Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Learning by Doing
Setiap guru pasti melakukan berbagai upaya untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif, interaktif, dan bisa diterima seluruh siswa. Salah satunya dengan menentukan metode pembelajaran yang tepat. Ada beragam metode pembelajaran yang bisa guru berikan untuk siswa, salah satunya ialah learning by doing. Menurut John Dewey, learning by doing merupakan belajar melalui perbuatan langsung yang dilakukan oleh siswa dengan aktif, baik secara individu atau kelompok.
Sederhananya, learning by doing membebaskan siswa untuk mempraktikkan langsung apa yang mereka pelajari dalam pelajaran tertentu, baik secara individu atau berkelompok. Dengan kata lain, siswa bukan hanya mendapatkan teorinya saja, tetapi langsung membuktikan kebenaran teori tersebut melalui percobaan atau praktik.
Sementara itu, Dewey juga mengatakan jika istilah learning by doing berarti siswa harus bersama-sama mengamati dan menyelidiki sendiri, berpikir dan menarik kesimpulan sendiri, serta membangun dan menghiasi kemampuannya sendiri melalui insting yang ada. Dalam hal ini, siswa belajar sambil bekerja atau bekerja sambil belajar.
Dengan menggunakan metode learning by doing, guru mengajak siswa untuk melihat, mendengar, melakukan, dan merasakan langsung objek yang sedang dipelajari. Dengan begitu, siswa dapat memahami materi pelajaran hingga tingkatan haqqul yaqin atau pemahaman yang sejelas-jelasnya.
Manfaat Learning by Doing
Pada hakikatnya, belajar merupakan perubahan yang terjadi setelah melakukan aktivitas atau bekerja. Perubahan tersebut tentunya ke arah yang lebih baik agar pengetahuan dan kemampuan siswa bertambah. Untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran, tak ada salahnya Anda mencoba metode belajar learning by doing. Berikut beberapa manfaatnya bagi siswa.
1. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Metode learning by doing dapat mendorong atau memotivasi siswa untuk semangat belajar. Pasalnya, motivasi berkaitan erat dengan minat, emosi, dan kebutuhan siswa. Upaya yang bisa dilakukan guru untuk menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu dengan mendorong rasa ingin tahu siswa, keinginan untuk mencoba, serta sikap mandiri siswa. Guru juga dapat memberikan motivasi ekstrinsik pada siswa untuk semangat belajar, misalnya dengan memberikan rangsangan berupa nilai tinggi atau hadiah bagi siswa yang berprestasi.
Learning by doing membebaskan siswa untuk mencoba secara langsung teori yang mereka dapatkan. Hal tersebutlah yang dapat meningkatkan keingintahuan siswa.
2. Siswa Lebih Aktif dalam Pembelajaran
Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan agar guru bisa menilai pencapaian pada siswa itu sendiri. Melalui learning by doing, proses interaksi edukatif yang melibatkan intelektual dan emosional siswa berjalan lancar sehingga meningkatkan aktivitas dan motivasi siswa dalam belajar.
Guru bisa mengajak siswa untuk beraktivitas atau bekerja di laboratorium, kebun, atau lapangan sekolah sebagai bagian dari eksplorasi pengalaman dan praktikum.
3. Mandiri
Learning by doing juga dapat menumbuhkan dan meningkatkan sikap mandiri siswa. Ini karena siswa belajar untuk melakukan kegiatan yang memerlukan sedikit bantuan dari orang lain atau tanpa bantuan sama sekali.
4. Ilmunya Lebih Melekat
Dibandingkan hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru dan menghafal materi, learning by doing membuat ilmu yang siswa dapatkan lebih melekat dan lebih diingat dalam dirinya. Karena siswa bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan, mereka dapat mencoba dan mempraktikkan langsung teori yang diberikan. Dengan begitu, siswa mengetahui kecocokan materi saat dipraktekkan langsung.
