Kisah Inspiratif Guru Terbaik di Dunia 2019 (Peraih Global Teacher Prize) : Peter Tabichi
Epin Supini
Peter Tabichi, guru asal Kenya ini dinobatkan sebagai guru terbaik di dunia pada tahun 2019 lalu. Siapa sebenarnya Peter Tabichi ini? Apa yang sudah dilakukannya hingga mendapat gelar sebagai guru terbaik di dunia?
Profil Peter Tabichi
Peter Tabichi guru sains Kenya dan biarawan Fransiskan di Sekolah Menengah Hari Campuran Keriko di Pwani, Kabupaten Nakuru. Dia adalah pemenang Global Teacher Prize 2019. Tabichi disebut sebagai salah satu dari 100 orang Afrika paling berpengaruh oleh majalah New African pada tahun 2019.
Peter Tabichi lahir di Kenya pada tahun 1982. Cita-citanya menjadi seorang guru terinspirasi dari keluarganya. Dia melihat bagaimana keluarganya memberikan dampak bagi masyarakat, lewat peran sebagai guru. Selain itu, Peter Tabichi juga ingin memperbaiki kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Peter menempuh pendidikan di Universitas Egerton. Peter Tabichi memulai karir mengajarnya di sekolah swasta. Peter Tabichi mengajar di Keriko Mixed Day Secondary School yang berada di Desa Pwani, Nakuru, Kenya. Sebuah sekolah di pedesaan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana. Tapi disinilah perjuangan Peter Tabichi sebagai guru terbaik dimulai.
Bagaimana Peter Tabichi Mengajar?
Keriko Mixed Day Secondary School adalah sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas. Tak hanya sarana dan prasarana sekolah saja, tapi juga rasio guru yang kurang dari jumlah murid yang diajar.
Murid-murid sekolah ini setiap harinya harus berjalan 7 km untuk pergi ke sekolah. Dari jumlah murid yang ada, 95% termasuk ke dalam kategori miskin dan yatim piatu. Rata-rata mereka terlahir dalam keluarga orang tua tunggal.
Lalu, bagimana cara Peter Tabichi menghadapi murid-murid seperti ini? Apa yang sudah dilakukannya, hingga dengan segala keterbatasan yang ada, dia berhasil mengantarkan murid-muridnya mengikuti olimpiade internasional?
Dermawan
Peter Tabichi tak hanya mampu menjadi guru yang baik. Dia juga seorang yang sangat dermawan. Demi keberlangsungan pendidikan murid-muridnya, dia rela menyumbangkan 80% gajinya.
Peter Tabichi juga merupakan anggota ordo keagamaan Fransiskan. Donasi yang diberikannya membuat murid-muridnya bisa terus sekolah. Murid-muridnya bisa membeli seragam dan buku-buku untuk sekolah.
Mendirikan Klub Pembinaan Talenta
Peter Tabichi menyadari bahwa pendidikan juga harus mengembangkan talenta atau bakat para murid. Keterbatasan akses internet tidak membuat Peter Tabichi patah semangat, dengan klub pembinaan talenta yang berporos pada ilmu pengetahuan alam, membuat Peter Tabichi bisa membawa murid-muridnya mampu mendesain sebuah proyek berkualitas tinggi yang lolos kualifikasi kompetisi nasional.
Siswa yang berada di klub yang dibina Peter Tabichi ini bahkan sempat mengikuti kompetisi ilmu pengetahuan alam internasional dan menerima penghargaan dari Royal Society of Chemistry, yang merupakan sebuah kelompok ilmuwan Inggris yang berambisi untuk memajukan Ilmu Kimia.
Mampu Memotivasi
Peter Tabichi sangat pintar dalam memotivasi murid-muridnya. Dia berusaha agar murid-muridnya tetap takpatah semangat untuk terus pergi ke sekolah.
Untuk mendapatkan pendidikan, murid-muridnya harus menempuh jarak sekitar 7 km. Adapun jalan yang harus mereka lalui tidak cukup baik dan bahkan tidak bisa dilewati selama musim hujan berlangsung. Namun, dengan motivasi yang kuat dari gurunya, Peter Tabichi, murid-muridnya tetap pergi ke sekolah untuk belajar meski dengan segala keterbatasan dan kesulitan yang ada.
Gigih
Peter Tabichi memiliki kegigihan yang tinggi dalam mengajar. Dia tetap semangat meski rasio guru diskeolahnya, 1 : 58. Keterbatasan tak menyurutkan langkahnya untuk terus mengajar dengan baik.
