Pentingnya Pembelajaran Sosial Emosional bagi Peserta Didik
Kehidupan yang lebih baik bagi peserta didik saat berada di lingkungan sekolah. Ketika memasuki dunia kerja atau masyarakat, kebutuhan mereka dapat terpenuhi dengan adanya kompetensi sosial emosional yang dimiliki karena tingkat intelegensi yang mumpuni bukanlah satu-satunya tolak ukur kesuksesan di masa depan. Aspek intelektual harus diimbangi dengan kondisi emosional yang stabil dan baik agar mendukung iklim kerja yang baik pula.
Selain aspek intelektual, kompetensi sosial emosional bagi peserta didik dalam proses pembelajaran juga tak kalah pentingnya. Peserta didik dituntut untuk memiliki kompetensi sosial emosional yang baik dengan keterampilan sikap serta nilai-nilai pendukung yang diperlukan sebagai modal untuk berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan yang lebih luas. Bukan hanya untuk kehidupan yang lebih baik, bentuk keterampilan sosial emosional bagi peserta didik juga dapat membantu mereka menjadi lebih fokus, mampu memecahkan permasalahan secara kritis dan logis, serta dapat membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kompetensi sosial emosional bagi peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan diperlukan untuk mengelola emosi serta mengembangkan empati terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya. Pembelajaran sosial emosional membantu peserta didik untuk tumbuh menjadi pribadi yang positif dan bertanggung jawab. Hal tersebut akan membentuk memiliki kesadaran diri yang mampu memberi mereka motivasi untuk terus bersekolah, beradaptasi terhadap suatu lingkungan baru, serta mengurangi tekanan emosional maupun memperkecil tindakan ketidakdisiplinan atau indisipliner.
Oleh karena itu, pentingnya pembelajaran sosial emosional bagi peserta didik tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan belajar di kelas. Lebih lanjutnya, implementasi pembelajaran sosial emosional dalam kelas dapat mengurangi perilaku yang bersifat intimidatif serta menciptakan iklim kelas yang lebih positif. Hal ini juga didukung oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas dan pembelajaran yang baik pula.
Meskipun emosi dan stres merupakan bagian normal dalam kehidupan, namun keterampilan dalam mengelola emosi dan mengatasi stres menjadi tantangan yang dikembangkan dalam pembelajaran sosial emosional. Salah satu pelopor pembelajaran sosial emosional bagi peserta didik, yaitu Daniel Goleman menyebutkan pentingnya pembelajaran sosial emosional bagi peserta didik selain sebagai pengembangan pendidikan juga berperan penting untuk mendukung kesuksesan mereka saat memasuki dunia kerja.
5 Kunci Pengembangan Pembelajaran Sosial Emosional
Agar menjadi peserta didik yang memilii kualitas sosial emosional yang baik, berikut 5 kunci dalam pengembangan pembelajaran sosial emosional bagi peserta didik, sebagai berikut.
1. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Kesadaran diri erat kaitannya terhadap emosi, pikiran dan nilai. Kesadaran diri yang mumpuni dapat mengidentifikasi emosi, percaya diri terhadap kelebihan yang dimiliki. Bentuk kesadaran diri yang dapat kita ketahui berupa percaya terhadap diri sendiri, menghargai diri sendiri, maupun kontrol penuh terhadap diri sendiri. Nantinya, peserta didik akan memiliki pribadi yang tenang saat menghadapi masa kritis maupun kerja secara cerdas dan efisien.
2. Manajemen Diri (Self-Management)
Manajemen diri, yaitu mampu mengatur tindakan dan emosional di berbagai situasi. Kemampuan ini erat kaitannya dengan kemampuan dalam menangani stres. Ketika seorang peserta didik memiliki manajemen diri yang baik maka mereka akan termotivasi melakukan hal positif yang berguna dalam mencapai tujuan di masa depannya. Bentuk manajemen diri yang dapat dilakukan berupa tidak menunda pekerjaan (prokranisasi), membuat skala prioritas, hingga mengakui kesalahan diri.
3. Memiliki Kesadaran Sosial (Social Awareness)
Kesadaran sosial erat kaitannya dengan sikap empati dan kepedulian terhadap orang lain. Sikap ini akan bermanfaat bagi seorang peserta didik ketika berada dalam lingkungan masyarakat dalam memenuhi kaidah, norma, dan etika yang berlaku serta memiliki kesadaran penuh dalam menghargai orang lain.
4. Mampu Menjalin Relasi (Relation Skill)
Menjalin relasi meruupakan bentuk memelihara hubungan pertemanan yang sehat antar individu dan kelompok. Bentuk jalinan relasi itu harus didukung dengan adanya kemampuan komunikasi dan sosialisasi yang dimiliki dengan baik. Berlatih public speaking dan kemampuan manajamen diri turut berperan besar dalam mengembangkan kemampuan membangun relasi ini.
