Prinsip Penerapan Pembelajaran Bermakna dan Hal yang Perlu Diperhatikan
Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh keefektifan proses kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru memiliki peran penting untuk mengelola teknis pembelajaran di kelas agar berjalan lancar dan menyenangkan.
Keberhasilan guru dalam mengelola kelas dilihat dari strategi dan pendekatan yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pasalnya, ada banyak model atau metode pembelajaran yang bisa diterapkan guru dalam kelas. Meski begitu, tentu ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru harus bisa memilih metode pembelajaran yang tepat atau sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar setiap siswa agar mereka bisa menerima dan memahami materi pelajaran dengan baik.
Kebosanan dan kurang semangat siswa dalam belajar menjadi tantangan bagi guru untuk mengatasi permasalahan tersebut agar mereka tetap bisa mengikuti pembelajaran sampai akhir dan mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Guru bisa menciptakan kegiatan pembelajaran bermakna agar siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dan bermaksud.
Sudah saatnya kegiatan pembelajaran harus lebih bermakna dan memberikan kesan pada siswa. Pasalnya, kegiatan belajar bukan lagi tentang menghafal materi, tetapi menanamkan konsep pada siswa agar mereka lebih paham. David Ausubel yang mencetuskan teori belajar bermakna mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan mendasar antara belajar menghafal dengan pembelajaran bermakna.
Belajar menghafal, yaitu siswa diwajibkan untuk menghafal materi yang diperolehnya, sedangkan pembelajaran bermakna, yaitu mengembangkan materi yang sudah diperoleh siswa agar lebih dimengerti. Ausubel juga menyatakan terdapat dua syarat belajar bermakna. Pertama, materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial. Kedua, siswa yang mengikuti pembelajaran harus bertujuan untuk melaksanakan belajar bermakna.
Prinsip Penerapan Pembelajaran Bermakna
Berbanding lurus dengan yang dikatakan Ausubel, faktor penting yang memengaruhi belajar adalah pengetahuan apa yang sudah didapatkan oleh siswa. Agar belajar bermakna bisa diterapkan, konsep atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa.
Untuk menerapkan teori pembelajaran bermakna sesuai dengan yang dicetuskan Ausubel dalam kegiatan pembelajaran di kelas, ada beberapa prinsip pembelajaran bermakna yang harus Anda perhatikan dan penuhi, beberapa di antaranya yaitu sebagai berikut.
1. Pengaturan Awal (advance organizer)
Sebelum menerapkan kegiatan pembelajaran bermakna, guru harus membuat pengaturan awal yang baik. Dalam kegiatan awal ini, guru jangan langsung menjelaskan materi yang akan dipelajari, tetapi cobalah berikan motivasi belajar pada siswa dan sampaikan tujuan pembelajaran ini.
Pengaturan awal ini dilakukan bertujuan untuk mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari serta mengingatkan mereka pada materi yang sudah didapatkan sebelumnya. Hal ini efektif membantu guru untuk menanamkan konsep baru pada siswa tanpa menghilangkan pengetahuan yang sudah mereka pelajari sebelumnya.
2. Diferensiasi Progresif
Untuk mengembangkan konsep yang ingin dipelajari, alangkah baiknya jika guru memperkenalkan unsur-unsur yang paling umum dan paling inklusif dari suatu konsep tersebut. Setelah itu, Anda dapat menyampaikan hal-hal yang lebih spesifik dan khusus dari konsep tersebut. Dengan begitu, aktivitas pembelajaran lebih terstruktur dengan mudah dipahami siswa.
3. Belajar Superordinat
Sebuah konsep pembelajaran bisa berkembang dan mengalami diferensiasi selama informasi didapatkan dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif atau subsumsi. Belajar superordinat dapat dilakukan ketika konsep yang sudah dipelajari siswa sebelumnya adalah unsur dari konsep yang lebih luas serta lebih inklusif.
