Jenis-jenis Bahan Ajar Cetak dan Keunggulannya
Dunia pendidikan semakin hari semakin berkembang dan berinovasi. Tentunya dunia pendidikan juga mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Bukan hanya kurikulum, namun juga variasi dari bahan ajar dan media pengajaran.
Bahan ajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Tenaga pendidik harus mengetahui macam-macam bahan ajar. Bahan ajar tergolong menjadi dua macam, yakni bahan ajar cetak dan non-cetak. Meskipun kini teknologi semakin pesat, bahan ajar cetak tidak tergeser begitu saja oleh bahan ajar non-cetak.
Bahan ajar cetak ialah bahan ajar yang berupa fisik, dapat dipegang, berupa lembaran buku/kertas. Lalu, apa saja jenis-jenis bahan ajar cetak beserta keunggulannya?
1. Buku
Definisi dari buku ialah sejumlah lembaran kertas yang kosong maupun sudah terisi materi, yang dijilid dan diberi sampul. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang sudah diisi oleh materi hasil dari ilmu pengetahuan dan hasil dari analisis kurikulum dalam bentuk tulisan.
Biasanya, tenaga pengajar menggunakan buku sebagai sumber materi. Buku sebagai bahan ajar hendaknya bersifat faktual tentang ilmu pengetahuan. Buku fiksi juga dapat menjadi bahan ajar di mata pelajaran Bahasa Indonesia, contohnya seperti merangkum novel, menganalisis tokoh & latar, membuat resensi, dan semacamnya.
Apakah komik termasuk buku? Iya, komik masuk kategori buku karena masih memiliki teks dialog. Komik juga bisa digunakan sebagai bahan ajar yang lebih menyenangkan bagi siswa. Ini cocok diterapkan untuk peserta didik PAUD maupun SD.
Keunggulan dari buku ialah penjelasannya lebih lengkap dan terperinci, dalam satu bahan ajar ini terdapat banyak materi dan dapat dibawa ke mana-mana. Hal yang perlu diperhatikan adalah setiap penulis buku memiliki gaya tulis yang berbeda-beda. Pilihlah buku dengan penulisan yang reader-friendly, jelas, lugas, dan menarik bagi siswa.
2. Handout
Handout merupakan bahan tertulis yang sudah disiapkan oleh tenaga pengajar berupa poin-poin penting dari materi pelajaran. Biasanya handout sudah didesain sedemikian rupa agar proses belajar-mengajar tidak begitu melebar kemana-mana.
Keunggulan dari handout ialah sebagai berikut:
a. Peserta didik tidak perlu mencatat.
b. Acuan/pendamping guru ketika mengajar.
c. Sebagai bahan rujukan peserta didik.
d. Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar.
e. Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan.
f. Memberi umpan balik.
g. Menilai hasil belajar.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan handout ialah tenaga pengajar harus menjelaskan lebih banyak dan detail. Anda bisa menginstruksikan ke siswa jika ada yang perlu dicatat maka catat agar materi mudah diingat. Selain itu handout lebih cocok diterapkan di bangku SMP, SMA, dan perkuliahan karena tahap perkembangan kognitif remaja sudah memiliki penalaran yang lebih baik.
3. Modul
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar,2010).
Karakteristik modul di antaranya sebagai berikut:
a. Self Instructional (siswa mampu belajar sendiri).
b. Self Contained (seluruh materi pembelajaran merupakan satu kompetensi dalam satu modul).
c. Stand Alone (bisa digunakan tanpa bahan ajar lain).
d. Adaptive (memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi).
e. User Friendly (bersahabat dengan penggunanya).
f. Consistent (konsisten dalam penggunaan bahasa, font, dan layout).
Keunggulan dari modul di antaranya ialah mudahnya evaluasi, bahan ajar lebih jelas batasan-batasannya, dan pendidikan memiliki daya guna lebih baik. Siswa juga bisa belajar sendiri tanpa pendampingan karena sudah terdapat instruksi yang lengkap dalam modul.
