Penguatan Bahasa untuk Literasi Awal
Literasi menjadi salah satu kompetensi dasar yang wajib dikuasai. Apalagi, di era merdeka belajar seperti ini, ketika Ujian Nasional (UN) digantikan oleh Asesmen Nasional (AN). Asesmen Nasional sendiri salah satu komponennya adalah AKM (Asesmen Kompetensi Minimum). AKM menilai kemampuan literasi dan numerasi. Tak hanya itu, literasi juga menjadi salah satu tolok ukur kemajuan pendidikan suatu bangsa menurut standar PISA (Programme for International Student Assessment) yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Bagaimana agar kemampuan literasi setiap siswa baik? Tentunya dimulai pada tahap literasi awal, dimana penguatan bahasa menjadi salah satu faktor kunci. Artikel ini selanjutnya akan membahas penguatan bahasa untuk literasi awal.
Apa itu Literasi?
Apakah literasi itu? Apakah literasi itu hanya seputar kemampuan membaca dan menulis saja? Tentu tidak. Literasi lebih dari sekadar kemampuan membaca dan menulis saja.
Banyak ahli yang memberikan definisi tentang literasi itu. Salah satunya adalah menurut Elizabeth Sulzby, literasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam berkomunikasi, melalui menulis, membaca, menyimak, dan berbicara dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuan masing-masing. Di sisi lain menurut UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), literasi didefinisikan sebagai seperangkat keterampilan nyata yang berhubungan dengan membaca dan menulis.
Secara sederhana, literasi memang berkaitan dengan kegiatan membaca dan menulis. Namun tentunya, literasi adalah sebuah kompetensi yang lebih kompleks lagi.
Manfaat Literasi
Literasi adalah sebuah kompetensi dasar yang wajib dikuasai oleh setiap individu. Kemampuan literasi memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Menambah kosakata.
2. Membuat kinerja otak semakin optimal, karena kegiatan membaca dan menulis.
3. Menambah wawasan.
4. Mendapatkan informasi baru.
5. Meningkatkan kemampuan interpersonal.
Macam-Macam Literasi
Literasi tidak sekadar kegiatan membaca dan menulis. Oleh karena itu, literasi ini banyak macamnya. Berikut adalah macam-macam literasi.
1. Literasi Dasar
Literasi dasar ini bisa dibilang merupakan literasi awal. Literasi dasar terdiri dari kemampuan membaca, menulis, mendengarkan, dan berhitung. Literasi dasar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, membaca, menulis, dan berhitung.
2. Literasi Perpustakaan
Literasi perpustakaan adalah literasi yang berkaitan dengan kemampuan mencari literatur. Literasi ini mulai dari membedakan karya fiksi maupun nonfiksi. Kemudian, memahami cara menggunakan katalog dan indeks hingga mampu memahami literatur yang ada.
3. Literasi Media
Literasi media adalah literasi yang berhubungan dengan kemampuan mengakses media, baik media cetak, media elektronik hingga media sosial. Kemampuan literasi ini juga berhubungan dengan bagaimana memahami informasi yang didapat dari media-media tersebut.
4. Literasi Teknologi
Literasi teknologi didefinisikan sebagai kemampuan dalam mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan teknologi. Sebagai contoh, perbedaan antara perangkat keras dan perangkat lunak. Bagaimana teknologi internet juga etika penggunaan internet.
5. Literasi Visual
Literasi visual adalah kemampuan literasi yang berhubungan dengan memahami dan mengintrepretasikan informasi yang berbentuk visual (gambar). Dengan kemampuan literasi visual ini, individu akan mampu memahami sebuah informasi dari gambar yang dilihatnya.
Prinsip Literasi
Dalam mengembangkan kemampuan literasi ada beberapa prinsip yang harus dilakukan. Berikut adalah beberapa prinsip pengembangan kemampuan literasi.
1. Pentingnya Bahasa Lisan
Prinsip literasi yang pertama adalah pentingnya bahasa lisan. Bahasa lisan sangat penting agar siswa bisa berdiskusi secara terbuka. Saat berdiskusi, siswa menyampaikan pendapatnya dan mendengar pendapat orang lain. Pasalnya, semua itu menggunakan bahasa lisan.
