Penyusunan Asesmen pada Pendekatan Teaching at The Right Level Kurikulum Merdeka

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, kita menjalankan proses pembelajaran berpusat pada siswa (student center). Ini berasal dari filosofi pendidikan ala Ki Hadjar Dewantara, yaitu mendidik merupakan proses untuk memanusiakan manusia yang berarti proses mengajar harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupannya, baik secara fisik, jasmani, maupun rohani.

Kurikulum Merdeka yang mengadopsi filosofi Merdeka Belajar memperhatikan kesiapan dan kemampuan siswa saat belajar. Teori pendekatan yang menjadi acuan dalam menerapkannya, yaitu konsep Teaching at The Right Level (TaRL).

Teaching at The Right Level (TaRL) ialah pengajaran yang dilakukan sesuai dengan tingkat kemampuan dari peserta didik. Pendekatan ini dilakukan pendidik dengan memperhatikan kesiapan belajar siswa. Guru bukan hanya mengajar sesuai tingkatan atau kelas siswa saja. Melalui pendekatan ini, guru dapat mengajar siswa lebih fleksibel karena rancangan pembelajaran dapat disesuaikan pada tahap pencapaian tiap peserta didik.

Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) memungkinkan terjadinya pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Berdiferensiasi di sini bukan memperlakukan peserta didik secara berbeda, tetapi melakukan diferensiasi dalam proses belajarnya.

Langkah Melaksanakan Teaching at The Right Level (TaRL)

sumber: https://www.pexels.com/

Untuk menerapkan Teaching at The Right Level (TaRL) di kelas, guru perlu melakukan tiga tahapan sebagai berikut:

1. Asesmen dan Penyesuaian Tujuan Pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik tentunya harus didasarkan pada data atau informasi yang valid sebagai acuan menentukan rencana pengajaran. Oleh karena itu, guru biasanya akan melakukan asesmen, entah di awal, di tengah, atau di akhir proses pembelajaran.

Asesmen merupakan proses untuk mengumpulkan dan mengolah informasi guna mengetahui atau menilai kemampuan, kebutuhan, perkembangan, potensi, dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Hasil dari asesmen menjadi dasar guru mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat capaian belajar dan kemampuan di level yang sama. Kemudian, guru akan menentukan tujuan pembelajaran yang didasarkan pada hasil asesmen.

2. Perencanaan

Setelah menyelesaikan asesmen, guru memperoleh hasil informasi terkait kesiapan dan kebutuhan belajar siswa. Kemudian, guru melakukan perencanaan atau rancangan pembelajaran. Guru memiliki keleluasaan dalam merancang aktivitas pembelajaran sesuai dengan level peserta didiknya. Di sini, guru dapat menentukan model, strategi, media belajar yang tepat, hingga menyesuaikan materi pelajaran yang diberikan.

3. Pembelajaran Berdiferensiasi

Dalam proses pembelajaran, guru menyesuaikan materi dan aktivitas belajar siswa sesuai kebutuhan, karakteristik, dan kemampuannya. Guru lebih memperhatikan capaian pembelajaran peserta didiknya. Saat proses ini berlangsung, guru juga dapat melakukan asesmen formatif. Secara berkala, asesmen formatif  dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas pembelajaran.

4. Asesmen Sumatif (Evaluasi Akhir Pembelajaran)

Di akhir pembelajaran, guru perlu mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang berhasil dilalui peserta didiknya. Untuk menilai dan mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran, guru melakukan evaluasi akhir atau biasa disebut asesmen sumatif. Asesmen ini dilakukan guna memastikan ketercapaian seluruh tujuan pembelajaran. Hasil dari asesmen sumatif juga dapat digunakan guru sebagai asesmen awal di kegiatan pembelajaran berikutnya.  

Dilihat dari implementasi pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL), asesmen perlu dilakukan beberapa kali oleh guru (terutama di awal dan saat proses belajar berlangsung). Asesmen menjadi proses yang sangat berperan penting sebagai penentu keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menyusun asesmen yang tepat. Lalu, bagaimana melakukan penyusunan pada Teaching at The Right Level (TaRL) Kurikulum Merdeka?

Asesmen dan Teknik yang Digunakan pada Teaching at The Right Level (TaRL)

sumber: https://www.pexels.com/

Sama halnya dengan melaksanakan proses pembelajaran, saat akan melakukan asesmen, guru juga harus menyusun langkah-langkah yang diperlukan sebagai gambaran dan acuan dalam bertindak. Ada dua asesmen yang dilakukan pada pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) Kurikulum Merdeka, yaitu asesmen formatif dan sumatif.

1. Asesmen Formatif

Dilansir dari guru.kemdikbud.go.id, asesmen formatif memiliki beberapa definisi. Asesmen formatif digunakan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar, hambatan, dan informasi mengenai perkembangan murid. Tujuan dari asesmen formatif ialah untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran dan mengevaluasi pencapaian pembelajaran.

