Mengenal Macam-Macam Pendidikan Alternatif di Indonesia
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam mencapai kesuksesan atau cita-cita di masa depan. Pada dasarnya, pendidikan bukan hanya dilakukan di sekolah, tetapi bagaimana cara kita menyikapi perjalanan hidup dan menyelesaikan masalah. Untuk menghadapi segala tantangan yang mungkin datang di masa depan, anak-anak harus memiliki persiapan yang matang mulai dari ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas serta pengalaman yang banyak. Dengan demikian, mereka mampu bersaing di dunia luar dengan baik.
Agar mampu bersaing di dunia luar, anak-anak harus mendapatkan pendidikan atau pembelajaran yang baik sejak dini. Saat ini, pendidikan tidak lagi berorientasi pada sekolah saja. Ada pula jenis pendidikan lain yang juga memberikan wawasan serta mengembangkan bakat dan minat anak yang dikenal sebagai pendidikan alternatif.
Pendidikan alternatif menjadi istilah generik dari berbagai macam pendidikan yang dilaksanakan dengan cara berbeda dari pendidikan konvensional atau cara tradisional. Umumnya, pendidikan alternatif dilakukan bersifat individual, lebih memberikan perhatian besar kepada peserta didik, orang tua siswa maupun pendidik itu sendiri. Pendidikan ini lebih fokus terhadap perkembangan minat dan bakat anak.
Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa pendidikan alternatif merupakan strategi atau sebuah proses perubahan sikap maupun tata laku yang membuat setiap individu maupun kelompok memiliki pilihannya sendiri selain dari pilihan yang telah ada. Pendidikan alternatif juga bisa dijadikan sebagai pilihan bagi peserta didik yang tidak sekolah agar tetap belajar dan meraih ilmu.
Macam-Macam Pendidikan Alternatif
Pendidikan alternatif memiliki beberapa macam yang juga ada di Indonesia. Menurut Jery Mintz, terdapat empat bentuk organisasi yang dikategorikan sebagai pendidikan alternatif, yaitu sekolah publik pilihan, sekolah publik bagi siswa yang terkena masalah, sekolah swasta atau negeri dan dan pendidikan di rumah atau homeschooling. Untuk mengetahui lebih jelas, berikut ulasan mengenai empat macam pendidikan alternatif.
1. Sekolah Publik Pilihan (Public Choice)
Sekolah publik pilihan atau public choice merupakan sebuah lembaga pendidikan yang juga dibiayai oleh pemerintah namun sekolah ini berbeda dengan sekolah negeri yang yang melakukan cara pembelajaran secara konvensional. Meski begitu, pendidikan alternatif yang satu ini juga masih melakukan cara sesuai dengan aturan pemerintah atau pelaksanaannya tidak melenceng dari aturan yang telah ditetapkan.
Penerapan pendidikan alternatif ini tersedia di berbagai wilayah Indonesia. Contohnya adalah sekolah terbuka seperti SMP terbuka, SMA terbuka dan Universitas terbuka. Selain itu ada pula sekolah korespondensi/jarak jauh, sekolah bibit (seed school) dan sekolah magnet (magnet school).
Penyebutan sekolah publik pilihan tersebut memiliki arti tersendiri, misalnya pada sekolah bibit. Mengapa disebut demikian? Alasannya, sekolah tersebut memiliki program pendidikan khusus yang dapat meningkatkan kemampuan atau bakat siswa serta menghasilkan bibit (siswa) unggul.
Di sisi lain, apa yang dimaksud dengan sekolah magnet? Jawabannya, karena pendidikan alternatif ini menarik siswa untuk mengembangkan bakat atau potensi yang mereka miliki (misalnya dalam hal olahraga atau seni).
Dari program tersebut bisa dilihat bahwa pendidikan alternatif ini berbeda dengan pendidikan konvensional yang memberikan pengajaran/wawasan kepada siswa tanpa terfokus pada bakat dan minatnya. Artinya, pendidikan alternatif memang khusus untuk mengembangkan bakat anak dalam bidang tertentu seperti seni atau olahraga. Dengan adanya sekolah ini, harapannya anak-anak bisa lebih fokus terhadap potensi yang mereka miliki.
2. Sekolah Publik bagi Siswa yang Terkena Masalah (student at risk)
Setiap orang memiliki karakter, kemampuan, sikap atau sifat, hingga kondisi kehidupan yang berbeda. Tidak semua karakter anak harus disamaratakan. Namun, bukan berarti hal tersebut menjadi penghalang bagi setiap anak yang berbeda untuk mendapatkan pendidikan.
