Pengurangan Risiko Bencana dalam Proses Pembelajaran

pendidikan 21 Nov 2024

Pada tahun 2022 lalu, Bundnis Entwicklung Hilft dan IFHV of the Ruhr University Bochum, merilis Laporan World Risk Report, Indonesia menjadi negara ketiga di dunia yang rawan bencana. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang berkaitan dengan mitigasi bencana. Salah satunya, pengurangan risiko bencana dalam pembelajaran.

Mengapa penting? Artikel ini selanjutnya akan membahas bagaimana pengurangan risiko rawan bencana dalam proses pembelajaran.

Indonesia Rawan Bencana

sumber: https://www.pexels.com

Sebagaimana telah disinggung di atas, Indonesia menjadi negara nomor tiga di dunia yang rawan bencana. Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia memiliki Skor Indeks Risiko Global World (World Risk Index/WRI) sebesar 41,46 poin pada tahun 2022. Angka tersebut mengacu pada banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia selama tahun 2022. Mulai dari erupsi Gunung Semeru dan gempa bumi Cianjur yang terjadi pada bulan November 2022 lalu.

Ada lima lingkup yang menjadi indikator skor indeks tersebut, yaitu dilihat dari lingkup paparan kerentanan, kerawanan, kurangnya kapasitas penanganan bencana, hingga terkait kurangnya kapasitas adaptasi terhadap bencana.

Lantas, bagaimana situasi bencana di Indonesia pada tahun 2024 ini?

Berdasarkan data dari BNBP (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), pada tahun 2024, situasi bencana di Indonesia menunjukkan pola yang masih didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem. Misalnya, banjir yang terjadi di beberapa wilayah Sumatera dan Sulawesi yang diakibatkan tingginya intensitas curah hujan.

Selain itu, aktivitas gempa bumi tetap menjadi perhatian, seperti yang terjadi di Bandung. Erupsi gunung berapi juga menjadi sorotan, termasuk pengelolaan risiko dari Gunung Semeru dan Gunung Api Ibu.

Bencana lama ini semua tentu mengganggu aktivitas sehari-hari. Dampaknya pun meluas ke berbagai sektor kehidupan, termasuk sektor pendidikan. Mau tidak mau, terjadinya bencana ini berdampak pada proses pembelajaran.

Dampak Bencana Pada Proses Pembelajaran

Saat bencana terjadi, proses pembelajaran tentu akan terganggu. Misalnya, beberapa sekolah di Kalimantan terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh, karena bencana karhutla (kebakaran hutan dan lahan). Karhutla membuat asap menghalangi jarak pandang sekaligus bisa memicu terjadinya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Atau, kala Jakarta dan sekitarnya dilanda banjir, akses ke sekolah terputus. Bahkan, beberapa fasilitas pendidikan mengalami kerusakan. Akibatnya, sekolah libur. Siswa-siswa tak bisa belajar.

Inkuiri Apresiatif sebagai Pendekatan Manajemen Perubahan Bagi Guru
Inkuiri Apresiatif adalah pendekatan dalam manajemen perubahan yang berfokus pada pencarian nilai-nilai positif dalam organisasi atau individu untuk memunculkan perubahan yang berkelanjutan

Bencana yang terjadi membuat proses pembelajaran mengalami gangguan. Pembelajaran berjalan secara tidak normal. Bahkan, seringkali bencana membuat proses pembelajaran terhenti.

Tentunya, hal ini tidak bisa terus dibiarkan. Pemerintah perlu mengambil tindakan. Sekalipun Indonesia adalah negara rawan bencana, proses pembelajaran tak boleh berhenti.

Pentingnya Pengurangan Risiko Bencana dalam Proses Pembelajaran

sumber: https://www.pexels.com

Menyadari bahwa Indonesia adalah negara rawan bencana, pemerintah menganggap penting upaya untuk mengurangi risiko bencana dalam proses pembelajaran. Pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait pengurangan risiko bencana dalam proses pembelajaran.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 32 ayat 2, juga telah mengakomodasi kebutuhan pendidikan bencana dalam teknologi pendidikan layanan khusus. Pengurangan risiko bencana adalah bagian penting yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, sebagai upaya proaktif dalam mengelola bencana. Ada juga Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penerapan Sekolah/Madrasah Aman Bencana.

Latas, apa itu pengurngan risiko bencana dalam proses pembelajaran?

Pengurangan risiko bencana dalam proses pembelajaran adalah konsep dan praktik mengurangi risiko bencana melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana termasuk dengan dikuranginya paparan terhadap ancaman, penurunan kerentanan manusia dan properti, pengelolaan lahan, dan lingkungan yang bijaksana, serta meningkatkan kesiagaan terhadap kejadian yang merugikan (UN-ISDR, 2009).