2. Berimbang
Pengembangan literasi di sekolah haruslah berimbang. Artinya, menyesuaikan dengan kondisi masing-masing siswa.
3. Pentingnya Keberagaman
Pengembangan literasi di sekolah juga harus mengangkat pentingnya keberagaman. Ini adalah hal yang wajar sebab Indonesia adalah negara yang kaya keberagaman. Sekolah juga diharapkan mampu mengajarkan keberagaman dalam peningkatan kemampuan literasi ini. Sebagai contoh, sekolah dapat menyediakan bahan bacaan yang memuat keberagaman yang ada.
4. Berlangsung pada Suatu Kurikulum
Pengembangan literasi di sekolah harusnya dilakukan setiap kurikulum. Itu tidak terbatas pada kurikulum tertentu saja. Jadi, pengembangan literasi di sekolah akan tetap ada, apapun jenis kurikulumnya.
Penguatan Bahasa untuk Literasi Awal
Bahasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan literasi ini. Bahasa adalah kunci dari pengembangan literasi. Melalui bahasa, literasi diajarkan. Kegiatan membaca, menulis, menyimak dan berbicara tentu menggunakan bahasa.
Terlebih lagi, pada literasi awal, bahasa menjadi sangat penting untuk diajarkan. Melalui bahasa, kemamampuan literasi peserta didik menjadi berkembang. Bahasa menjadi alat dalam belajar literasi. Dengan kemampuan berbahasa, maka setiap individu akan bisa membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.
Pada literasi awal, tentunya bahasa yang penting untuk dikuatkan adalah bahasa ibu. Bahasa ibu merupakan bahasa pertama yang dimengerti oleh individu. Bahasa yang digunakan saat melakukan interaksi primernya dengan keluarga dan lingkungan di sekitarnya.
Dalam konteks pengembangan literasi di sekolah, tentunya bahasa ibu yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Jadi, sangat penting memperkuat kemampuan berbahasa Indonesia kepada semua siswa agar upaya peningkatan literasi bisa berjalan sukses.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam upaya penguatan bahasa untuk literasi awal.
1. Melakukan GLS (Gerakan Literasi sekolah)
Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan untuk menumbuhkan budi pekerti siswa, agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sebagai modal dalam melakukan pembelajaran sepanjang hayat.
2. Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Selama Proses Belajar Mengajar di Sekolah
Sebaiknya sekolah selalu mendorong semua warganya, baik guru maupun siswa untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran. bahasa Indonesia digunakan dalam interaksi sehari-hari di sekolah.
3. Membuat Pojok Buku di Setiap Kelas agar Siswa Semakin Gemar Membaca
Apabila setiap kelas tersedia pojok buku, kegemaran membaca setiap siswa akan tumbuh. Siswa bisa meikmati membaca buku di kelas saat jam istirahat.
4. Menyediakan Fasiltas Perpustakaan yang lengkap dan Modern
Perpustakaan yang lengkap dan modern pasti akan mampu menarik miat siswa. Hendaknya perpustakaan sekolah juga tersedia buku-buku populer lainnya, tak hanya literatur seputar pelajaran sekolah saja. Juga ada fasilitas modern seperti katalog daring untuk memudahkan siswa mencari buku.
5. Melakukan Gerakan 10 Menit Membaca setiap Akan Memulai Jam Pelajaran Pertama
Sebelum jam pertama dimulai, ajaklah siswa membaca buku selama 10 menit. Ini bisa memupuk kegemaran membacanya. Rutin membaca juga akan mengoptimalkan kinerja lokal.
6. Guru Memmberikan Contoh Melakukan Kegiatan Literasi
Guru juga menjadi contoh dalam kegiatan literasi ini. Sebagai contoh, guru juga menunjukkan bahwa guru juga suka membaca buku.
7. Membiasakan Diskusi Terbuka dalam Proses Pembelajaran di Kelas
Bisakan untuk selalu berdiskusi saat membahas pelajaran. Diskusi akan melatih kemampuan menyimak dan berbicara siswa yang juga merupakan bagian dari literasi itu sendiri.
Demikian artikel tentang penguatan bahasa untuk literasi awal. Semoga artikel ini bisa menginspirasi Anda dalam melakukan penguatan bahasa untuk literasi awal.