Menyiapkan Sekolah Inklusif
Negara Indonesia saat ini sudah mulai melaksanakan program pendidikan inklusif. Program ini dibuat dalam upaya pemerataan pendidikan sampai ke pelosok desa terpencil. Selain itu, pembuatan program ini juga memiliki beberapa tujuan seperti memberikan hak pendidikan kepada anak tanpa memandang keadaan fisik, sosial, latar belakang keluarga, anak berkebutuhan khusus (ABK), dan lain-lain. Selain itu, pendidikan inklusif juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Untuk melaksanakan itu semua, sekolah harus menyiapkan sekolah inklusif terlebih dahulu sebelum lanjut ke cara menyiapkan sekolah inklusif. Sekolah inklusif merupakan sebuah sekolah yang melayani siswanya tanpa membeda-bedakan perbedaan. Perbedaan ini misalnya dari segi fisik, sosial budaya, latar belakang keluarga, anak disabilitas atau anak berkebutuhan khusus (ABK), ataupun anak yang memiliki kelainan lainnya.
Dalam proses penyelenggaraan pendidikan inklusif, sekolah memiliki peraturan dan kebijakan yang harus ditaati warga sekolahnya. Selain itu, penyelenggaraan pendidikan inklusif ini harus memperhatikan beberapa hal seperti kesiapan sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. Sekolah harus sudah memenuhi syarat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. Tidak semua sekolah umum bisa menjadi sekolah inklusif karena banyak hal yang harus dipersiapkan.
Manfaat Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif memiliki manfaat yang signifikan bagi semua siswa, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Berikut adalah beberapa manfaat pendidikan inklusif.
1. Meningkatkan Toleransi dan Pemahaman
Pendidikan inklusif dapat membantu meningkatkan toleransi dan pemahaman di antara siswa dan staf perpendidikan untuk menciptakan suasana belajar yang inklusif.
2. Meningkatkan Keterampilan Sosial
Anak-anak berkebutuhan khusus dapat mengembangkan keterampilan sosial mereka melalui interaksi dengan siswa lainnya dalam lingkungan pendidikan inklusif.
3. Meningkatkan Kemandirian
Anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar untuk menjadi lebih mandiri dan mengembangkan kemampuan mereka untuk belajar secara mandiri.
4. Meningkatkan Kreativitas
Pendidikan inklusif dapat membantu mengembangkan kreativitas dalam mengelola pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis.
5. Meningkatkan Akses Pendidikan
Pendidikan inklusif dapat membantu memastikan bahwa semua anak, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, memiliki akses ke pendidikan yang terjangkau, efektif, relevan, dan tepat dalam wilayah tempat tinggal mereka.
6. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Pendidikan inklusif dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dengan menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua siswa.
7. Meningkatkan Keterlibatan Orang Tua
Orang tua siswa dapat lebih terlibat dalam pendidikan anak mereka melalui partisipasi dalam program pendidikan inklusif.
Dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif, penting untuk memperhatikan perhatian pada minimnya sarana penunjang sistem pendidikan inklusi, terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para guru sekolah inklusi, serta kebijakan pemerintah yang mendukung pendidikan inklusi.
Apa Saja yang Harus Disiapkan untuk Menjadi Sekolah Inklusif?
Dalam mendirikan atau membentuk sekolah inklusif, sekolah dapat melakukan beberapa persiapan terlebih seperti di bawah ini.
1. Sekolah Harus Mempersiapkan Tenaga Profesional yang Mendukung Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
Dalam proses penyelenggaraan pendidikan inklusif sekolah harus mempersiapkan tenaga profesional seperti guru pendamping khusus (GPK). Untuk anak berkebutuhan khusus, tenaga profesional ini bertugas untuk mendampingi anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran. Jika tenaga ini mampu memberikan pemahaman dan pengetahuan secara khusus untuk anak ABK, pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.
2. Sekolah Harus Membangun Sarana dan Prasarana Fisik yang Mendukung dan Memudahkan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Dalam upaya menyiapkan sekolah inklusif, dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya sekolah inklusif. Sekolah harus menyediakan sarana untuk memudahkan akses siswa berkebutuhan khusus untuk mengakses beberapa bagian sekolah, seperti ruang kelas, toilet, kantor, perpustakaan. Maka dari itu, sekolah harus bisa mempersiapkan sarana dan prasarana sekolah secara khusus.