Cara Mengembangkan Asesmen Formatif di Kelas
Penilaian formatif terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Melalui asesmen, guru dapat melakukan refleksi pada  strategi pembelajarannya serta meningkatkan efektivitas dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Kemudian, asesmen formatif dapat membantu murid dalam memonitor kemajuan belajar, tantangan yang ditemui, serta langkah yang diperlukan untuk meningkatkan capaian belajarnya.

2. Asesmen Sumatif

Penilaian di akhir pembelajaran atau asesmen sumatif biasa digunakan untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran (CP) pada murid. Penilaian sumatif dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar siswa dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar, yaitu laporan pencapaian pembelajaran dan tumbuh kembang anak (bila diperlukan). Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir, misal di akhir lingkup materi, akhir semester, atau pada akhir fase. Umpan balik dari hasil asesmen sumatif dapat dimanfaatkan untuk mengukur perkembangan murid dan memandu guru merancang aktivitas pembelajaran berikutnya.

3. Teknik Asesmen

Setelah guru merumuskan tujuan yang ingin dicapai, tahap selanjutnya ialah memilih dan/atau mengembangkan instrumen asesmen. Guru dapat mengembangkan instrumen asesmen berdasarkan teknik penilaian yang sesuai. Berikut ini beberapa contoh dari teknik asesmen yang dapat diadaptasi. Instrumen ini dapat digunakan untuk menyusun asesmen formatif maupun asesmen.

Pertama, guru dapat melakukan observasi. Asesmen dapat dilakukan dengan membuat rencana pengamatan yang diatur secara berkala. Guru dapat mengatur pelaksanaan observasi yang berfokus pada semua murid atau per individu. Guru juga dapat mengobservasi pada saat sesi penugasan atau aktivitas rutin.

Teknik asesmen selanjutnya ialah meminta murid untuk melakukan demo atau presentasi terkait pemahamannya dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja ini bisa dilakukan melalui praktik, membuat suatu karya atau produk, merealisasikan proyek tertentu, atau membuat portofolio.

Jika dalam bentuk proyek, asesmen dapat dilakukan dengan memberi penugasan yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan yang harus diselesaikan murid dalam periode/waktu tertentu.

Teknik asesmen yang umumnya diberikan oleh guru, yaitu melalui tes tertulis. Guru dapat menyajikan tes dengan soal. Kemudian, jawabannya dilakukan secara tertulis. Melalui teknik ini, guru dapat mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan murid. Tes tertulis bisa dalam bentuk pilihan ganda, esai, isiann singkat, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.

Tak hanya tes tertulis, teknik asesmen juga dapat dilakukan dengan tes secara lisan. Guru memberikan soal atau pertanyaan bagi murid, mereka kemudian perlu menjawabnya secara lisan. Teknik ini  dapat dilakukan secara klasikal untuk murid sekelas atau murid tertentu saja.

Selain tes tertulis atau umum, guru biasanya memberikan penugasan pada murid. Pemberian tugas kepada murid dapat menjadi teknik asesmen untuk menilai seberapa jauh pengetahuan, serta memfasilitasi murid untuk meningkatkan pengetahuannya.

Teknik asesmen lainnya bisa dilakukan dengan portofolio. Guru dapat mengumpulkan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya murid dalam bidang tertentu. Prestasi yang dimiliki murid ini mencerminkan perkembangan mereka secara holistik dalam kurun waktu tertentu.

Implementasi Teaching at The Right Level Kurikulum Merdeka
Teaching at The Right Level (TaRL) dimaknai sebagai pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dari peserta didik yang bisa disebut dengan student center

Cara Menyusun Asesmen pada Teaching at The Right Level (TaRL)

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, guru perlu menggunakan modul ajar sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Jika guru menggunakan modul ajar yang telah disediakan, ia tidak perlu menyusun perencanaan asesmen. Namun, jika guru ingin mengembangkan asesmen atau menggunakan modul ajar yang telah disesuaikan, ia perlu menyusun atau membuat perencanaan asesmen. Guru dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Guru memulai perencanaan dengan merumuskan tujuan asesmen. Tujuan asesmen yang ditentukan berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran.
  2. Setelah merumuskan tujuan asesmen, guru menentukan instrumen atau teknik asesmen yang akan digunakan. Untuk menentukan instrumen asesmen, guru perlu memperhatikan karakteristik, kesesuaian asesmen dengan tujuan pembelajaran, dan tujuan dari asesmen sendiri, serta kemudahan dalam menggunakan instrumen baik guru maupun peserta didik.

Demikianlah penjelasan mengenai penyusunan asesmen dengan menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level. Semoga artikel ini bermanfaat!