Pembelajaran Perlu Berdiferensiasi? Begini Cara Menerapkan dan Contohnya!
Pada tahun ajaran baru 2022, ada yang baru dalam sistem pendidikan di Indinesia. Pada tahun ajaran baru ini, Menteri Pendidikan, Kebudyaaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menetapkan kurikulum baru sebagai acuan proses pendidikan di Indonesia. Kurikulum baru tersebut bernama Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka ini memiliki kegiatan intrakurikuler yang beragam, konten yang diajarkan lebih optimal, sehingga siswa punya cukup waktu untuk mendalami materi dan mengembangkan potensinya. Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai gaya belajarnya masing-masing. Siswa juga bisa mengembangkan minat dan bakatnya. Begitu juga dengan guru, guru memiliki kebebasan memilih metode pembelajarannya.
Kurikulum Merdeka juga mengembangkan karakter siswa. Karakter yang dikembangkan adalah yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Tak heran, keberagaman juga sangat dijunjung dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi akan sangat cocok untuk digunakan dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini.
Artikel ini selanjutnya akan membahas apa itu pembelajaran berdiferensiasi, alasan perlu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, dan bagaimana cara menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Mengenal Pembelajaran Berdiferensiasi
Setiap siswa itu unik. Mereka punya karakteristiknya masing-masing. Tak hanya memiliki karakter yang beragam, siswa juga punya latar belakang yang beragam. Mulai dari suku, agama, ras, kondisi keluarga, dan lain sebagainya, semua ini ternyata juga bisa memberikan perbedaan dalam tingkat memahami pelajaran.
Dengan semua karakteristik yang beragam seperti itu, diferensiasi menjadi elemen kunci dalam proses pembelajaran. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi akan membuat proses pembelajaran berjalan lancar, tujuan pembelajaran juga akan tercapai.
Apa itu pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi artinya serangkaian proses pembelajaran yang dibuat berdasarkan kebutuhan siswa dan juga untuk membantu siswa belajar. Melalui pembelajaran berdiferensiasi ini, siswa memiliki kebebasan untuk memilih apa yang ingin dipelajari, bagaimana cara belajar, dan produk belajar apa yang ingin dihasilkan. Namun, tentunya semua juga didasarkan pada kurikulum yang sudah dibuat. Di sini guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang memastikan bahwa proses pembelajaran sudah sesuai dengan panduan dari kurikulum.
Pembelajaran berdiferensiasi ini memiliki empat prinsip utama. Pertama, lingkungan belajar yang mendukung. Lingkungan belajar ini tak sebatas lingkungan fisik, ataupun suasana kelas. Akan tetapi, juga hubungan emosional antara guru dan siswa. Jika hubungan emosional guru dan siswa baik, proses pembelajaran pun akan berjalan lancar. Siswa bisa meraih kemampuan terbaiknya. Hal ini sudah dibuktikan secara ilmiah oleh penelitian dari penulis buku Assessment and Student Success in a Differentiated Classroom (2013), hubungan emosional antara guru dan siswa bisa memperkuat pertumbuhan akademik siswa.
Kedua, kurikulum berkualitas. Kualitas baik atau tidaknya kurikulum bisa dilihat dari kejelasan jelas tentang apa yang harus diketahui, dipahami, dan dilakukan siswaa, menghasilkan pemahaman siswa tentang pentingnya manfaat dari materi yang dipelajari, serta melibatkan siswa dalam proses belajar. Kurikulum Merdeka memiliki kualitas yang baik sesuai dengan proses pembelajaran berdifrensiasi ini.
Ketiga, penilaian yang menunjukkan hasil belajar. Penilaian atau asesmen menjadi kunci penting dalam mengetahui efektivitas pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi ini. Melalui penilaian ini, guru bisa mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa. Dengan demikian, hasil penilaian menjadi catatan penting untuk pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya.
Keempat, instruksi pembelajaran yang menjawab kebutuhan siswa. Agar pembelajaran berdiferensiasi berjalan lancar, guru perlu membuat instruksi pembelajaran yang menjawab kebutuhan siswa. Instruksi pembelajaran ini mencakup panduan bagaimana guru mengajar dan cara siswa menerima pembelajaran.
