Mengenal Kurikulum Diferensiasi untuk Siswa Berbakat
Dalam dunia pendidikan terdapat istilah "kurikulum" yang berperan penting untuk menjalankan sistem pendidikan tersebut. Kurikulum sendiri merupakan metode dalam menyusun kegiatan belajar mengajar guna menghasilkan perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Sementara itu, Menurut Sato (1982) kurikulum mencakup seluruh pengalaman yang ada di sekolah, rumah dan masyarakat untuk mewujudkan potensinya.
Pada umumnya, kurikulum memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Setiap sekolah pastinya memiliki kurikulum sebagai upaya mengefektifkan dan mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Selain ada kurikulum umum, ada pula "kurikulum diferensiasi". Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan kurikulum tersebut bukan? Atau Anda baru dengar istilah ini?
Mengenal Kurikulum Diferensiasi
Kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban atas perbedaan minat dan kemampuan setiap siswa. Di mana dengan kurikulum ini anak-anak mempunyai peluang besar untuk meningkatkan kemampuannya tanpa terikat oleh 1 kurikulum yang meratakan kemampuan seluruh anak.
Terdapat beberapa perbedaan antara kurikulum umum dengan kurikulum diferensiasi. Kurikulum umum sendiri mencakup dari berbagai pengalaman belajar yang dirancang secara komprehensif dengan tujuan belajar tertentu, melalui pengembangan konten sesuai kepentingan populasi sasaran tertentu.
Adapun kurikulum berdiferensiasi mengacu pada peningkatan kehidupan mental anak dengan masing-masing bakat yang dimiliki melalui program yang bisa menumbuhkan kreativitasnya, dan mencakup berbagai pengalaman belajar intelektual tingkat tinggi.
Kurikulum ini tidak menunjuk secara umum, tetapi dirancang khusus sesuai kebutuhan tumbuh kembang suatu bakat tertentu. Dengan kata lain, kurikulum berdiferensiasi memperhatikan perbedaan individual anak berdasarkan bakat yang mereka miliki masing-masing.
Meskipun kurikulum ini berorientasi atau memperhatikan pada perbedaan individual anak, tetapi bukan berarti pengajaran sesuai dengan prinsip 1 orang guru atau 1 orang siswa saja yang. Melainkan bagaimana kurikulum ini bisa memfasilitasi dan memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan siswa untuk mengembangkan bakat mereka masing-masing.
Hal ini sedikit berbeda dengan kurikulum reguler yang berlaku untuk semua siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Kurikulum diferensiasi sendiri memiliki tujuan untuk menampung pendidikan dari berbagai kelompok belajar, dan kelompok bakat yang akan mendapatkan pengayaan dari materi pelajaran, proses belajar serta produk belajar. Sampai sini bisa disimpulkan bahwa kurikulum diferensiasi bertolak belakang dengan kurikulum umum yang menjadi dasar untuk semua peserta didik.
Setiap ketentuan kurikulum pasti memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Dengan kurikulum diferensiasi, maka bisa memberikan pengalaman belajar yang baik berupa dasar keterampilan, pengetahuan, pemahaman, dan pembentukan sikap, serta nilai pada siswa yang berguna sebagai tuntutan masyarakat maupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pada kurikulum ini menawarkan serangkaian pilihan belajar untuk menggali serta mengarahkan siswa pada tingkat kesiapan, minat serta profil belajar yang berbeda. Kurikulum berdiferensiasi ini penting ditekankan untuk anak berbakat.
Kurikulum ini juga memiliki 3 level kurikulum yaitu Prescribed Curriculum and Instruction, Teacher-Differentiated Curriculum, Learner-Differentiated Curriculum. Berikut penjelasannya:
1. Prescribed Curriculum and Instruction
Prescribed Curriculum and Instruction merupakan level pertama pada kurikulum diferensiasi yang dikembangkan standar lokal serta menyediakan kesempatan strategi belajar yang tepat untuk berbakat.
2. Teacher-Differentiated Curriculum
Selanjutnya yaitu Teacher-Differentiated Curriculum, di mana dalam hal ini guru memodifikasi kurikulum menjadi lebih menarik dan menantang untuk berbakat. Di sini murid bukan hanya seorang "murid" tetapi pembelajar yang aktif.
3. Learner-Differentiated Curriculum
Lalu di level selanjutnya terdapat learner-differentiated curriculum. Ini merupakan level tertinggi dalam kurikulum berdiferensiasi, di mana siswa yang berbakat merupakan "producer of knowledge" bukan "consumer of knowledge". Pada level ini mendukung perkembangan self-discovery, selfesteem, kreativitas serta mengembangkan faktor sosial dan emosional siswa.
Kegiatan dalam Kurikulum Berdiferensiasi
Terdapat beberapa kegiatan dalam kurikulum berdiferensiasi yang bisa dilakukan guru, yaitu;
1. Kegiatan untuk mengeksplorasi kurikulum
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengeksplorasi kurikulum. Dalam kaitannya dengan pembelajaran diferensiasi, para pendidik mempunyai kebebasan untuk mengeksplor kurikulum yang dibutuhkan sesuai perkembangan fisik dan mentalnya. Mereka mempunyai kebebasan untuk memilih serta membela kurikulum atau muatan lokal sesuai dengan kondisi.
2. Kegiatan untuk mengerti dan mempunyai informasi dan ide
Kegiatan belajar mengajar harus bisa dikembangkan untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan serta mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan. Dalam kegiatan pembelajaran juga diperlukan keaktifan baik secara individual maupun kelompok. Menurut Suryosubroto, (1996:72) kapten tersebut bisa dilihat dari:
- Aktivitas atau kegiatan dalam memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan.
- Memahami, mempelajari, serta menemukan cara mendapatkan situasi pengetahuan.
- Merasakan tugas-tugas yang diberikan guru
- Belajar dalam kelompok dengan aktif
- Mencoba atau mempraktikkan sendiri konsep-konsep tertentu
- Mengkomunikasikan atau mengutarakan hasil pikiran, penemuan, serta penghayatan nilai secara lisan maupun perbuatan.
3. Kegiatan mendemonstrasikan apa yang sudah dipelajari
Dalam kegiatan pembelajaran berdiferensiasi harus bisa memberikan ruang kepada siswa untuk mendemonstrasikan atau mempresentasikan apa yang sudah mereka pelajari. Kegiatan ini memiliki manfaat agar siswa dapat belajar berkomunikasi dan menyampaikan temuan atau informasi yang dimilikinya.
Melalui kegiatan ini siswa juga belajar untuk mengapresiasi karya maupun informasi yang disampaikan oleh temannya, dan siswa juga belajar untuk memberi dan menerima masukan maupun kritikan serta sanggahan terhadap penemuan maupun informasi yang disampaikan.
Itulah beberapa hal mengenai kurikulum berdiferensiasi yang bisa Anda ketahui. Dalam hal ini guru bisa memodifikasi proses pengajaran dan pembelajaran dengan kurikulum berdiferensiasi dengan cara mengembangkan kecakapan berpikir, hubungan dalam dan lintas disiplin serta studi mandiri.