Pendidikan alternatif menyediakan program sekolah publik bagi siswa yang bermasalah (student at risk). Kata "bermasalah" dalam hal ini cukup luas dan meliputi berbagai hal, misalnya sebagai berikut.
- Siswa yang tinggal kelas akibat keterlambatan belajar.
- Anak yang melakukan penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba.
- Sikap atau karakter anak yang kurang terpuji seperti nakal atau mengganggu lingkungan kemasyarakatan.
- anak yang memiliki trauma akibat permasalahan dalam keluarganya karena broken home atau perceraian orang tua, perekonomian yang tidak baik, etnis atau budaya yang termasuk dalam suku terasing bagi anak, dan gelandangan atau anak jalanan.
- Anak yang mengalami putus sekolah karena berbagai alasan.
- Sebelumnya, tidak atau belum pernah mengikuti program apakah. Dalam hal ini, sekolah luar biasa tidak termasuk karena sekolah tersebut dibuat khusus bagi penyandang disabilitas kelainan fisik ataupun mental seperti tuna netra, tuna rungu, tuda daksa, dan lain-lain.
Dalam kondisi yang telah disebutkan tadilah yang dianggap sebagai siswa bermasalah. Sebenarnya, kata "masalah" di sini bisa kita haluskan sebagai siswa yang "butuh perhatian khusus" agar lebih enak didengar. Karena apa pun keadaannya, pendidikan adalah hak yang dimiliki setiap orang.
3. Sekolah Swasta/Independen
Lembaga pendidikan swasta atau independen merupakan pendidikan alternatif yang tidak dikelola oleh pemerintah atau diatur dan dimiliki secara individual. Meski begitu, lembaga ini juga memiliki peraturan/tata tertib yang baik untuk memberikan pendidikan atau pembelajaran kepada siswa di dalamnya.
Pendidikan alternatif ini memiliki bentuk, jenis, dan program yang cukup banyak banyak. Salah satu contohnya adalah pendidikan yang programnya terfokus pada ilmu agama seperti pesantren dan sekolah minggu.
Ciri lembaga pendidikan ini itu terlihat pada keterampilan fungsionalnya untuk kursus atau magang. Serta ada pula lembaga pendidikan yang memiliki program perawatan atau pendidikan anak usia dini, misalnya seperti taman kanak-kanak, kelompok bermain, atau penitipan anak.
4. Homeschooling atau Pendidikan di Rumah
Pendidikan alternatif yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi didengar. Ya, homeschooling atau pendidikan di rumah menjadi pilihan banyak orang dalam menuntut ilmu dan mengembangkan diri meski tidak mendapatkan pendidikan secara konvensional. Pada dasarnya, homeschooling dilakukan di rumah. Namun, saat ini bisa dilakukan di mana saja sesuai dengan keinginan anak untuk belajar.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan ini bisa dilakukan oleh anggota keluarga sendiri secara langsung atau melibatkan guru privat atau guru homeschooling.
Ada beberapa alasan mengapa benda keluarga memilih anaknya untuk homeschooling dibandingkan mengikuti sekolah konvensional. Salah satu contohnya adalah untuk menjaga anak terkontaminasi aliran atau falsafah hidup yang tidak sesuai dengan tradisi keluarganya. Ada pula alasan untuk menjaga anaknya agar tidak terpengaruh dan aman dari lingkungan negatif.
Bukan hanya itu, beberapa keluarga juga memilih pendidikan ini untuk menyelamatkan anaknya terkena gangguan fisik atau mental dari pengaruh lingkungan yang buruk atau karena kondisi anak yang tidak memungkinkan. Ada pula yang memang tidak memiliki biaya atau menghemat biaya pendidikan serta berbagai alasan lainnya.
Itulah beberapa hal mengenai pendidikan alternatif dan ulasan singkat mengenai 4 macam pendidikan alternatif menurut Jery Mintz. 4 macam pendidikan alternatif tersebut juga ada di Indonesia. Umumnya, baik pendidikan konvensional ataupun pendidikan alternatif memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Namun, semua kembali kepada kebutuhan masing-masing anak. Mau memilih pendidikan konvensional atau alternatif, yang terpenting setiap anak bisa mendapatkan pendidikan.