4. Lembar Kerja Siswa
Para siswa dan guru pasti sudah tidak asing dengan lembar kerja siswa (LKS). LKS merupakan lembaran soal yang harus dikerjakan oleh siswa. Karakteristik bahan ajar ini antara lain:
a. Lembar kegiatan berisikan petunjuk pengisian.
b. Materi kurang luas, namun soal-soal lebih banyak.
c. Membutuhkan penjelasan dari bahan ajar lain.
d. Berisikan tugas teoritis dan praktis.
Keunggulan lembar kegiatan siswa yakni memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran karena sifatnya yang lebih praktis. Bentuk fisik LKS juga relatif tipis sehingga dapat dibawa dengan mudah. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan LKS ialah amati soal-soal terlebih dahulu sebelum mendistribusikannya. Mengapa demikian? Karena sering ditemui contoh soal yang agak “ngawur” sehingga bisa menyesatkan.
5. Brosur
Tak hanya untuk iklan, brosur merupakan bahan ajar yang praktis dan memberi kesan tidak memberatkan siswa untuk belajar. Mengapa demikian ? Biasanya dengan desain yang bagus, brosur akan lebih menarik perhatian dan impresi yang sulit dilupakan.
Sebagai contoh, brosur layanan kesehatan masyarakat di posyandu atau rumah sakit berisikan info mengenai penyakit-penyakit dikemas sedemikian kreatif sehingga masyarakat tertarik untuk membacanya. Begitu juga penerapan brosur untuk bahan ajar di sekolah/kampus. Gunakan ilustrasi dan warna yang menarik sesuai tema mata pelajaran/bab yang sedang dipelajari.
6. Leaflet
Bahan ajar cetak satu ini merupakan alat promosi atau pemasaran yang dicetak pada selembar kertas. Biasanya menggunakan art paper atau art carton yang memiliki dua atau lebih lipatan. Di dalam leaflet terkandung informasi singkat mengenai suatu program, usaha, atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang pemilik atau badan usaha terkait dengan produk, jasa, atau acara yang mereka tawarkan.
Leaflet merupakan salah satu bahan ajar yang mirip dengan brosur, namun memiliki lipatan dan penjelasan lebih lengkap. Untuk keunggulannya mirip dengan brosur, yakni praktis, mudah memberikan kesan untuk pembacanya, siswa lebih mudah mengingat dan mudah dibawa ke mana-mana.
7. Wallchart
Wallchart merupakan salah satu bahan ajar yang berbentuk gambar, denah, bagan, atau skema yang biasanya digantungkan pada dinding kelas. Fungsinya adalah untuk melatih penguasaan kosakata dan penyusunan kalimat atau meningkatkan pemahaman siswa dengan ilustrasi & analogi. Media wall chart sering disebut bagan dinding karena bahan ajar ini dapat digantung di papan tulis atau di dinding kelas.
Mengingat bahwa manusia adalah makhluk visual, wallchart memiliki keunggulan dalam menarik perhatian peserta didik. Mereka dengan senang hati membaca/mengamati wallchart tanpa diminta. Hal yang perlu diperhatikan ialah rutin mengganti wallchart sesuai dengan materi/bab yang dibahas setiap minggunya di dinding kelas.
Selain bahan ajar, hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar adalah karakteristik siswa. Setiap anak memiliki daya tangkap yang berbeda. Ada siswa yang cenderung mudah menghafal, ada yang pandai dalam berhitung, ada yang memiliki gaya belajar kinestetik, ada pula yang bisa konsentrasi belajar didampingi musik.
Maka dari itu, guru dianjurkan untuk mengenali siswa-siswinya agar tepat dalam memilih bahan ajar mana yang cocok dan bisa diaplikasikan secara klasikal. Untuk memaksimalkan proses belajar, guru bisa mengkombinasikan beberapa bahan ajar di atas. Tidak ada istilah murid bodoh, yang ada adalah pengajar yang belum menemukan media/bahan ajar yang tepat sesuai karakteristik murid.