Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Guru Saat Mengajar

Para siswa sebenarnya tidak membutuhkan guru yang sempurna, tetapi lebih membutuhkan guru yang dapat membuat mereka bahagia dan bersemangat untuk belajar. Guru yang ideal adalah mereka yang terus belajar, mampu bertransformasi, dan mampu menginspirasi siswa.

Selain itu, ada juga pandangan bahwa tidak ada guru yang sempurna, melainkan guru yang selalu bersama dan siap untuk belajar. Oleh karena itu, konsep "guru yang sempurna" mungkin lebih condong kepada guru yang mampu terus belajar, beradaptasi, dan menginspirasi siswa daripada mencapai kesempurnaan mutlak.

Guru sama seperti manusia biasa yang pernah melakukan salah beberapa kali. Apa saja kesalahan umum yang sering dilakukan guru saat mengajar? Berikut penjelasannya.

Minim Persiapan

sumber: https://www.pexels.com/

Kesalahan guru yang paling banyak dilakukan adalah minimnya persiapan guru sebelum mulai mengajar. Walaupun menurut guru mereka sudah menguasai semua materi yang akan diajarkan di luar kepala, tetap saja harus mengajar dengan persiapan yang matang.

Yang harus disiapkan guru sebelum mengajar contohnya adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, alat evaluasi, dan lainnya yang menunjang pengajaran. Guru bisa membuat persiapan pembelajaran secara mingguan atau bulanan. Akan lebih baik jika disiapkan di awal semester sebelum awal pembelajaran supaya ada waktu cukup untuk sebaik-baiknya merancang pembelajaran.

Tidak Memakai Manajemen Kelas

Aturan dalam kelas dan seluruh konsekuensinya adalah yang dinamakan manajemen kelas. Manajemen kelas harus disampaikan secara jelas dan guru juga harus konsisten dalam menjalankannya. Ketidakkonsistenan guru adalah yang menjadi kesalahan utama.

Guru harus adil dalam menegakkan aturan kelas. Jangan hanya pada seorang murid dan yang lainnya tidak, guru haruslah adil. Karena itu, penting untuk guru pada awal tahun ajaran menyampaikan ekspektasi Anda mengenai kelas.

Tidak Sering Berkomunikasi dengan Orang Tua

Untuk mencapai prestasi siswa yang maksimal, harus ada kerja sama dan komunikasi yang baik antar orang tua dan guru. Peran orang tua besar terhadap perilaku dan performa murid dalam kelas. Situasi kegiatan pembelajaran di eklas akan jauh lebih kondusif jika terdapat komunikasi dan relasi yang baik antara guru dengan orang. Dengan begitu, prestasi belajar siswa akan semakin meningkat.

7 Tips Memberikan PR yang Tepat dan Efektif kepada Siswa
Ketika memberikan PR, Anda dapat memberikan motivasi verbal agar siswa bersemangat dan berusaha mengerjakan PR yang telah diberikan

Guru baiknya memberikan informasi rutin mengenai perkembangan siswa pada orang tua. Sekarang sudah mudah untuk berkomunikasi, bisa dengan chat pribadi atau membuat grup di WhatsApp. Beri juga mereka masukan supaya bisa membantu siswa belajar selama berada di rumah. Dengan ini, orang tua bisa tahu bagaimana anak di sekolah dan di rumah.

Memaksa Siswa untuk Langsung Bisa

sumber: https://www.pexels.com/

Guru tidak boleh berpikir egosentris terhadap siswa yang tidak paham materi yang diajarkan. Hal itu akan berimbas kepada siswa yang lainnya. Mungkin beberapa guru pernah memaksa siswa untuk benar-benar paham dengan materi yang diajarkan. Yang harus selalu guru ingat adalah guru sendiri juga memiliki keterbatasan dalam menguasai pelajaran.

Guru janganlah memaksakan gaya mengajar guru harus diterima semua siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan karakteristik dalam belajarnya dan tidak boleh dipaksa.

Dalam proses kegiatan belajar, guru harus memberikan motivasi dan inspirasi kepada para siswa dalam memperdalam materi yang mereka pelajari dan sukai. Tujuan utama dari mengajarkan siswa adalah untuk membuat mereka jadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Berhenti Belajar

Kekurangan guru yang sering dilakukan adalah malas dan berhenti belajar. Mereka biasanya karena merasa sudah mengenyam pendidikan yang cukup, mereka tidak meluangkan waktu lebih untuk mempelajari hal-hal baru. Dengan belajar lagi, mereka dapat me-refresh dan menambah pikiran dengan pengetahuan yang lebih update. Biasa alasan mereka karena lelah, sibuk, dan tidak punya waktu jadi sulit untuk meng-upgrade dirinya.

