Implementasi Mandiri Belajar Pada Kurikulum Merdeka bagi Siswa Usia Dini
Tahun ajaran 2023 ini menjadi tahun kedua pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Indonesia. Kurikulum Merdeka ini berangkat dari keprihatinan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim atau yang akrab disapa Mas Menteri atas situasi pendidikan di Indonesia pasca pandemi COVID-19. Tak bisa dipungkiri, nyatanya pandemi yang terjadi selama 2 tahun terakhir ini menyebabkan learning loss. Mas Menteri beranggapan bahwa Kurikulum Merdeka ini bisa mengatasi learning loss di Indonesia.
Apa keistimewaan Kurikulum Merdeka ini? Mengapa kurikulum ini dianggap mampu mengatasi kesenjangan pendidikan yang terjadi di Indonesia? Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memiliki pembelajaran intrakurikuler yang beragam dengan konten pembelajaran yang lebih optimal. Hal ini membuat siswa bisa memiliki cukup waktu dalam mendalami konsep dan menguatkan potensinya.
Pada Kurikulum Merdeka ini, siswa memiliki kebebasan untuk belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Kurikulum Merdeka juga turut memberikan keleluasaan pada guru dalam memilih perangkat ajar. Dengan begitu, guru dapat merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar dan minat yang dimiliki masing-masing siswa.
Kurikulum Merdeka ini memiliki tiga krakteristik penting, yaitu:
- Melakukan kegiatan pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan untuk mengasah soft skill siswa dan menguatkan karakteristik siswa;
- Berfokus pada materi esensial sehingga siswa bisa memiliki cukup waktu untuk memperdalam kompetensi seperti literasi dan numerasi; dan
- Guru memiliki fleksibilitas dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan siswa dan disesuaikan dengan konteks dan muatan lokal yang ada.
Implementasi Kurikulum Merdeka ini dilakukan melalui Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi. Berikut penjelasannya.
- Mandiri Belajar
Mandiri belajar adalah struktur Kurikulum 2013 yang digunakan oleh satuan pendidikan untuk mengembangkan satuan pendidikannya serta menerapkan beberapa prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan proses kegiatan belajar dan asesmen.
Satuan pendidikan yang memilih mandiri belajar ini masih menggunakan Kurikulum 2013, tetapi sudah mulai menerapkan prinsip-prinsip yang ada di Kurikulum Merdeka. Penerapan mandiri belajar ini berkaitan dengan upaya guru dalam meningkatkan kompetensi literasi, numerasi, menguatkan karakteristik siswa, dan yang lainnya, terutama yang ada di dalam Kurikulum Merdeka.
Jika sekolah memilih mandiri belajar, sekolah bisa tetap melakukan kurikulum sebelumnya yang telah dipakai, tidak perlu menggantinya dengan Kurikulum Merdeka. Namun, dalam penerapannya tidak semua jenjang pendidikan dapat memilih mandiri belajar. Dalam hal ini, mandiri belajar hanya dapat diterapkan di PAUD, Kelas 1, 4, 7, dan 10 saja.
- Mandiri Berubah
Mandiri Berubah ini bisa dilakukan jika satuan pendidikan menggunakan struktur Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya dan menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam melakukan pembelajaran dan asesmen. Pengertian dari Mandiri Berubah artinya sudah memanfaatkan sepenuhnya platform Merdeka Belajar yang sebelumnya sudah disiapkan oleh Kemendikbudristek.
Mandiri Berubah ini memungkinkan satuan pendidikan memilih CP, TP, ATP, perangkat ajar, dan asesmen di Platform Merdeka Mengajar yang memuat semua pedoman dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dalam penerapannya, mandiri berubah akan memberikan keleluasaan pada satuan pendidik untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka yang telah disediakan pada jenjang pendidikan PAUD, Kelas 1, 4, 7, dan 10 saja.
- Mandiri Berbagi
Mandiri Berbagi adalah struktur Kurikulum Merdeka yang digunakan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan menerapkan prinsip-prinsip yang ada di dalam Kurikulum Merdeka untuk diimplementasikan ke dalam proses kegiatan belajar dan asemen penilaian. Dalam penerapannya, guru akan berkomitmen untuk membagikan praktik kegiatan belajar kepada siswa.
Saat memilih Mandiri Berbagi akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada jenjang pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7, dan 10.