4. Penyesuaian Integratif (Rekonsiliasi Integratif)
Dalam prinsip ini, guru harus memiliki kemampuan untuk memperlihatkan secara eksplisit bagaimana konsep baru ini dapat dibandingkan dengan arti sebelumnya yang lebih sempit, serta bagaimana konsep yang tingkatannya lebih tinggi ini menciptakan arti baru. Dengan begitu, siswa akan menyadari keterkaitan materi pembelajaran dengan konsep yang sudah dipelajari.
2 Fase Pembelajaran Bermakna
Untuk menerapkan teori pembelajaran bermakna menurut Ausubel, guru perlu melakukan fase perencanaan dan fase pelaksanaan.
- Fase perencanaan berarti merencanakan proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran bermakna. Dalam fase ini terdiri dari, menetapkan tujuan pembelajaran agama mendiagnosis latar belakang Pengetahuan yang dimiliki siswa, menciptakan struktur materi serta memformulasikan pengetahuan awal.
- Fase pelaksanaan berarti keberlangsungan kegiatan pembelajaran bermakna. Dalam fase ini terdiri dari pengaturan awal, diferensiasi progresif, serta rekonsiliasi integratif.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Bermakna
Pembelajaran bermakna memberikan kesan belajar yang baik pada siswa. Agar prinsip penerapan pembelajaran bermakna tersebut berjalan dengan lancar, setidaknya terdapat 5 hal yang harus diperhatikan guru, di antaranya sebagai berikut.
1. Sikap Mengajar
Sikap mengajar sangat penting diperhatikan agar siswa merasa nyaman dan mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan. Dalam kegiatan pembelajaran bermakna, guru dituntut untuk menunjukkan sikap demokratis dan empati untuk menarik perhatian siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik sampai akhir.
Sikap demokratis dan empati dari guru bisa diwujudkan melalui keterbukaan guru dalam mengelola KBM. Artinya, sebagai guru Anda harus bersikap terbuka pada apa yang ditanyakan siswa serta menanggapi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dengan baik dan bijaksana.
2. Penguasaan Materi Pelajaran
Guru tentu wajib menguasai materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Hal ini berguna agar guru bisa menjawab semua kebutuhan siswa serta membimbing siswa untuk kreatif dan lebih percaya diri dalam menyampaikan materi. Dengan begitu, proses pembelajaran berjalan lancar dan tidak menimbulkan keraguan pada diri siswa.
3. Metode Mengajar
Setiap guru pasti memiliki gaya dan metode mengajar yang berbeda. Namun, pastikan metode mengajar yang dilakukan relevan dengan materi pelajaran yang dibahas, serta disukai siswa. Hal ini bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam KBM. Relevansi metode mengajar dengan materi pelajaran yang akan dibawakan juga menciptakan kelas yang efektif dan efisien.
4. Media Pembelajaran yang Tepat
Saat kegiatan belajar, pasti guru menggunakan media pembelajaran sebagai pendukung penyampaian materi agar lebih mudah dipahami siswa. Hal yang perlu diperhatikan adalah pilihlah media pembelajaran yang relevan dengan materi yang akan dibawakan. Pastikan juga media itu menarik minat dan perhatian siswa.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan sumber belajar yang tepat, seperti dari buku, surat kabar, majalah dan lainnya. Atau Anda juga bisa memanfaatkan internet untuk mencari sumber informasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Guru merupakan seorang fasilitator yang memberikan kemudahan pada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Jadi, penting bagi Anda untuk memperhatikan hal ini.
5. Menghubungkan Kognitif Siswa
Dalam pembelajaran bermakna, guru harus memiliki kemampuan untuk dapat menghubungkan materi pelajaran dengan kognitif siswa. Anda bisa memberikan penjelasan terkait materi yang sedang dibahas dalam pengetahuan dan pengalaman siswa sehari-hari. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar.
Itulah beberapa hal mengenai prinsip pembelajaran bermakna beserta hal yang harus diperhatikan agar kegiatan belajar bermakna bisa diterapkan dengan baik dan berjalan lancar.