5. Membuat Keputusan yang Bertanggungjawab (Responsible Decision Making)
Membuat keputusan yang bertanggung jawab adalah berusaha membimbing peserta didik agar memiliki keberanian dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuatnya. Peserta didik yang memilliki kemampuan sosial emosional dengan baik akan mudah dalam menerima dan menghadapi tantangan, belajar hal-hal baru, bersikap professional, dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran sosial emosional yang diterapkan dalam kelas tidak hanya berfokus terhadap kemampuan peserta didik dalam jangka pendek namun juga fokus untuk jangka panjang. Dalam penerapan pembelajaran sosial emosional diperlukan beberapa perhatian khusus, yaitu:
- Sequenced, yaitu pembelajaran terkoordinasi dan saling terkait dalam mendorong keterampilan peserta didik
- Active, yaitu pembelajaran dilakukan secara aktif agar peserta didik dapat memperoleh keterampilan baru
- Focused, yaitu pembelajaran yang menitikberatkan terhadap kompetensi peserta didik secara individu maupun sosial
- Explicit, yaitu pembelajaran mempunyai target spesifik dalam mengembangkan keterampilan sosial emosional bagi peserta didik.
Pembelajaran sosial emosional bagi peserta didik juga menjadi salah satu elemen penting untuk menjalani kehidupan yang sehat dan seimbang. Penerapan pembelajaran sosial emosional memiliki manfaat bagi peserta didik dalam mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap diri sendiri maupun lingkungan. Sikap positif yang dimaksud yaitu, memiliki empati dan kepercayaan terhadap diri sendiri.
Selanjutnya, kompetensi sosial emosional yang dimiliki peserta didik tidak hanya berfungsi ketika mereka duduk di bangku sekolah namun secara efektif juga dapat dibawa ke dalam fase kehidupan selanjutnya untuk membantu memecahkan tantangan yang mungkin dihadapi dalam suatu hubungan, persahabatan, atau pekerjaan.
Di era digital yang berkembang pesat saat ini, kebutuhan masyarakat terhadap teknologi dan pengetahuan juga makin meningkat. Kendati demikian, kepekaan sosial juga kesadaran dalam mengelola emosional tetap diperlukan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar yang bersifat dinamis tersebut. Sehingga pentingnya pembelajaran sosial emosional bagi peserta didik untuk terus diterapkan.
Tips Menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional
1. Guru bertindak sebagai role model
Dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional, diharapkan guru mampu memahami, mengelola, dan mengatasi emosionalnya karena peserta didik akan mencontoh tindakan tersebut. Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan media sosial, mengikuti kursus, maupun pemilihan metode pembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya.
2. Mengakomodasi proses bermain peran
Apablila di kelas terdapat peserta didik yang sedang berkonflik, guru dapat menawarkan proses bermain peran kepada keduanya. Bermain peran tak hanya sekadar membantu menyelesaikan konflik namun dapat memberi kesempatan bagi peserta didik dalam memahami alasan mengapa mengapa mereka mengucapkan atau melakukan hal-hal yang dapat memicu pertengkaran tersebut.
3. Pengembangan komunikasi
Pengembangan kompetensi sosial dan emosional peserta didik dapat tercapai apabila adanya kesempatan bagi guru atau peserta didik untuk mengomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal. Komunikasi dapat dibangun oleh guru dengan menanyakan hal-hal ringan (bukan wawancara) kepada peserta didik seperti apa yang membuatmu bahagia, apakah terjadi hal buruk kepadamu hari ini dan lainnya.
Jika mereka terlihat kesulitan untuk memberi jawaban maka berikan dorongan agar bisa mengekspresikan diri atau menjawab pertanyaan yang telah dibuat.
4. Menetapkan tujuan
Guru sebaiknya menetapkan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang dirancang dalam proses pengembangan kompetensi sosial dan emosional peserta didik. Misalnya, belajar meluangkan waktu dan mendengarkan ungkapan rasa kesal dari peserta didik atau memikirkan cara-cara baru untuk menunjukkan kepedulian terhadap peserta didik.
5. Melatih kerja sama
Kemampuan peserta didik dalam bekerja tim juga perlu dikembangkan agar mereka terbiasa bekerja dengan orang lain dari sejak dini. Melatih kerja sama dapat dilakukan melalui kerja kelompok dengan metode project-based learning maupun metode pembelajaran kelompok lainnya.
6. Mempertimbangkan perspektif orang lain
Peserta didik diajarkan untuk mengembangkan empati dan belajar mempertimbangkan perspektif atau sudut pandang orang lain terhadap situasi tertentu. Untuk mempermudahnya, Anda dapat menggunakan situasi sehari-hari sebagai contoh. Beragam perspektif atau sudut pandang akan dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan mudah tanpa memaksakan kehendak satu sama lain.
Pembelajaran sosial emosional tidak hanya memiliki berbagai manfaat bagi peserta didik, namun praktiknya juga berdampak bagi guru dalam meningkatkan kesadaran diri serta berperilaku positif baik di sekolah maupun masyarakat. Mengingat pentingnya pembelajaran kompetensi sosial emosional maka diperlukan dukungan dan kerja sama antara guru maupun orang tua dalam meningkatkan kompetensi sosial emosional peserta didik untuk keberhasilan mereka di masa depan.