5. Kemampuan Problem Solving Meningkat
Saat melakukan percobaan atau praktik langsung, tentu siswa akan menemukan berbagai kendala atau masalah. Untuk menyelesaikan percobaan tersebut, siswa harus mencari cara untuk mengatasi permasalahan. Hal inilah yang membuat kemampuan problem solving siswa meningkat.
Bentuk Pengajaran Learning by Doing
Ada berbagai bentuk learning by doing yang bisa dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Pada sekolah tingkat dasar, aktivitas ini biasanya dilakukan dalam bentuk permainan agar anak tetap aktif, kreatif, gembira, serta tidak merasa terbebani.
1. Mengajar dengan Memperhatikan Perbedaan Individu
Tidak tepat rasanya jika guru menyamakan semua siswanya karena setiap siswa tentu memiliki karakter, minat dan bakat yang berbeda serta kemampuan kecepatan belajar dan memahami informasi yang bervariasi. Tidak ada siswa yang dikatakan bodoh hanya karena satu hasil belajarnya jelek. Siapa tahu siswa tersebut memiliki keahlian di bidang lain?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa buruk, mulai dari faktor kesehatan, sarana belajar yang kurang, tidak ada kesempatan belajar di rumah, tidak minat dengan bidang tersebut dan lain-lain. Dalam metode learning by doing, guru harus bisa mengenal karakteristik dan kompetensi siswa agar proses kegiatan belajar disesuaikan dengan kondisi masing-masing anak.
2. Mengajar dengan Umpan Balik
Umpan balik sangat penting dilakukan agar siswa mengetahui perkembangan belajar mereka. Beberapa umpan balik yang bisa diberikan seperti perubahan tingkah laku siswa atau kemampuan daya serap siswa sebagai pelajaran untuk diterapkan secara aktif. Melalui umpan balik, siswa juga dapat melakukan evaluasi dan melakukan learning by doing secara mandiri untuk meningkatkan kemampuannya.
3. Mengajar dengan Pengalihan
Mengajar dengan pengalihan artinya guru dapat mengalihkan pembelajaran dari yang hanya teori dan bersifat ceramah atau diskusi beralih ke dalam situasi-situasi nyata. Hal ini dinilai lebih baik untuk perkembangan anak dan juga untuk menyiapkan siswa agar dapat beradaptasi atau terjun langsung di lingkungan masyarakat.
Guru dapat memilih metode simulasi dengan mengajak siswa untuk melihat dan melakukan percobaan langsung atau metode proyek dengan meminta siswa membuat suatu karya atau project yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.
4. Menyusun Pemahaman yang Logis dan Psikologis
Sebagai guru, Anda harus bisa memilih metode pembelajaran yang proporsional. Dalam kondisi tertentu, mungkin Anda tidak bisa meninggalkan metode ceramah atau memberikan tugas kepada siswa. Namun perlu diingat, metode pelajaran juga harus disesuaikan dengan kondisi materi pelajaran.
5. Mengajak Siswa Beraktivitas
Dalam proses belajar mengajar, guru jangan terlalu aktif di kelas, melainkan siswa yang aktif. Guru dulu bisa memotivasi siswa untuk aktif bertanya atau aktif mencoba. Tak ada salahnya guru juga mengajak siswa untuk beraktivitas dengan melakukan pembelajaran learning by doing. Bentuk pelaksanaannya, yaitu dengan melakukan observasi, membuat laporan, bekerja di laboratorium, kebun, atau di lapangan sekolah.
Aktivitas belajar yang dilakukan tentu sesuai dengan materi pelajaran tertentu. Hal ini merasa siswa lebih senang, enjoy dan dapat menerima materi pelajaran dengan baik.
Itulah beberapa hal mengenai learning by doing untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Perlu diingat juga, keterlibatan siswa bukan hanya sebatas fisik semata, tetapi lebih dari itu, seperti keterlibatan mental emosional, kegiatan kognitif untuk mencapai tujuan pembelajaran, perolehan pengetahuan, penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam membentuk sikap serta pelatihan membentuk keterampilan.
Ikuti terus blog.kejarcita.id untuk mendapatkan informasi lainnya seputar pendidikan dan pengajaran.