Sebagaimana keputusan Mas Menteri, Kurikulum Merdeka ini diterapkan di semua satuan pendidikan di Indonesia, mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Semua satuan pendidikan diharuskan menggunakan Kurikulum Merdeka sebagai acuan pendidikannya, dengan keleluasaan memilih Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, ataupun Mandiri Berbagai. Lalu, bagaimana pelaksanaan Mandiri Belajar pada Kurikulum Merdeka bagi siswa usia dini?
Meskipun Kurikulum Merdeka juga diterapkan pada jenjang usia dini, tentu dalam penerapannya berbeda dengan jenjang pendidikan lainnya. Ada beberapa karakteristik tertentu dalam penerapan Kurikulum Merdeka pada jenjang usia dini. Karakteristik implementasi Kurikulum Merdeka pada jenjang usia dini ialah:
- Memperkuat kegiatan bermain yang bermakna sebagai proses belajar;
- Menguatankan relevansi PAUD sebagai masa pondasi yang mendasar dan penting dalam mengembangkan karakter dan kemampuan anak bersekolah di jenjang pendidikan selanjutnya;
- Memperkuatkan rasa cinta pada literasi dan numerasi sejak dini;
- Melakukan proyek penguatan profil pelajar Pancasila;
- Proses pembelajaran dan asesmen yang lebih fleksibel;
- Hasil asesmen digunakan untuk acuan bagi guru dalam merancang kegiatan bermain dan pijakan bagi orang tua untuk mengajak anak bermain di rumah; dan
- Menguatkan peran orang tua sebagai partner dalam pendidikan anak.
Pada jenjang usia dini, satuan pendidikan yang memilih menerapkan Merdeka Belajar dalam Kurikulum Merdeka ini sejatinya adalah Merdeka Bermain. Pada usia dini, bermain adalah proses belajar anak. Fokus Mandiri Belajar pada Kurikulum Merdeka bagi siswa usia dini, adalah melakukan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, hal ini sesuai dengan arahan yang disampaikan oleh Mas Menteri.
Contoh Penerapan Mandiri Belajar pada Kurikulum Merdeka
Beberapa contoh penerapan Mandiri Belajar pada Kurikulum Merdeka Bagi siswa usia dini adalah sebagai berikut.
- Calistung Hanya Diperkenalkan, Tidak Menjadi Kewajiban
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset, dan Teknologi Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru karena setiap anak berhak mendapatkan layanan pendidikan, tes Calistung (Baca Tulis Berhitung) tidak boleh diadakan saat penerimaan siswa SD.
Oleh karena itu, pendidikan usia dini tidak boleh menjadikan Calistung sebagai bagian inti pembelajaran. Calistung pada pendidikan usia dini hanya diperkenlakan saja, bukan menjadi sebuah kewajiban. Calistung tidak menjadi kompetensi dasar siswa usia dini. Guru bisa mengenalkan calistung dengan cara yang menyenangkan. Sebagai contohnya, melalui berbagai kegiatan permainan. Sesuai fitrahnya, bermain menjadi proses belajar bagi siswa usia dini.
- Melakukan MPLS Bagi Siswa Baru Selama Dua Pekan Pertama
Saat tahun ajaran baru, semua siswa baru pada setiap satuan pendidikan wajib melakukan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) selama dua pekan pertama. Hal ini bertujuan memfasilitasi anak dan orang tua berkenalan dengan lingkungan sekolahnya, sekaligus membantu guru dalam mengenal siswa barunya.
- Melakukan Pembelajaran Berdasarkan Enam Fondasi Dasar yang Penting
Pembelajaran pada satuan PAUD dilakukan dengan mendasarkan pada enam fondasi yang penting, seperti mengenalkan nilai agama dan budi pekerti, memanfaatkan keterampilan sosial dan bahasa dalam berinteraksi, mematangkan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar, serta kognitif untuk melakukan kegiatan belajar seperti kemampuan dasar literasi dan numerasi, juga pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, serta memberi makna terhadap belajar yang positif.
· STPPA sebagai Acuan Pembelajaran
STTPA (Standar Tingkat Pencapaian Pengembangan Anak) menjadi acuan dalam melakukan kegiatan belajar dan bermain di PAUD. Implementasi mandiri belajar pada Kurikulum Merdeka bagi siswa usia dini memiliki karakteristik tertentu. Mandiri belajar bagi siswa usia dini sejatinya adalah mandiri bermain.
Demikian artikel tentang implementasi mandiri belajar pada Kurikulum Merdeka bagi siswa usia dini. Semoga artikel ini bisa membantu Anda untuk mengetahui bagaimana implementasi mandiri belajar pada kurikulum merdeka bagi siswa usia dini.