Mengenal Pembelajaran Multimodel, Inovasi Pembelajaran yang Efektif
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif, agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan pengendalian diri, spiritual keagamaan, kepribadian, akhlak yang mulia, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan siswa untuk dirinya sendiri, masyarakat, dan negara.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, tujuan dari pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan dapat menjadi warga negara yang demokratif serta bertanggung jawab.
Menurut UU tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah kunci untuk menguak kemajuan bangsa (Suyanto, 2000). Dalam penerapannya, kualitas pendidikan anak ditentukan oleh kualitas proses kegiatan belajar yang diciptakan guru maupun sekolah.
Belajar menurut Burton dalam Aunurrhman (2009), diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat beinteraksi dengan lingkungannya.
Kemampuan yang dimiliki manusia ada yang merupakan bawaan sejak lahir dan kebanyakan perilaku manusia diperoleh dari proses belajar (Santrock, 2007). Wragg (1994) dalam Aunurrahman (2009), mengemukakan bahwa kegiatan belajar memiliki tiga ciri, yaitu menunjukkan adanya aktivitas yang dilakukan seseorang yang dilakukan secara sadar atau disengaja, adanya interaksi antar individu dengan lingkungannya, dan terdapatnya hasil belajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
Oleh karena itu, banyak upaya yang dilakukan agar bisa mencapai tingkat pendidikan yang baik. Banyak metode pembelajaran yang digunakan, salah satunya adalah pembelajaran multimodel. Pembelajaran multimodel digadang-gadang sebagai sebuah inovasi pembelajaran yang inovatif. Tulisan ini pada selanjutnya akan membahas tentang apa itu pendidikan multimodel.
Apa itu Pendidikan Multimodel?
Definisi Multimodel menurut Kress dan Van Leeuwen (2006, 2020) merupakan pendekatan yang menggunakan berbagai macam media atau disebut dengan semiotic modes seperti audio, visual, maupun kinestetik. Melalui pendekatan tersebut dapat memperkuat dan melengkapi masing-masing media.
Dalam dunia pendidikan, pendidikan multimodel sering diterapkan pada media pembelajaran yang digunakan, yaitu seperti Powet Point, aplikasi kegiatan belajar yang terinstall pada ponsel, TV, YouTube, Zoom, dan lain sebagainya. Dengan tersedianya berbagai macam modes (media), guru dapat berinovasi dan mencari solusi ketika menghadapi permasalahan saat melakukan pembelajaran daring.
Selain itu, dengan menerapkan pendidikan multimodel guru juga dapat mengasah kemampuan belajar siswa dalam membaca suatu pesan dan menyampaikannya dengan baik. Melalui kegiatan pembelajaran ini bisa dikatakan siswa dapat mempelajari tentang proses komunikasi yang baik. Tidak hanya itu saja, siswa juga akan diarahkan untuk berpikir kritis dalam memahami suatu pesan atau informasi yang didapatkan.
Misalkan ketika siswa diminta untuk memahami suatu pesan bergambar, mereka harus mampu membaca maksud detail dari tampilan gambar tersebut. Atau misalnya dalam melakukan presentasi, siswa dapat memahami gerak dan ekspresi yang ditunjukkan pemateri dalam menyampaikan informasi.
Manfaat Pembelajaran Multimodel
Lalu apa manfaatnya metode pembelajaran multimodel ini? Mengapa bisa disebut sebagai inovasi pembelajaran yang dianggap bisa mampu meningkatkan kualitas pendidikan? Pada prinsipnya, pembelajaran multimodel adalah pendekatan kegiatan belajar yang secara komprehensif mempertimbangkan kondisi psikologi perkembangan anak dengan materi pembelajaran sebagai objek dan tujuan kegiatan belajar yang ingin dicapai.
Secara teoritis, pembelajaran multimodel berupaya mengimplementasikan berbagai teori dan prinsip belajar yang telah ada serta mengakomodasi potensi dan modalitas siswa dalam belajar (gaya belajar).
Manfaat Pendidikan Multimodel Bagi Siswa
Berikut adalah beberapa manfaat pendidikan multimodel bagi siswa yaitu di antaranya:
1. Siswa Berpartisipasi dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar siswa ikut berpartisipasi dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Proses perumusan tujuan pembelajaran ini dapat membangun interaksi siswa dengan guru. Dengan adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan di awal kegiatan belajar, siswa akan merasa termotivasi untuk merealisasikan tujuan tersebut dan memiliki rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang sudah dibuat.
