Model Pembelajaran untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Di era globalisasi saat ini, kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dalam berbagai aspek kehidupan. Apalagi saat ini perkembangan iptek dan tekanan globalisasi juga semakin pesat dan mendorong setiap bangsa untuk mengerahkan pikiran serta seluruh potensi sumber daya yang dimilikinya agar bisa bertahan dan memenangkan persaingan dalam memanfaatkan kesempatan di berbagai sisi kehidupan.
Generasi bangsa Indonesia memegang peran penting sebagai agen perubahan bangsa untuk menuju Indonesia yang lebih baik dan bisa berkembang atau bersaing dengan dunia luar. Pendidikan menjadi tempat untuk melahirkan generasi bangsa yang bisa diandalkan. Dalam hal ini berarti diperlukan peningkatan sikap kompetitif secara sistematik pada sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan.
Sekolah dan guru memiliki peran penting untuk menciptakan generasi yang dapat berkompetisi dalam persaingan global. Sekolah diharapkan bukan hanya memberikan pengarahan pada penguasaan serta pemahaman konsep ilmiah, tetapi juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan berpikir kritis siswa. Sekolah bisa memenuhi kebutuhan belajar mengajar untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, optimal, dan bermakna.
Begitu pula dengan guru, guru dituntut untuk bisa menciptakan kegiatan belajar mengajar yang tepat untuk siswa, inovatif, bisa diterima siswa dengan baik, dan pembelajaran menyenangkan.
Pentingnya Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis yang dibutuhkan di era globalisasi yang penuh dengan kompetisi sangat ketat saat ini. Untuk menciptakan atau menumbuhkan berpikir kritis pada siswa, maka guru juga perlu memiliki kemampuan ini. Oleh sebab itu, berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh siapa saja, baik guru maupun siswa.
Dengan berpikir kritis, maka seseorang bisa berkompetisi dengan yang lainnya, baik dalam hal mencari dan menggunakan informasi, kemampuan analisis kritis, pengambilan keputusan, akurat terhadap suatu hal, tindakan proaktif untuk memanfaatkan peluang yang ada, dan lainnya.
Adapun kemampuan berpikir formal siswa yang perlu dimiliki mulai dari kemampuan berpikir hipotetik-deduktif, berpikir proporsional, berpikir reflektif sebagai kemampuan dasar, berpikir berpikir kombinatorial. Semua kemampuan berpikir tersebut diperlukan sebagai substansi yang harus digarap secara serius dalam dunia pendidikan. Melalui berbagai kemampuan berpikir dasar tersebut, maka otak akan semakin terasa dan berkembang untuk mencapai keterampilan berpikir kritis.
Saking pentingnya dan dibutuhkannya kemampuan berpikir kritis, maka kemampuan ini menjadi topik penting dan vital dalam era pendidikan modern. Tujuan dicapainya pembelajaran berpikir kritis dalam pendidikan sains atau disiplin yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa serta memberikan bekal yang baik bagi mereka untuk siap menjalani kehidupan di masa depan.
Kemampuan berpikir kritis Ini harus dimiliki oleh setiap siswa mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA untuk mencapai standar kompetensi yang sudah ditetapkan dalam kurikulum. Berpikir kritis juga menjadi bekal bagi mereka untuk merancang, menjalani atau mengarungi kehidupan di masa depan yang penuh tantangan, persaingan serta ketidakpastian.
Anak yang memiliki kemampuan berpikir kritis bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik, berani, siap berkompetisi, kreatif, dan inovatif. Tak menutup kemungkinan, di masa depan mereka menjadi pemimpin bangsa yang membawa perubahan baik dan maju bagi negara Indonesia.
Model Pembelajaran untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Mengajar menjadi salah satu tantangan yang cukup berat bagi para pendidik, jangankan untuk menumbuhkan berpikir kritis siswa, membangkitkan semangat dan motivasi mereka saja dinilai tidak mudah. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna, salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif dan kreatif.
Ada banyak model atau metode pembelajaran yang bisa dilakukan di kelas, mulai dari metode ceramah, diskusi, kontekstual, problem based learning, project based learning, dan lain sebagainya. Setiap model atau metode pembelajaran tersebut memiliki karakteristik, keunggulan, dan kelemahannya tersendiri. Yang terpenting dalam memilih metode pembelajaran yaitu dengan menyesuaikannya dengan karakteristik siswa, agar mereka mudah memahami dan menerima mata pelajaran.
Untuk mendapatkan metode pembelajaran yang tepat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti mengenal karakteristik siswa, tujuan pembelajaran dan materi yang akan dibahas. Jika ingin menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, guru bisa menggunakan beberapa metode atau model pembelajaran seperti berikut ini:
1. Problem Based Learning
Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu metode belajar yang bisa dilakukan guru untuk membuat siswa lebih aktif berdiskusi di kelas untuk memecahkan suatu masalah dan menemukan konsep materi sendiri. Metode pembelajaran ini mendorong siswa lebih aktif, bukan sekadar mencatat, mendengar atau menghafal materi tetapi meminta siswa untuk komunikatif, berpikir kritis, mencari solusi serta mengolah data yang tepat untuk memecahkan masalah.
Kunci utama dalam metode pembelajaran ini yaitu adanya masalah yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Kegiatan pembelajaran ini bisa dilakukan siswa secara berkelompok maupun individual. Problem based learning menggunakan pendekatan berpikir ilmiah untuk menyelesaikan masalah sehingga bisa meningkatkan berpikir kritis siswa.
2. Studi Kasus
Studi kasus merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat mengenalkan kepada siswa manfaat dari ilmu yang sudah dipelajari dan penerapannya dalam kehidupan. Studi kasus merupakan metode pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan atau kasus yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk lebih solutif, mengolah data dengan baik dan berpikir kritis.
Dalam hal ini siswa diberikan kesempatan untuk mengelola kasus secara mandiri dan guru sebagai fasilitator serta pengarah. Dengan metode studi kasus diharapkan siswa lebih mandiri, berpikir kritis dan kreatif, serta memacu semangat belajar dalam kelas.
3. Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan metode belajar yang bertujuan untuk memotivasi siswa untuk terus belajar. Ciri khas dari metode ini yaitu dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari, baik konteks sosial, pribadi dan kultural, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami.
Dengan metode belajar ini maka akan mewujudkan kegiatan inkuiri untuk semua topik, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, menciptakan masyarakat belajar dan mengembangkan berpikir kritis siswa.
4. Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan metode pembelajaran dengan kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, eksperimen, mengolah data dan mengomunikasikan. Metode pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
5. Literasi
Metode pembelajaran literasi merupakan strategi untuk membentuk kreativitas dan meningkatkan berpikir kritis siswa melalui 5 komponennya yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, serta mengkomunikasikan.
Itulah beberapa hal mengenai pentingnya berpikir kritis siswa serta model atau metode pembelajaran yang bisa meningkatkan berpikir kritis. Sekolah dan guru memiliki peran penting untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis anak dengan memberikan sarana dan prasarana belajar yang dibutuhkan serta menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif.