Mengapa Pendidikan Karakter Dinilai Lebih Penting?
Pendidikan yang ada di sebuah negara merupakan cerminan dari sejauh mana negara tersebut telah berkembang. Indonesia dengan bentangan alam yang luas dianggap sebagai anugerah yang patut disyukuri karena tersedia beragam sumber daya alam yang dapat diolah dan dimanfaatkan oleh bangsanya. Namun, di sisi lain justru menjadi tantangan tersendiri dalam mengelola sumber daya manusia yang terdiri dari beragam suku, ras, agama, dan etnis.
Dalam prosesnya, Indonesia terus berbenah untuk menata kurikulum pendidikan melalui berbagai program yang digagas pemerintah (termasuk di dalamnya adalah pendidikan karakter). Sesuai namanya, pendidikan karakter berfokus pada muatan karakter, sifat, sikap, dan perilaku yang baik sehingga siswa dapat dengan bijak menyikapi permasalahan yang dihadapinya selama menempuh pendidikan.
Kemajuan yang akan dicapai di masa depan tidak akan ada artinya jika tidak diimbangi dengan karakter seseorang yang terbentuk dari kaidah-kaidah etika, moral, dan agama. Tentunya, kewajiban dalam mengajakan pendidikan karakter ini bukan hanya menjadi tugas para guru di sekolah saja. Setidaknya, ada tiga lingkungan yang dapat membantu dalam menyampaikan pendidikan karakter. Berikut adalah tiga hal tersebut.
- Rumah Tangga dan Keluarga
Lingkungan ini merupakan pendidikan karakter pertama dan utama bagi seorang anak sebelum melangkah ke lingkungan yang lebih luas lagi. Keluarga adalah school of love bagi seorang anak untuk tumbuh menjadi manusia yang berbudi luhur. Kondisi keluarga di suatu negara menentukan keadaan bangsa itu sendiri.
- Sekolah
Lingkungan yang sangat strategis untuk menanamkan pendidikan moral, nilai-nilai, dan etika. Sekolah tdak hanya mengajarkan tentang pengetahuan saja. Namun, tempat ini turut menerapkan characterbase education dalam setiap mata pelajaran yang disampaikan guru.
- Lingkungan Sekolah Lebih Luas (Masyarakat)
Sistem nilai yang berlaku dalam lingkungan masyarakat, sedikit banyak dapat memengaruhi keberhasilan dalam penanaman nilai-nilai dan etika. Sejatinya, lingkungan masyarakat turut mengemban tanggung jawab untuk menegakkan nilai-nilai baik dan mencegah nilai-nilai buruk.
Tujuan Pendidikan Karakter bagi Generasi Penerus Bangsa
Sudah selayaknya bahwa pendidikan karakter berpusat pada siswa. Pola pikir dan sikap siswa dapat diimplementasikan dalam tantangan yang ada di hadapannya. Dalam artian lain, pendidikan karakter mengantarkan para siswa menjadi manusia yang lebih bermartabat.
Kecerdasan secara kognitif tetap diperlukan. Namun, kecerdasan ini akan berdampak lebih baik saat diimbangi dengan karakter yang bermoral. Dengan karakter yang unggul, seorang siswa akan lebih bijak menentukan setiap keputusan yang nanti akan dihadapinya.
Sebagai contoh, saat ujian berlangsung dan ada kesempatan untuk mencontek, tentu siswa yang menyadari betapa pentingnya sebuah kejujuran tidak akan tergiur untuk mencontek walaupun ada kesempatan di depannya.
Maka dari itu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pun menyadari penuh tentang pentingnya pendidikan karakter untuk menguatkan generasi bangsa. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Tujuan dari adanya pendidikan karakter bagi generasi penerus bangsa adalah sebagai berikut.
- Membentuk manusia yang memiliki pola pikir, hati, dan perilaku baik.
- Memahami dan mengaplikasikan perilaku karakter dalam setiap tindakan.
- Mengimplementasikan karakter Pancasila sebagai bagian dari pendidikan karakter bangsa.
- Mengembangkan sikap percaya diri dan cinta kasih pada umat manusia.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang Harus Ditanamkan
Melihat pentingnya penyampaian pendidikan karakter kepada para siswa, Pemerintah melalui Kemendikbud pun mewajibkan materi-materi berkenaan dengan pendidikan karakter ini agar disisipkan melalui kurikulum pembelajaran. Oleh karena itu, sejak tahun 2011, materi-materi berkenaan tentang membentuk karakter unggul dan tangguh mulai disampaikan perlahan-lahan dengan berbagai implementasi.
Ada pula 18 nilai-nilai pendidikan karakter yang harus disampaikan kepada para siswa. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Tentunya, seluruh nilai-nilai ini tidak hanya disampaikan secara teori saja. Nilai-nilai itu sudah selayaknya diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari. Implementasinya bisa bermacam-macam, contohnya saja nilai religius bisa dilakukan dengan kegiatan berdoa sebelum dan setelah belajar, nilai toleransi bisa dilakukan dengan berperilaku yang sama tanpa membedakan suku, agama, ras, dan etnis, serta masih banyak lagi pilihan kegiatan yang bisa diimplementasikan guru kepada siswanya.
Lebih khusus lagi, Kemdikbud menyebutkan bahwa pendidikan karakter ini sebagai fondasi dan ruh utama pendidikan. Nilai-nilai yang diterapkan dalam pendidikan karakter sebenarnya bersumber dari nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila. Ada lima nilai karakter yang semestinya dilakukan secara menyeluruh dan serentak, yakni sebagai berikut.
- Nilai karakter religius yang mencerminkan keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa dengan implementasi berupa menjalankan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut serta memelihara rasa toleransi terhadap agama dan kepercayaan yang berbeda. Output-nya, siswa memiliki sikap cinta damai dan tidak memaksakan kehendak.
- Nilai karakter nasionalis berkenaan tentang cara pikir, sikap, dan perilaku yang menunjukan kepedulian dan penghargaan terhadap budaya bangsa. Output-nya, siswa memiliki sikap apresiasi dengan budayanya, menjaga lingkungan, dan menghormati keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
- Nilai karakter integritas mencakup perilaku yang berkaitan dengan kejujuran dalam segala hal. Output-nya, siswa memiliki konsistensi dalam hal perkataan dan tindakan dengan dasar kebenaran.
- Nilai karakter mandiri merupakan perilaku tangguh yang tidak bergantung pada orang lain dalam setiap hal. Output-nya, siswa dapat tumbuh menjadi individu dengan etos kerja baik, profesional, dan orang yang haus dengan bernagai ilmu baru.
- Nilai karakter gotong royong adalah cerminan dari semangat kerja sama dan rasa tolong menolong terhadap orang yang membutuhkan. Outputnya, siswa memiliki rasa empati dan siap membantu orang-orang di sekitarnya.
Prinsip-Prinsip yang Diterapkan agar Pendidikan Karakter Berjalan Efektif
Sejatinya, pendidikan karakter tidak hanya menjadi kewajiban sekolah sebagai tempat para siswa menuntut ilmu. Penerapannya menjadi tanggung jawab bersama orang tua dan masyarakat lingkungan tempat sang siswa tinggal.
Itu sebabnya menurut Thomas Lickona, seorang psikolog dan profesor pendidikan di State University of New York, Cotland, menyebutkan ada 11 prinsip agar pendidikan karakter dapat berjalan dengan efektif.
- Kembangkan nilai-nilai etika dan pendukung sebagai fondasi karakter.
- Mendefinisikan “karakter” yang mencakup seluruh pikiran, perasaan, dan perilaku.
- Prokatif dalam pengembangan karakter.
- Ciptakan lingkungan sekolah yang penuh kepedulian.
- Berikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan tindakan moral.
- Buatlah kurikulum akademik yang melibatkan semua siswa dan bantu para siswa untuk berhasil.
- Upayakan untuk mendorong motivasi siswa.
- Libatkan juga seluruh staf yang berada di lingkungan sekolah untuk menciptakan komunitas pembelajaran dan moral sebagai upaya untuk mematuhi nilai-nilai yang sama.
- Adanya pembagian kepemimpinan moral dalam membangun inisiatif pendidikan.
- Melibatkan keluarga dan anggota masyarakat dalam usaha membangun karakter.
- Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauhmana siswa dapat mengimplementasikan karakter yang baik.
Pendidikan karakter sudah jelas menjadi materi penting yang selayaknya disampaikan kepada siswa selain muatan ilmu pengetahuan. Dengan pendidikan karakter, siswa dapat menjadi manusia yang hebat dengan isi kepala yang cemerlang.