Menerapkan Blended Learning dalam KBM
Pelaksanaan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) bisa dilakukan dengan banyak metode. Salah satunya adalah metode blended learning. Penjelasan apa itu blended learning dan bagaimana penerapannya dalam KBM akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.
Blended Learning
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan mulai mengalami pergeseran, KBM tidak hanya dilakukan dengan cara tatap muka saja. KBM juga mulai memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran jarak jauh menjadi salah satu bentuk baru dalam dunia pendidikan.
Pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan internet. Dimana proses pembelajaran seperti ini adalah proses pembelajaran yang cocok di masa yang akan datang. Dan kemunculannya sudah lama diprediksikan. Sebagaimana pendapat dari Mason (1994), pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan berkolaborasi.
Model pembelajaran seperti yang sudah dijelaskan diatas, biasa disebut dengan Blended Learning. Elena Mosa (2006) menyampaikan bahwa blended learning memiliki dua unsur utama, yaitu pembelajaran di kelas dengan tatap muka secara konvensional dengan pembelajaran secara online. Artinya, proses pembelajaran yang secara konvensional biasa dilakukan di dalam ruangan kelas dikombinasikan dengan pembelajaran yang dilakukan secara online baik yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi, dengan menggunakan sarana prasarana teknologi dan informasi.
Blended learning pada dasarnya adalah kombinasi aspek positif dari dua jenis lingkungan belajar, yaitu pembelajaran di kelas dan e-learning (Bonk dan Graham, 2006). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Noord et al (2007), pembelajaran blended adalah suatu kombinasi dari beragam model pembelajaran daring, luring dan tatap muka.
Blended learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang bisa mengkombinasikan beragam cara penyampaian, model pengajaran dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai media dialog antara guru dan murid. Blended learning tak hanya sebuah kombinasi pengajaran tatap muka dan online, tetapi juga sebagai bagian dari interaksi sosial.
Blended learning menjadi model pembelajaran yang ideal sesuai dengan gagasan sistem pendidikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim di masa pandemi seperti ini.
Ciri Khas Blended Learning
Blended learning tentu berbeda dengan jenis proses pembelajaran lainnya. Sebagai salah satu metode pembelajaran, blended learning memiliki ciri khas tertentu, diantaranya :
1. Blended learning adalah metode pembelajaran dengan menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pendidikan gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
2. Blended learning adalah sebuah kombinasi pendidikan tatap muka, belajar mandiri dan belajar via online.
3. Blended learning adalah pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran.
4. Guru dan orang tua murid memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator dan orang tua sebagai pendukung.
Tujuan Blended Learning
Di masa pandemi seperti ini, blended learning memiliki tujuan untuk tetap memberi kesempatan belajar sesuai dengan protokol kesehatan. Blended learning membuat pendidikan tetap berjalan meskipun di tengah pandemi.
Selain itu, blended learning juga memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Membantu guru untuk berkembang dengan baik saat KBM, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
2. Memberikan peluang bagi guru untuk melakukan pembelajaran secara mandiri, bermanfaat dan terus berkembang.
3. Guru bisa membuat jadwal belajar yang lebih fleksibel
4. Mendorong murid untuk merdeka belajar
5. Membuat murid bisa belajar sesuai dengan zamannya, yaitu dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi.
Keunggulan Blended Learning
Lantas apa sih keunggulan dari blended learning dibandingkan model pembelajaran lainnya? Mengapa blended learning bisa dijadikan alternarif terbaik dalam KBM?
Blended learning memiliki beberapa keungggulan :
1. Dengan blended learning, pembelajaran terjadi secara konvensional dan mandiri. Dimana keduanya memiliki kelebihan yang bisa saling melengkapi.
2. Blended learning membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien.
3. Blended learning memungkinkan murid semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
4. Keterlibatan belajar lebih tinggi, karena blended leraning dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif.
5. Blended learning membuat proses pembelajaran bisa melampaui ruang dan waktu.
Penerapan Blended Learning
Penerapan blended learning dalam KBM memiliki banyak bentuk yang beragam. Sebagaimana menurut Watson (2009), ada beberapa bentum blended learning, yaitu :
1. Online penuh, dengan ada pilihan melakukan pembelajaran tatap muka.
2. Sebagian atau online penuh, dengan dibutuhkan waktu tertentu untuk pembelajaran tatap muka, baik di kelas maupu laboratorium.
3. Sebagian besar atau online penuh, dengan peserta didik tetap belajar konvensional dalam kelas ataupun laboratorium setiap hari.
4. Pembelajaran konvensional di kelas, tapi peserta didik dipersyaratkan mengikuti aktivitas online tertentu sebagai pengayaan atau tambahan.
5. Pembelajaran konvensional, dengan melibatkan sumber online, dan aktifitas online yang bukan menjadi syarat bagi siswa mengikutinya.
Di masa pandemi seperti ini blended learning menjadi salah satu cara yang paling banyak dipilih dalam KBM. Apalagi saat ini juga merupakan era digitalisasi. Perangkat-perangkat digital yang ada bisa sangat efektif dalam penerapan blended learning.
Blended learning dilakukan dengan mengkombinasikan pembelajaran secara tatap muka dan daring. Belajar tatap muka bisa dilakukan di zona kuning dan hijau. Tentu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Ada juga tatap muka dilakukan secara per kelompok, guru memberikan materi dan lembar kerja pada peserta didik. Dimana pengumpulannya dilakukan sepekan berikutnya.
Atau beberapa sekolah mengadakan pembelajaran home visit. Guru mendatangi rumah setiap muridnya secara bergiliran. Tentu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, dengan menggunakan masker dan face shield
Adapun pembelajaran daring dilakukan dengan bantuan aplikasi-aplikasi tertentu. Misalnya ada juga guru yang menyampaikan materinya secara live melalui aplikasi zoom maupun goole meet. Dengan begitu pembelajaran bisa berjalan secara interaktif meskipun via daring.
Beberapa guru ada yang mencoba melakukan pembelajaran daring via aplikasi chat. Guru mengirim video pembelajaran dan tugas melalui aplikasi chat. Nanti peserta didik bisa bertanya dan mengumpulkan tugas lewat aplikasi chat juga.
Saat menjalani blended learning peserta didik juga lebih mandiri dalam belajar. Peserta didik bisa mencari sumber belajar dari berbagai referensi. Mulai dari internet hingga buku pelajaran.
Banyak juga platform pendidikan yang memberikan materi belajar dan soal-soal yang bisa dimanfaatkan secara gratis. Sehingga penguasaan materi peserta didik menjadi lebih kaya.
Pembelajaran dengan model blended learning juga memungkinkan peserta didik menjadi fasilitator belajar. Peserta didik bisa ikut memaparkan materi belajar yang disusunnya sendiri. Guru membagi tema-tema belajar yang digunakan sebagai bahan presentasi. Presentasi bisa dilakukan secara live atau membuat video pembelajaran.
Kesimpulannya blended learning membantu proses KBM menjadi lebih efektif dan efisien. Tak hanya menguntungkan guru, tetapi juga bagi peserta didik. Blended learning bisa membuat KBM memanfaatkan semua sumber belajar yang dimiliki. Guru dan peserta didik bisa sama-sama belajar.