Psikoedukasi untuk Meningkatkan Literasi Kesehatan Mental pada Guru
Di era terkini, isu kesehatan mental sedang naik daun untuk dibicarakan di mana-mana. Hal ini menunjukkan bahwa sudah banyak orang yang memiliki awareness terkait isu tersebut. Kesehatan mental merupakan hak setiap individu, dan sama pentingnya dengan kesehatan fisik termasuk bagi warga sekolah.
Di sekolah, guru merupakan ujung tombak dalam membagikan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu dalam menjaga kesehatan mental. Maka dari itu guru perlu memiliki literasi yang cukup mengenai ilmu-ilmu kesehatan mental dan pengembangan diri. Tak hanya diperuntukkan diri sendiri, namun juga disebarluaskan pada warga sekolah, seperti siswa, staf dan lainnya.
Guru juga memiliki tingkat stres yang tinggi karena tugasnya cukup banyak, seperti mengajar, menyusun RPP Merdeka Belajar, mengasah karakter siswa, administrasi dan semacamnya. Maka dari itu, kepala sekolah harus memberikan program psikoedukasi untuk tenaga pendidik agar dapat memaksimalkan kesehatan mental, pengembangan diri serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Pengertian Psikoedukasi untuk Meningkatkan Literasi Kesehatan Mental
Psikoedukasi adalah suatu upaya pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan perilaku individu dalam mengenali, memahami, dan mengatasi masalah kesehatan mental. Psikoedukasi dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti diskusi, presentasi, atau penggunaan media, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan mental dan gangguan mental, serta bagaimana mengatasi mereka.
Psikoedukasi literasi kesehatan mental didefinisikan sebagai pengetahuan dan wawasan mengenai gangguan mental, serta kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan mental. Psikoedukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu dalam mengenali, memahami, dan mengatasi masalah kesehatan mental.
Psikoedukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan mental dan gangguan mental, serta bagaimana mengatasi mereka.
Manfaat dari Peningkatan Literasi Kesehatan Mental
Peningkatan literasi kesehatan mental memiliki beberapa manfaat yang signifikan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Meningkatkan Kesadaran
Literasi kesehatan mental membantu meningkatkan kesadaran individu terhadap gangguan mental, sehingga mereka lebih mampu mencari pertolongan yang tepat dan mengurangi stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa.
2. Mengurangi Stigma
Literasi kesehatan mental dapat mengurangi stigma terhadap orang dengan gangguan mental, memungkinkan mereka untuk lebih terbuka dan mencari bantuan profesional tanpa rasa malu atau takut.
3. Meningkatkan Pengetahuan
Literasi kesehatan mental meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang depresi, mengurangi stigma, serta meningkatkan intensi dalam mencari bantuan profesional.
4. Meningkatkan Kemampuan
Literasi kesehatan mental pada kalangan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan individu untuk mencari pertolongan yang tepat dan mengurangi stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa.
5. Meningkatkan Literasi
Literasi kesehatan mental dapat meningkatkan literasi kesehatan mental pada remaja, yang pada gilirannya dapat mengurangi stigma dan meningkatkan kemampuan individu untuk mencari pertolongan yang tepat.
6. Meningkatkan Kesadaran Remaja
Literasi kesehatan mental memiliki hubungan yang positif dengan kesadaran remaja mencari bantuan profesional psikolog. Semakin tinggi literasi kesehatan mental, semakin tinggi kesadaran remaja dalam mencari bantuan profesional psikolog.
7. Meningkatkan Kesadaran Guru
Dengan memiliki literasi kesehatan mental, seorang guru dapat meningkatkan kesehatan mental mereka sendiri, sehingga mereka dapat mengurangi resiko masalah kesehatan mental pada siswa dan dirinya sendiri.
8. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Literasi kesehatan mental dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk usia, jenis kelamin, pendidikan, bahasa, dan akses terhadap informasi kesehatan. Peningkatan literasi kesehatan mental dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang kesehatan jiwa dan mengurangi stigma.
9. Meningkatkan Kesadaran Orang Dewasa
Literasi kesehatan mental orang dewasa dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mereka tentang gangguan mental, serta meningkatkan kemampuan mereka untuk mencari pertolongan yang tepat.
10. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Luas
Peningkatan literasi kesehatan mental dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang kesehatan jiwa dan mengurangi stigma, sehingga masyarakat lebih mampu mencari pertolongan yang tepat dan mengurangi stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa.
Jenis Psikoedukasi untuk Meningkatkan Literasi Kesehatan Mental Guru
Berikut beberapa jenis psikoedukasi yang dapat meningkatkan literasi kesehatan mental pada guru;
1. Memanfaatkan Media Sosial
Hampir seluruh orang memiliki media sosial dan di sana terdapat berbagai macam pengetahuan, termasuk edukasi kesehatan mental. Divisi kepegawaian atau akun resmi sekolah dapat membuat postingan terkait kesehatan mental yang dapat diakses seluruh warga sekolah. Untuk bahannya sendiri dapat diperoleh dari internet melalui websiteyang kredibel atau jurnal-jurnal melalui Google Scholar.
2. Pelatihan Manajemen Stres
Pelatihan Manajemen Stres sangat perlu dilakukan semua bidang pekerjaan, sebab tekanan kerja dapat memicu burnout para pegawainya. Tak terkecuali para guru yang tekanannya cukup banyak. Berhadapan dengan banyak peserta didik yang memiliki karakter berbeda-beda, menyajikan pelajaran, membuat contoh soal AKM, melakukan asesmen dan intervensi terkait kebutuhan belajar siswa, mengoreksi jawaban, dan lainnya.
3. Workshop dan Kampanaye Anti-Bullying
Untuk menciptakan lingkungan sekolah sehat mental perlu sekali mengadakan workshop dan kampanye anti-bullying. Tak hanya meningkatkan kesadaran pada siswa agar tidak melakukan bullying, namun juga bagi para guru.
Tak dipungkiri di setiap sekolah ada guru-guru yang berasal dari generasi boomer dan milenial. Gap antara kedua generasi ini dapat menimbulkan bullying karena adanya perbedaan pendapat, value yang dianut setiap generasi dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Perbedaan latar belakang pendidikan di sini artinya setiap generasi memiliki bekal ilmu yang sesuai pada zaman pendidikan mereka ditempuh. Jelas teori terkini yang dianggap lebih valid dibanding teori di era sebelumnya.
4. Poster Kesehatan Mental
Kampanye kesehatan mental dapat berupa poster yang ditempel di papan informasi atu mading sekolah. Poster akan lebih menarik perhatian jika didesain sekreatif mungkin sehingga informasi tersampaikan. Tak hanya guru yang dapat mengisi mading dengan poster kesehatan mental, namun juga para siswa, terutama siswa di jenjang menengah atas alias SMA/SMK.
5. Layanan Bimbingan Konseling
Siapa yang masih mengira jika ruangan Bimbingan Konseling adalah momok bagi banyak siswa? Agar tidak terjadi kesalahan asumsi mari kita luruskan bersama. Bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (baik secara tatap muka maupun melalui media online) oleh seorang ahli (konselor) pada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah atau membutuhkan jawaban maupun mencari solusi (disebut konseli) yang ujungnya konseli dapat mengurai masalah yang dihadapi.
Selain itu juga dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga siswa atau kelompok siswa maupun guru dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal. Tidak hanya itu saja, mereka juga dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Itulah beberapa cara melakukan psikoedukasi untuk meningkatkan literasi kesehatan mental pada guru maupun warga sekolah lainnya, semoga membantu!