2. Siswa Berpartisipasi dalam Mengorganisir Kelompok Belajar
Agar kegiatan belajar terasa lebih berkesan pada siswa, guru dapat meminta siswa untuk berpartisipasi dalam membentuk kelompok belajarnya. Walaupun siswa turut berperan dalam mengorganisir kelompok belajar, sebagai guru Anda harus memantaunya dengan teliti, apakah kelompok belajar tersebut sudah tepat atau tidak.
3. Siswa Berpartisipasi sebagai Sumber Informasi
Dalam proses kegiatan belajar, siswa berpartisipasi sebagai sumber informasi bagi orang lain/kelompok lain. Ketika siswa mengkomunikasikan hasil kerja/pikirannya, memberikan kesan bahwa siswa memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar di kelas sehingga dapat menguatkan rasa percaya diri dan semangat untuk menampilkan karya terbaik.
4. Siswa Berpartisipasi dalam Melakukan Penilaian
Pada kesempatan ini, siswa berkesempatan untuk melakukan penilaian. Adapun penilaian yang dilakukan siswa yaitu menilai diri mereka dan menilai orang lain atau kelompok lain, serta memberikan kesan dan pesan untuk menentukan keberhasilan kegiatan belajar.
Pada dasarnya belajar merupakan proses internal yang kompleks, yakni melibatkan seluruh mental yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar sebagai proses internal siswa tidak dapat diamati akan tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut tampak melalui perilaku siswa mempelajari bahan ajar.
Perilaku belajar tersebut dapat dinilai sebagai respon siswa terhadap tindakan dari proses kegiatan belajar yang dilakukan guru. Hal ini mengacu pada keterlibatan tiga ranah mental dalam pembelajaran, sehingga kompetensi siswa dapat diukur ke dalam tiga aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Manfaat Pembelajaran Multimodel bagi Pencapaian Kompetensi Siswa
1. Pengetahuan
Keterlibatan siswa dalam mencari dan mengakses sumber informasi atau sumber belajar memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi lebih banyak pengetahuan. Interaksi yang dilakukan secara individual dapat meningkatkan efektivitas dalam pendalaman dan penguasaan informasi dan pengetahuan siswa. Oleh karena itu, siswa bebas memilih cara yang sesuai dengan style atau modalitas efektif bagi dirinya sendiri.
Adapun interaksi yang dilakukan dalam kelompok belajar menuntut siswa untuk menguasai informasi yang didapatkan, sehingga interaksi yang terjalin dalam kelompok belajar tersebut lebih berkualitas, dengan begitu tingkat penguasaan materi yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.
2. Skill atau Keterampilan
Dari keseluruhan proses belajar yang di-setting oleh guru dapat menstimulasi siswa melatih keterampilan siswa baik yang bersifat soft skill maupun hard skill. Soft skill dapat dilatih melalui proses kegiatan belajar siswa, seperti komunikasi, kerja sama, membangun hubungan interpersonal, kreativitas siswa, kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk hard skill, kemampuan ini dapat dikembangkan melalui aktivitas kegiatan motorik yang dirancang guru.
3. Sikap atau Nilai-nilai
Dalam menerapkan pembelajaran multimodel guru akan memperhatikan partispasi siswa dalam proses kegiatan belajar, bagaimana sikap atau nilai-nilai mereka dalam kegiatan belajar. Bahwa dengan tingginya partisipasi siswa dalam proses belajar, maka siswa distimulasi untuk menunjukkan perilaku belajar yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan guru dapat memberikan merespon perilaku siswa dalam bentuk penguatan positif atau penguatan negatif untuk dikembangkan sebagai perilaku baik.
Secara detail, pembelajaran multimodel dapat meningkatkan kesadaran diri siswa dalam belajar, rasa percaya diri, tanggung jawab, melatih kepemimpinan dan kolektivitas, kepedulian sosial, serta dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa.
Pembelajaran multimodel sarat dengan perilaku belajar. Ketika siswa dapat berpartisipasi secara aktif dan berkesinambungan dalam proses belajar, maka siswa secara perlahan-lahan dapat menunjukkan perilakunya.
Perilaku siswa yang dapat diamati guru merupakan potensi yang dapat dieksplorasi untuk dikembangkan menjadi jati diri. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan mengimplementasikan pembelajaran multimodel guru dapat meningkatkan kompetensi siswa. Inilah yang membuat pembelajaran multimodel ini disebut sebagai salah satu inovasi dalam proses pembelajaran.