Pengurangan risiko bencana ini memiliki beberapa komponen, yaitu peredaman ancaman, pengurangan kerentanan, peningkatan kapasitas, dan pengalihan risiko. Dalam proses kegiatan belajar, pengurangan risiko bencana ini dilakukan melalui pendidikan pengurangan risiko bencana. Pendidikan pengurangan risiko bencana adalah proses pembelajaran bersama yang interaktif di tengah masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada.

Adapun yang menjadi cakupan pendidikan pengurangan risiko bencana ini lebih luas dibandingkan pendidikan di sekolah maupun universitas. Di dalamnya termasuk adanya pengakuan dan penggunaan kearifan lokal dalam menghadapi bencana alam ini.

Pendidikan pengurangan risiko bencana ini dilakukan di sekolah aman bencana. Sekolah aman bencana adalah sekolah yang memiliki sarana dan prasarana dalam melindungi setiap warganya dan lingkungan di sekitarnya dari bencana sesuai dengan standar yang berlaku. Keberadaan sekolah aman bencana ini tentu penting, agar proses belajar di sekolah bisa tetap berjalan aman dan nyaman.

Sekolah aman bencana ini memiliki beberapa sasaran utama, yaitu :

  • Melindungi siswa, guru, dan tenaga pendidikan lainnya dari risiko kematian dan cidera di sekolah.
  • Merencanakan kesinambungan pendidikan untuk menghadapi bahaya yang sudah diperkirakan.
  • Memperkuat ketangguhan warga terhadap bencana melalui pendidikan.
  • Melindungi investasi di sektor pendidikan.

Ada 3 kriteria yang harus dimiliki oleh sekolah aman bencana. Pertama , melakukan penilaian kerentanan terhadap bangunan sekolah dan penentuan kebutuhan rehabilitasi. Kedua, adanya rencana teknis rehabilitasi dan penguatan bangunan sekolah. Ketiga, adanya proses pengawasan pelaksanaan rehabilitasi dan perkuatan struktur bangunan oleh tim pengawas yang dibentuk khusus yang melibatkan tenaga ahli, perwakilan pengelola, dan komite sekolah.

Bagi negara yang rentan bencana seperti Indonesia ini, keberadaan sekolah aman bencana ini sangatlah penting. Sekolah aman bencana adalah salah satu bentuk pemenuhan hak setiap anak di Indonesia untuk memperoleh kehidupan yang aman dari bencana selama menempuh pendidikan di sekolah.

Sekolah aman bencana ini diwujudkan dalam tiga pilar :

  • Menyediakan fasilitas sekolah yang aman
  • Mengembangkan perilaku yang siap siaga dengan manajemen bencana di sekolah
  • Memberikan pendidikan tentang pencegahan dan pengurangan risiko bencana

Bagaimana mewujudkan sekolah aman bencana ini? Berikut beberapa prosedur yang dilakukan untuk mewujudkan sekolah aman bencana :

  • Melakukan sosialisasi dan internalisasi konsep sekolah aman bencana
  • Membangun komitmen dan pembentukan tim kerja sekolah aman bencana
  • Melakukan pemetaan pemangku kepentingan dan aktor-aktor kunci
  • Identifikasi kebutuhan sumber daya serta data dan informasi
  • Penyusunan rencana kerja
  • Mengkaji risiko bencana, verifikasi, dan diseminasi hasil kajian
  • Melakukan peningkatan kapasitas guru dan siswa terkait PRB (Pengurangan Risiko Bencana), dan sekolah aman bencana
  • Melakukan penyusunan aksi sekolah aman bencana
  • Melakukan pemantauan dan evaluasi

Semua prosedur di atas dilakukan dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai dari sekolah aman bencana, yaitu :

  • Perubahan budaya
  • Orientasi peberdayaan
  • Kemandirian
  • Pendekatan berbasis hak
  • Keberlanjutan
  • Kearifan lokal
  • Kemitraan
  • Insklusivitas
Menerapkan Strategi Pembelajaran Andragogi
Pembelajaran dengan pendekatan Andragogi dapat membantu memusatkan kebutuhan belajar sehingga dapat mencapai pengetahuan ke tingkat yang lebih tinggi

Sekolah aman bencana menjadi hal yang harus dimiliki oleh negara dengan kerentatan bencana yang tinggi. Sekolah aman bencana menjadi upaya pengurangan risiko bencana dalam proses pembelajaran. Agar bencana tak merenggut hak dalam memperoleh pendidikan.

Demikian artikel tentang pengurangan risiko bencana dalam proses pembelajaran. Semoga artikel ini membantu Anda dalam memahami bagaimana upaya pengurangan risiko bencana dalam proses pembelajaran.

Dian Kusumawardani

"Pengajar di BKB Nurul Fikri dan Konselor Menyusui"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.