapai tujuan yang telah dirancang sebelumnya. Menurut Sergiovanni dan Carver (1975), tujuan dari administrasi pendidikan ada empat, yaitu efektivitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri, dan kepuasan kerja.
Keempat tujuan administrasi tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contohnya, sekolah memiliki suatu fungsi untuk mencapai efektivitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Untuk mencapai tujuan tersebut, satuan pendidikan harus melakukannya dengan seefesien mungkin. Caranya dengan menggunakan kemampuan dana, dan tenaga yang seminimal mungkin, tetapi tetap mampu memberikan hasil yang sebaik mungkin. Dengan begitu, lulusan dari sekolah tersebut dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat berikutnya dan mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Setelah itu, lulusan tersebut dapat mencari pekerjaan pada perusahaan yang mampu memberi kepuasan kerja kepada mereka.
Tujuan lain dari keempat tujuan administrasi di atas ialah tercapainya fleksibilitas dalam proses administrasi pendidikan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan administrasi pendidikan, serta terlaksananya kontinuitas administrasi pendidikan dan pendidikan seumur hidup yang disipliner dan mampu berpedoman pada linieritas keilmuan.
Selain itu, administrasi pendidikan juga bertanggung jawab untuk membentuk dan melahirkan peserta didik yang berkualitas dan bermanfaat untuk bangsa, negara, dan masyarakat sekitarnya. Tidak hanya itu saja, administrasi pendidikan juga bertanggung jawab dalam mencerdaskan dan melahirkan peserta didik yang beriman, berakhlak, mandiri, dan bertanggung jawab. Tidak menjadi pribadi yang korupsi di masa depan kelak karena pada akhirnya akan merugikan masyarakat dan negara sendiri.
Peranan Administrasi Pendidikan
Berikut adalah beberapa peranan administrasi pendidikan yang perlu diketahui.
1. Planning
Untuk mencapai tujuan pendidikan, satuan pendidikan membutuhkan perencanaan yang tepat dan matang. Perencanaan tersebut harus dibuat sebaik mungkin agar dapat dijalankan secara maksimal. Hal ini disebabkan perencanaan pendidikan tidak boleh dibuat secara semena-mena dan harus dibuat berdasarkan kesepakatan bersama.
2. Pengorganisasian
Selain membutuhkan perencanaan yang matang, satuan pendidikan juga membutuhkan pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian ini perlu direncanakan dengan baik agar mampu membangun hubungan dan interaksi yang baik dengan para staf pendidikan, begitu pun antara pendidikan dan peserta didik. Oleh karena itu, pengorganisasian harus bersinergi untuk mencapai hasil pendidikan dan tujuan yang diharapkan.
3. Koordinasi
Sistem koordinasi administrasi pendidikan harus dilandasi dengan komunikasi yang baik. Apabila komunikasi yang dimiliki tidak dilandasi dengan koordinasi, peranan yang dibuat tidak akan berdampak pada pendidikan itu sendiri. Tim yang berada di bagian koordinasi akan bertanggung jawab dalam membentuk teknik, melahirkan ide, serta merencanakan mengenai cara menciptakan kegiatan pembelajaran yang interaktif.
Jika pendidikan tersebut mengalami hambatan, lembaga pendidikan akan turut tumbang. Permasalahan ini akan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang turut berantakan karena ilmu pengetahuan yang diberikan kurang maksimal. Berikut adalah beberapa aspek atau faktor yang berdampak pada lembaga pendidikan.
1. Komunikasi
Komunikasi adalah faktor yang dapat membangun hubungan atau konektivitas antara pendidikan dan peserta didik. Dengan memiliki jalinan komunikasi yang baik, hubungan antara pendidik dengan peserta didik akan berjalan dengan baik. Komunikasi tidak hanya sekadar membangun interaksi dan hubungan yang baik saja, tetapi komunikasi juga memiliki peranan penting sebagai sarana transformasi ilmu pengetahuan antara pendidikan ke peserta didik. Selain itu, komunikasi juga bisa digunakan sebagai laporan hasil pencapaian pendidikan dari unit daerah ke unit pusat.
2. Pengawasan
Pengawasan dibutuhkan selama kegiatan pendidikan dijalankan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa adanya pengawasan yang baik, kemungkinan besar akan terjadi penyelewengan dan akan berdampak besar jika tidak langsung ditegur. Dalam setiap unit lembaga pendidikan akan terbentuk struktur kepengurusan. Apabila struktur kepengurusan tersebut tidak diawasi, potensi terjadinya penyelewengan sangat mungkin terjadi.
3. Kepegawaian
Pegawasi biasa disebut dengan straffling yang bertanggung jawab dalam membuat perencanaan dan pengorganisasian. Dengan adanya kepegawaian ini, struktur kerja dapat lebih mudah dijalankan dan mencapai tujuan pendidikan.
4. Penganggaran
Untuk menjalankan dan mencapai tujuan pendidikan, satuan pendidikan membutuhkan anggaran untuk membiayai segala kebutuhan dalam pendidikan tersebut. Anggaran tersebut sangat penting untuk dikelola dengan baik agar satuan pendidikan dapat melihat biaya keluar dan biaya masuk dengan baik. Maka dari itu, dibutuhkan budgeting yang perlu adanya pengawasan. Ini disebabkan bagian keuangan sangat riskan korupsi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
5. Penilaian
Suatu lembaga pendidikan akan membutuhkan transparansi dalam proses pengelolaannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan melakukan evaluasi, apakah sudah dikerjakan secara efektif keseluruhan serta pencapaian atau belum sama sekali. Jika ada beberapa hal yang masih kurang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, kekurangan atau masalah tersebut dapat dikoreksi dan dicari solusinya.
Demikianlah penjelasan mengenai sistem administrasi pendidikan. Menjalankan lembaga pendidikan bukanlah perkara mudah karena banyak unsur dan elemen terintegrasi serta berkaitan satu sama lain yang harus diurus dengan baik. Selain itu, ada banyak struktur yang harus dilibatkan guna mencapai pendidikan secara nasional akrena berkaitan dengan pemerintahan dan dunia pendidikan. Oleh karena itu, administrasi pendidikan perlu disusun dengan baik.