Guru yang mau belajar lagi tidak akan menjadi ketinggalan zaman. Bidang pendidikan adalah bidang yang dinamis dan banyak perubahan banyak terjadi di tiap waktunya. Maka dari itu, guru harus meluangkan diri untuk selalu belajar, bisa dengan membaca buku, melakukan praktik dengan guru-guru lain, bergabung dengan komunitas guru, atau mengikuti pelatihan/workshop/seminar untuk semakin mengasah diri. Guru yang mengasah dirinya juga akan memberikan pembelajaran yang tidak mmebosankan untuk siswa.

Kurang Paham Karakter Siswa

Setiap siswa itu unik dan memiliki karakternya masing-masing. Mereka punya kekuatan, kelemahan, latar belakang, bakat, dan minat yang berbeda-beda. Lingkungan dan keluarga juga snagat berpengaruh terhadap kehidupan siswa baik di sekolah maupun di luar rumah. Guru tidak bisa menyamaratakan semua siswa.

Kalau semua siswa disamaratakan maka akan ada siswa yang dalam belajar, tidak mencapai tujuannya. Guru bisa melakukan asesmen diagnostik secara non kognitif maupun secara kognitif untuk lebih memahami karakter siswa. Dengan ini, siswa bisa diketahui karakter, kemampuan pemahaman, dan juga kendala yang dihadapi. Perancangan pembelajaran akan bervariasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa sehingga semua terpenuhi haknya dan tidak ada yang tertinggal.

Tidak Meng-update Materi

Dalam mengajar, guru diwajibkan untuk membuat pedoman saat mengajar yaitu perangkat-perangkat pengajaran. Perangkat-perangkat ini misalnya RPP, media, alat evaluasi, dan lain sebagainya. Kesalahan yang paling sering guru lakukan adalah membuatnya hanya satu kali dan tidak pernah di-update lagi.

Guru hanya menyalin dan mengubah tanggal saja. Padahal seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter siswa di setiap kelas. Guru harus rajin melakukan evaluasi terhadap materi dan perangkat mengajarnya. Guru harus pintar meng-update materi dan perangkat dari waktu ke waktu.

Tidak Menggunakan Metode Penilaian yang Sesuai

Setelah mengajar, guru pastinya akan memberikan ujian untuk melihat perkembangan akademis siswa. Ini adalah evaluasi untuk melihat apakah pengajaran yang diberikan tepat dan apakah murid berkembang atau tidak.

Metode penilaian harus dipastikan sudah tepat dan adil bagi seluruh siswa. Penilaian jangan hanya dengan ujian tertulis saja, berikan penilaian tambahan dari tugas individu, tugas kelompok, presentasi atau paper.

Tidak Ada Evaluasi Diri

Biasanya, guru kurangnya refleksi dan evaluasi personal terhadap kinerja pengajarannya sendiri.  Kalau ini terus dilakukan, guru akan berulang kali mengulangi kesalahan yang sama. Coba mulai dengan membuat catatan mengenai keberhasilan sekaligus kesalahan supaya bisa mengevaluasi diri dari berbagai aspek.

Anak Ikut Banyak Kursus, Bagus atau Malah Bahaya?
Dengan mengikuti kursus, siswa mendapatkan waktu tambahan untuk mempelajari materi yang kurang dipahami

Memang tidak ada guru yang sempurna, namun terdapat berbagai tips dan karakteristik yang dapat membantu seseorang menjadi guru yang baik. Beberapa sumber menyarankan hal-hal berikut:

  1. Berfikir kreatif: Seorang guru perlu mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan menjadi contoh yang baik dalam hal ini
  2. Menjadi mentor: Seorang guru perlu menjadi mentor bagi siswanya, tidak hanya dalam hal akademis, tetapi juga dalam hal-hal lain yang dapat membentuk karakter siswa
  3. Terus belajar dan mengikuti perkembangan terkini: Seorang guru perlu terus belajar dan mengikuti perkembangan terkini dalam bidang yang diajarkannya
  4. Menerapkan materi ajar dalam kehidupan sehari-hari: Seorang guru perlu mampu mengaitkan materi ajar dengan kehidupan sehari-hari siswa

Itulah beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan guru saat mengajar. Manakah kesalahan yang sering Anda buat? Semoga artikel ini bermanfaat, ya!