Mengenal Apa Itu Computational Thinking
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah sangat pesat di berbagai bidang, salah satunya dalam pembelajaran. Pembelajaran abad ke-21 menuntut kita untuk bisa belajar mengajar menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, dengan berbagai sumber belajar untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan/kecakapan dan sikap.
Keterampilan dalam menggunakan, memanfaatkan dan mengoperasikan komputer juga semakin dibutuhkan. Hal ini dilihat dari banyaknya pekerjaan yang berkaitan dengan komputer. Tentu ini juga menjadi tantangan guru dalam menyiapkan siswa memiliki keterampilan yang dibutuhkan di masa depan.
Di era digital ini, guru dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan dan terus belajar meningkatkan kompetensi guna menyiapkan siswa yang cerdas, cakap dan mampu menguasai komputer, salah satunya dengan menerapkan Computational Thinking (CT).
Apakah Anda pernah mendengar apa itu computational thinking atau berpikir komputasional?
Mengenal Computational Thinking
Berdasarkan jurnal berjudul Computational Thinking’s Influence on Research and Education for All (2017) yang ditulis Professor Jeannette M Wing (penggagas CT) dari Universitas Columbia, dikatakan bahwa computational thinking adalah cara berpikir yang melibatkan perumusan masalah dan solusi, dimana solusi tersebut dapat dipresentasikan dalam bentuk yang efektif dilakukan oleh pengolah informasi.
Computational thinking adalah cara berpikir untuk menyelesaikan masalah dengan menguraikan masalah menjadi bagian yang kecil dan sederhana, lalu mencari pola dalam masalah tersebut serta menyusun langkah-langkah (solusi) untuk menyelesaikan masalah.
Computational thinking bukan berarti seseorang harus berpikir layaknya komputer, karena cara berpikir ini juga bisa digunakan untuk menyelesaikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan computational thinking, seseorang bisa merumuskan masalah dan menyusun solusi untuk memecahkan masalah. Cara berpikir ini bisa dipelajari, dilatih atau diasah terus-menerus agar otak terbiasa berpikir secara terstruktur, logis dan kritis.
Professor Jeannete juga pernah bermimpi bahwa suatu hari computational thinking menjadi kemampuan dasar yang penting dimiliki layaknya membaca, berhitung dan menulis. Hal ini juga sesuai dengan rencana Mendikbud, Nadiem Makarim yang menginginkan pelajar Indonesia mampu menguasai konsep computational thinking.
Setelah mengetahui computational thinking, tentu akan sangat baik jika cara berpikir ini dikenalkan dan diterapkan dalam dunia pendidikan sejak usia dasar agar siswa terbiasa berpikir komputasional dan menerapkan ilmu ini dalam berbagai bidang profesi yang mereka jalani di masa depan.
Mengingat pentingnya berpikir komputasional, salah satu kebijakan dalam kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim tertulis bahwa computational thinking diintegrasikan dalam mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPAS (IPA-IPS), di sekolah dasar.
Pada awalnya, cara berpikir komputasional ini yang diterapkan dalam Computer Science di perguruan tinggi. Namun dilihat pada perkembangan saat ini, cara berpikir komputasional perlu diterapkan dalam pendidikan dasar dan menengah sesuai level mereka. Setidaknya terdapat dua aspek yang dipelajari siswa dalam memahami computational thinking yaitu:
- Computational thinking merupakan proses pemikiran bukan semata-mata berbicara teknologi. Bahkan computational thinking bisa dikatakan tidak ada kaitannya dengan teknologi
- Computational thinking merupakan cara atau metode penyelesaian masalah dilakukan manusia, komputer atau keduanya.
Berdasarkan 2 aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa computational thinking melatih siswa untuk memecahkan masalah yang dibutuhkan dalam kehidupan. Dengan terbiasa mempelajari atau menguasai computational thinking, maka siswa akan siap dan tangguh menghadapi tantangan di masa depan serta tidak mudah putus asa untuk menyelesaikan masalah.
Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Computational Thinking
Sebelum menerapkan computational thinking dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau diketahui oleh pendidik mengenai computational thinking, di antaranya sebagai berikut:
Kemampuan Berpikir Manusia, bukan Komputer
Dalam mengajarkan cara berpikir komputasional, Anda perlu tahu bahwa metode ini digunakan untuk melatih kemampuan berpikir manusia, jadi Anda tidak boleh mengira bahwa siswa akan berpikir layaknya komputer (cerdas, canggih). Komputer itu sifatnya membosankan, sedangkan manusia cerdas dan imajinatif, sehingga manusia lebih menarik.
Dengan begitu, computational thinking akan menghasilkan cara berpikir manusia bukan komputer
Dengan mempelajari CT, seseorang akan mempelajari konsep matematika dan teknik sehingga pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa lebih kompleks, hal ini tentunya akan membantu mereka dalam memahami materi lain.
Mengkonseptualisasikan, bukan Pemrograman
Untuk melatih kebiasaan berpikir komputasional dengan mengkonseptualisasikan bukan pemrograman. Artinya, berpikir layaknya ilmuwan komputer berarti lebih dari sekedar memprogram komputer.
Berpikir komputasional menghasilkan ide atau gagasan, bukan hanya artefak atau perangkat lunak dan perangkat keras yang dapat dilihat secara fisik. CT digunakan untuk menyelesaikan masalah, mengelola kehidupan sehari-hari, berkomunikasi atau interaksi dengan orang lain.
Untuk Siapa Saja, Di Mana Saja dan Sepanjang Waktu
Cara berpikir komputasional berguna untuk siapa saja, dimanapun mereka berada, dan dibutuhkan sepanjang waktu untuk mengimbangi perkembangan dunia yang lebih maju.
4 Landasan Computational Thinking
Computational thinking sangat dibutuhkan agar siswa memiliki kemampuan penyelesaian masalah (problem solving) yang baik. Pasalnya pemikiran komputasional dapat menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien. Melihat dari konsepnya, computational thinking memiliki empat tahap atau landasan utama yaitu dekomposisi, algoritma, abstraksi dan pengenalan pola. Berikut penjelasannya:
Decomposition (Dekomposisi)
Decomposition (Dekomposisi) merupakan landasan computational thinking untuk memecahkan masalah kompleks menjadi beberapa bagian kecil dan sederhana. Dengan begitu, seseorang bisa mengetahui rumusan masalah yang terjadi dan menyelesaikan satu persatu.
Hasil pemecahan masalah yang lebih kecil ini digunakan untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks. Penyelesaian masalah dekomposisi juga berarti menyelesaikan masalah dengan detail.
Pattern recognition (Pengenalan pola)
Pattern recognition atau pengenalan pola merupakan metode yang membantu memecahkan masalah dengan mencari pola atau persamaan dan perbedaan dalam sebuah masalah. Metode ini membantu seseorang membuat prediksi masalah dan penyelesaian masalah lebih baik sesuai dengan pola yang sudah didapatkan.
Abstraction (Abstraksi)
Pada tahapan abstraksi, seseorang akan melihat permasalahan, melakukan generalisasi serta identifikasi informasi. Melalui cara ini, seseorang bisa mengabaikan informasi yang tidak penting atau kurang relevan dan fokus terhadap informasi penting untuk menyelesaikan masalah.
Abstraksi membantu seseorang untuk menarik kesimpulan umum dari informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah serupa.
Algorithm (Algoritma)
Algoritma membantu seseorang untuk membuat daftar petunjuk serta langkah-langkah dalam memecahkan masalah secara efisien dan efektif.
Itulah beberapa hal yang bisa diketahui mengenai computational thinking. Dengan memahami konsep berpikir komputasional, diharapkan guru atau pendidik bisa mengintegrasikan cara berpikir ini pada saat kegiatan pembelajaran.