Kegigihan beliau untuk mengajar tidak sia-sia, karena beberapa muridnya dapat mengikuti kompetisi Olimpiade Sains sampai ke tingkat nasional bahkan internasional. Ini merupakan prestasi terbaik. Selain itu, banyak juga muridnya dapat diterima di perguruan tinggi yang terbaik.
Pejuang Pendidikan Perempuan
Peter Tabichi juga sangat berjasa bagi pendidikan kaum perempuan di desanya. Peter Tabichi membantu anak-anak perempuan untuk terus sekolah. Ini tentu hal yang tidak mudah. Tingginya tingkat kemeskinan di Kenya membuat anak-anak perempuan didukung untuk menikah daripada bersekolah.
Peter Tabichi berusaha menghilangkan budaya ini. Dia terus membujuk orangtua untuk terus memperbolehkan anak-anak perempuannya sekolah. Bila ada murid perempuannya tidak masuk sekolah, dia pun datang ke rumah murid tersebut.
Berjuang untuk Era Baru Afrika
Ambisi terbesar dari seorang Peter Tabichi adalah menghadirkan era baru untuk Afrika. Dia mendedikasikan dirinya untuk membuat Afrika memiliki banyak kebaikan. Peter Tabichi ingin tingkat pendidikan di Arika berkembang pesat.
Dengan pendidikan, Afrika bisa menjadi bangsa maju. Mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Banyak Bertindak Sedikit Bicara
Menurut Peter Tabichi, guru yang baik adalah guru yang banyak bertindak dan sedikit bicara. Peter Tabichi selalu mengajar dengan sungguh-sungguh. Dia mengajar dengan penih dedikasi. Tak heran ini membuat kelasnya selalu penuh. Setiap Peter Tabichi mengajar, 80 orang siswanya berkumpul. Peter Tabichi menjadi guru favorit di sekolahnya.
Menjadi Orangtua bagi Murid-muridnya
Hampir 95% murid Peter Tabichi berasal dari keluarga miskin yang tidak mampu serta sudah tidak memiliki orangtua. Tak hanya mengalami masalah ekonomi saja, kebanyakan dari murid-muridnya tersebut sangat rentan terhadap paparan obat terlarang (narkoba), kehamilan dini di luar nikah, serta aksi bunuh diri.
Epin Supini
Peter Tabichi dengan sukarela harus menjadi guru sekaligus orangtua yang memberi pemahaman baik kepada anak didiknya. Dia mengasuh murid-muridnya seperti anak sendiri.
Meraih Gelar Guru Terbaik di Dunia
Apa yang dilakukan oleh Peter Tabichi terhadap murid-muridnya di Kenya, mendapatkan perhatian dari dunia. Di perayaan hari guru internasional pada tanggal 5 Oktober 2019, Peter Tabichi mendapatkan gelar sebagai guru terbaik di dunia. Dia berhasil mengunguli 10.000 kontestan lainnya yang berasal dari berbagai negara.
Hadiah Guru Terbaik di Dunia
Acara Global Teacher Prize 2019 yang dilaksanakan di Dubai (UEA). Dari 10.000 kandidat perwakilan 179 negara, Peter Tabichi keluar sebagai pemenang dan dinobatkan menjadi guru terbaik di dunia tahun.
Atas kemenangannya ini, Peter Tabichi berhak mendapatkan hadiah trofi dan uang tunai sebesar 14 milyar. Peter Tabichi sangat terharu dan tidak menyangka bahwa semua yang dilakukannya mendapatkan perhatian dari warga dunia.
Bagi Peter Tabichi, kemenangannya ini adalah karena murid-muridnya. Tanpa murid-muridnya, tak mungkin Peter Tabichi bisa naik podium yang sangat membanggakan bagi setiap guru yang ada di dunia ini.
Hadiah yang diterimanya, akan didedikasikan kepada murid-muridnya. Ia ingin memajukan pendidikan di desanya. Ingin agar murid-muridnya bisa meraih pendidikan setinggi mungkin.
Harapan Bagi guru Terbaik di Dunia
Penilaian guru terbaik di dunia ini dilihat dari pengalaman mengajar yang inovatif dan mampu memberikan dampak luas di masyarakat.
Menurut pendiri Yayasan Varke yang menyelenggaran acara Global Teacher Prize, Sunny Varke, berharap apa yang dilakukan oleh Peter Tabichi ini bisa menginpirasi guru-guru lainnya yang ada di penjuru dunia.
Harapannya, yang dilakukan Peter Tabichi bisa mengubah pandangan orang terhadap Afrika. Bahwa kelak akan ada banyak ilmuwan dan usahawan dari Afrika yang bisa membawa dampak perubahan bagi dunia.