3. Sekolah Harus Siap Menerima Siswa dari Berbagai Latar Belakang Termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Sekolah yang bersedia menjadikan sekolah inklusif harus siap menerima siswa dari berbagai latar belakang. Selain itu, sekolah inklusif harus siap menerima siswa berkebutuhan khusus (ABK), seperti tujuan pendidikan inklusif yang bertujuan untuk pemerataan pendidikan. Sekolah inklusif yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan juga harus memberikan ruang kepada anak berkebutuhan khusus untuk bisa belajar seperti siswa pada umumnya. Penerimaan siswa ABK ini yang akan disatukan dengan siswa reguler.
4. Sekolah Harus Mempersiapkan Beberapa Dokumen Pendukung
Sebelum mendirikan sekolah inklusif, ada beberapa dokumen yang harus dimiliki oleh sekolah, seperti hasil asesmen dari guru pembimbing khusus (GPK), PPI (program pembelajaran individual untuk anak berkebutuhan khusus ABK) lengkap dengan cara penyelenggaraannya, dan Rencana Pembelajaran Pendidikan (RPP) yang dibuat khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Hal ini dibuat untuk mempermudah dalam pemenuhan syarat mendirikan sekolah inklusif.
5. Sekolah Harus Mampu Menerapkan Pendidikan Ramah Anak
Sekolah inklusif harus mampu menerapkan pendidikan ramah anak. Mengapa sekolah inklusif harus menerapkan pendidikan ramah anak? Alasannya, sekolah inklusif tidak sama seperti sekolah pada umumnya. Maka dari itu, dibutuhkan sistem pembelajaran dan program pembelajaran yang sedikit berbeda. Kelas dalam pendidikan inklusif juga dibagi menjadi dua bagian, seperti di bawah ini.
- Kelas Reguler Penuh
Kelas reguler penuh ini berisi siswa umum dan siswa berkebutuhan khusus (ABK) yang akan disatukan dalam satu kelas tanpa adanya perbedaan kurikulum, program pembelajaran yang sama. Semua sama tanpa ada perbedaan yang signifikan.
- Kelas Reguler dengan Guru Pembimbing Khusus (GPK)
Berbeda dengan jelas reguler penuh, kelas reguler dengan guru pembimbing khusus (GPK) ini. Kelas ini akan berisi siswa umum dan siswa ABK ada dalam satu kelas. Letak perbedaannya terdapat pada adanya guru pembimbing khusus (GPK) untuk anak ABK. Selain itu, anak berkebutuhan khusus (ABK) juga akan mendapatkan perlakukan yang berbeda dalam segi pembelajaran, segi kurikulum, dan program pembelajaran.
6. Sekolah Harus Bisa Membangun Kerja Sama dengan Lembaga Terkait
Dalam menyiapkan sekolah inklusif, sekolah harus membangun kerja sama dengan lembaga terkait. Hal ini dilakukan dalam upaya pencegahan dan penanganan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang terkadang guru belum memahami cara menangani permasalahan ini.
Lembaga-lembaga itu adalah puskesmas untuk membantu memberikan arahan pada guru dalam menangani anak berkebutuhan khusus (ABK). Dengan bekerja sama dengan lembaga SLB, sekolah akan mendapatkan berbagai pengetahuan baru tentang anak berkebutuhan khusus yang berfungsi untuk kelancaran pembelajaran. Lembaga psikologi juga sangat dibutuhkan jika guru membutuhkan beberapa tenaga profesional dalam menangani anak berkebutuhan khusus di dalam kelas.
7. Sekolah Harus Melengkapi Administrasi Persyaratan dan Mengajukan Proposal ke Dinas Terkait
Dalam menyiapkan sekolah inklusif, sekolah harus memenuhi administrasi persyaratan ke dinas pendidikan terkait. Hal ini sangat penting karena berhubungan dengan kelangsungan sekolah inklusif yang akan ditinjau oleh dinas.
Nah, artikel di atas adalah beberapa cara mendirikan atau menyiapkan sekolah inklusif. Upaya menyiapkan sekolah inklusif memang memiliki berbagai macam jenis pro dan kontra. Namun, upaya meningkatkan mutu pendidikan sekolah inklusif ini digadang-gadang sebagai solusi pendidikan saat ini.