Mengapa Perlu Pembelajaran Berdiferensiasi
Mengapa guru perlu melakukan pembelajaran berdiferensiasi? Melalui pembelajaran berdiferensiasi ini, siswa bisa mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki. Terutama bagi siswa yang memiliki kebutuhan khusus, mereka memiliki perbedaan dalam menerima proses pembelajaran.
Pembelajaran berdiferensiasi akan membuat siswa lebih aktif dan kreatif. Alasannya, melalui pembelajaran berdiferensiasi ini, siswa memiliki kebebasan dalam belajar, termasuk menghasilkan produk belajar yang menjadi pilihannya sendiri.
Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi membuat siswa lebih semangat belajar. Pembelajaran berdiferensiasi ini membuat siswa memiliki keterlibatan yang kuat dalam prosses pembelajaran.
Terakhir, pembelajaran berdiferensi penting untuk dilakukan untuk menjawab pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan tujuan Kurikulum Merdeka. Tujuan itu, yakni memberikan kebebasan kepada setiap siswa untuk belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing.
Cara Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi
Bagaimana cara menerapkan pembelejaran berdiferensiasi ini? Sebelum tahu bagaimana caranya, ada baiknya guru memahami 3 hal penting dalam pembelajaran berdiferensiasi ini. Pembelajaran berdiferensiasi ini memiliki 3 fokus utama.
· Diferensiasi konten
Pembelajaran berdiferensiasi ini memiliki diferensiasi konten. Hal ini mencakup konten apa yang akan diajarkan oleh guru berdasarkan kebutuhan masing-masing siswanya. Dalam menyusun konten pembelajaran, guru memperhatikan tingkat kesiapan belajar siswa, karakteristik siswa, minat belajar siswa, dan kombinasi di antara keduanya.
· Diferensiasi proses
Diferensiasi proses berkaitan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk bisa mengajar sesuai dengan karakteristik masing-masing siswanya.
Diferensiasi proses ini bisa dilakukan melalui hal-hal berikut.
a. Melakukan kegiatan pembelajaran berjenjang.
b. Menyediakan pertanyaan pemandu dan juga tantangan yang perlu diselesaikan siswa di setiap pembelajaran.
c. Membuat agenda individual untuk siswa, isinya daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan tugas.
d. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang bervariasi.
· Diferensiasi produk
Proses akhir dari sebuah pembelajaran adalah produk. Pada pembelajaran berdiferensasi ini, siswa memiliki kebebasan membuat produk belajarnya. Bentuk produk belajar boleh beragam, selama sudah menjawab semua tujuan belajar yang ingin dicapai.
Ketiga hal tersebut harus ada dalam proses pembelajaran berdiferensiasi. Ketiganya menjadi indikator kesuksesan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi itu sendiri.
Cara menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dimulai dari pemetaan karakteristik sisiwa. Guru mencari tahu apa saja karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswanya, mulai dari latar belakang keluarga, minat belajar, hingga kemampuan belajar siswa. Pemetaan ini menjadi dasar bagi guru untuk merencanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswanya.
Selanjutnya, guru akan membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Guru memberikan beragam pilihan dalam strategi belajar, materi pembelajaran, hingga bagaimana cara belajar. Di sini akan terjadi yang namanya diferensiasi konten dan proses dalam pembelajaran berdiferensiasi.
Terakhir, guru melakukan evaluasi dan refleksi di akhir proses pembelajaran. Evaluasi dan refleksi ini penting. Keduanya tak hanya untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran berdiferensiasi berhasil, tetapi juga sebagai acuan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran selanjutnya. Ini agar proses pembelajaran berdiferensiasi bisa berjalan lebih baik lagi di periode berikutnya.
Pembelajaran berdiferensiasi ini memang lebih menantang untuk guru. Alasannya, guru harus bisa melakukan pemeblajaran yang beragam, sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar masing-masing siswanya. Namun, pembelajaran berdiferensiasi ini bisa membantu siswa mengoptimalkan setiap potensi yang dimilikinya.
Demikian artikel tentang mengapa pembelajaran perlu berdiferensiasi, cara menerapkan, dan contohnya. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam memahami alasan pembelajaran perlu berdiferensiasi serta cara menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi.