Menyambut Hari Guru, Ini Dia Inovasi yang Bisa Dilakukan Guru untuk Pembelajaran
Bulan November menjadi bulan yang istimewa bagi para guru. Pada bulan November ini diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November. Hari Guru Nasional menjadi momentum untuk memberikan apresiasi kepada para guru, tak terkecuali di masa pandemi seperti ini. Hari Guru Nasional menjadi saat yang tepat untuk memberikan apresiasi kepada para guru yang tetap semangat mengajar meski di tengah situasi pandemi seperti ini.
Sejarah Hari Guru Nasional
Peringatan Hari Guru Nasional ini memiliki sejarah yang sangat panjang. Sepanjang bagaimana profesi sebagai guru mulai dikenal oleh bangsa Indonesia sejak masa kolonialisme. Dulu, jauh sebelum kemerdekaan berhasil diraih, guru-guru telah berjuang. Memberikan sumbangsihnya untuk mencerdaskan bangsa.
Nyatanya, guru-guru pada masa kolonialisme ini tak hanya mengajar saja, mereka juga memiliki kesadaran berpolitik yang membuat mereka akhirnya membuat sebuah organisasi perkumpulan para guru.
Pada tahun 1912, para guru membentuk sebuah organisasi yang diberi nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). PGHB pun terus mengalami perkembangan sepanjang perjuangnya. Puncaknya, pasca kemerdekaan yaitu pada tanggal 24-25 November, para guru mengadakan kongres. Kongres Guru Indonesia pertama kali tersebut akhirnya melahirkan PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) sebagai wadah perjuangan para guru menggantikan PGHB.
Setelah kongres tersebut, setiap tanggal 25 November dijadikan sebagai hari ulang tahun PGRI. Hingga akhirnya pada tahun 1994, 25 November dijadikan sebagai Hari Guru Nasional. Melalui keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 1994 menetapkan hari lahir PGRI yakni 25 November sekaligus diperingati sebagai Hari Guru Nasional setiap tahun.
Sejak itulah setiap tanggal 25 November diramaikan dengan pemberian apresiasi bagi para guru. Di tahun ini, peringatan Hari Guru Nasional akan menjadi lebih spesial pastinya. Di mana kehadiran pandemi Covid-19 ini menjadi tantangan tersendiri bagi para guru.
Guru harus menyesuaikan diri dengan adaptasi kebiasaan baru. Dimulai dari melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) hingga melakukan PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas). Tentu ini bukan hal yang mudah bagi para guru
Meski sulit, ternyata inovasi tidak berhenti. Betapa hebatnya para guru, meski harus mengajar di situasi sulit seperti pandemi ini mereka tetap melakukan inovasi pembelajaran. Pandemi nyatanya tak menghentikan semangat para guru untuk terus berinovasi.
Semua inovasi yang dilakukan oleh para guru tersebut tujuannya untuk membantu proses pembelajaran di masa pandemi ini. Guru terus mencari cara agar bisa tetap mengajar secara optimal ditengah situasi yang tidak ideal ini. Tentu ini adalah hal yang patut diapresiasi.
Inovasi Guru
Menyambut Hari Guru Nasional tahun ini, maka ada baiknya memberikan apresiasi kepada para guru-guru hebat yang terus semangat mengajar sekaligus terus berinovasi meski di tengah pandemi seperti ini.
Berikut adalah beberapa guru-guru hebat dengan inovasinya selama mengajar saat pandemi ini.
1. Ibu Samini
Guru hebat pertama yang terus berinovasi meski saat pandemi adalah Ibu Samini. Ibu Samini adalah seorang guru 5 SDN Jatinegara 08 Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Saat pandemi, di mana anak-anak harus belajar secara daring, nyatanya ada banyak tantangannya. Salah satunya adalah keterbatasan akses gawai dan internet. Sebagian besar murid-murid Ibu Samini tidak memiliki gawai sendiri. Mereka menggunakan gawai milik orangtuanya, di mana saat pagi hingga sore akan dibawa untuk bekerja.
Ini yang membuat Ibu Samini melakukan inovasi dalam metode mengajarnya. Ibu Samini menerapkan metode blended learning dengan keterlibatan orangtua. Blended learning yang diterapkan Ibu sumini dilakukan dengan cara pembelajaran flipped classroom dan tatap muka virtual dengan zoom dan Google Meet, penugasan di Google Classroom.
Ibu Sumini memposting materi pembelajaran di blog pada malam hari. Kemudian, keluarga dapat mendampingi belajar karena pada malam hari tersebut semua anggota keluarga ada di rumah. Sehingga ketika besoknya HP dibawa bekerja, anak sudah mendapatkan materi belajar dan sudah mempelajari bersama orang tua.
Dengan cara ini murid-murid Ibu Sumini bisa tetap belajar meski tidak punya gawainya sendiri. Sungguh, inovasi yang luar biasa. Betapa Ibu Sumini bisa berempati pada kondisi sosial murid-muridnya.
2. Ibu Yessi
Ibu Yessi adalah seorang guru guru Kimia di SMAN 7 Palangkaraya. Mengajar Kimia di masa pandemi seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi Ibu Yessi. Pemberian materi Kimia secara daring, ternyata menciptakan kebosanan dalam belajar. Ibu Yessi pun terus mencari cara. Akhirnya Ibu Yessi membuat media pembelajaran menggunakan aplikasi iSpring dan Smart Apps Creator.
Ibu Yessi merancang media pembelajaran berbasis android yang dapat dipergunakan secara offline (Smart Apps Creator) serta sistem online dan offline (menggunakan iSpring Suite 9) dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi salah satunya adalah SOLE, flipped classroom dan Project Based Learning yang disesuaikan dengan karakteristik materi ajar.
Hal ini sangat sesuai dengan karakteristik murid-muridnya yang merupakan generasi Z. Generasi Z sangat mudah terpapar teknologi. Mereka suka dengan hal-hal yang bersifat teknologi, khususnya teknologi digital.
Apalagi laporan praktikum Kimia diunggah ke Instagram, sosial medianya anak muda. Tentu ini membuat murid-murid lebih semangat belajar Kimia.
3. Ibu Hasibuan
Ibu Hasibuan adalah seorang guru SMK di kota Medan. Pandemi membuat Ibu Hasibuan harus menghadapi banyak tantangan dalam proses pembelajaran. Banyak murid-muridnya yang tidak bisa mengikuti proses belajar daring ini. Alasannya pun bermacam-macam, mulai dari harus bekerja, tidak punya gawai hingga tidak ada akses internet.
Tetapi ini semua tidak menyurutkan semangat Ibu Hasibuan dalam mengajar. Ibu Hasibuan mencari cara agar murid-muridnya bisa terus belajar ditengah keterbatasan yang mereka miliki.
Ibu Hasibuan pun menggunakan LMS Kelas Maya Rumah Belajar. Dimana sebelumnya Ibu Hasibuan harus terlebih dahulu memberikan bimbingan penggunaan LMS secara tatap muka bergantian. Saat di sekolah, Ibu hasibuan membimbing murid untuk memakai Kelas Maya Rumah Belajar. Kesulitan murid bukan semata di mata pelajaran, tetapi juga di penggunaan IT.
Apa yang diupayakan Ibu Hasibuan ini pun membuahkan hasil. Setelah mengajar menggunakan Kelas Maya Rumah Belajar, murid-muridnya pun bisa belajar. Proses pembelajaran pun berjalan dengan baik. Metode Kelas Maya Rumah Belajar ini bisa membantu murid-murid Ibu Hasibuan untuk tuntas pembelajaran. Keterbatasan tidak merampas hak-hak mereka dalam mengakses pendidikan.
Apa yang dilakukan tiga guru di atas adalah sebuah inovasi yang luar biasa. Betapa guru-guru hebat tersebut terus mencari cara agar murid-muridnya tidak ketinggalan pelajaran meski saat pandemi seperti ini. Patut kiranya di Hari Guru Nasional ini ketiga guru hebat tersebut diberi apresiasi setinggi-tingginya. Dan tentu juga untuk para guru lainnya di seluruh Indonesia. Terima kasih kepada para guru, yang tak lelah berjuang demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selamat Hari Guru Nasional. Terima kasih, Guru. Jasamu akan selalu dikenang dan abadi selamanya.