Ini 3 Opsi dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, Ada Mandiri Belajar!
Beberapa waktu lalu dalam channel YouTube Merdeka Belajar, Kemdikbudristek mengeluarkan episode ke-15 mengenai Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka Mengajar. Dalam episode tersebut dijelaskan bagaimana nantinya pengimplementasian Kurikulum Merdeka serta penggunaan platform Merdeka Mengajar.
Kurikulum Merdeka merupakan kebijakan dari Kemdikbudristek yang sudah dicanangkan sejak tahun 2021 menjadi kurikulum yang diterapkan di sekolah penggerak. Pada tahun ajaran 2022, Â Kemdikbudristek mencoba melakukan pendataan agar sekolah di Indonesia bisa mulai belajar atau menerapkan Kurikulum Merdeka ke depannya.
3 Opsi dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
Pasalnya, saat ini satuan pendidikan sudah bisa mendaftar implementasi Kurikulum Merdeka melalui jalur mandiri. Terdapat tiga opsi implementasi kurikulum ini yang bisa dilaksanakan di sekolah, yaitu Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi.
Ketiga opsi tersebut bisa dipilih oleh sekolah sesuai dengan kriteria atau kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Berikut ini penjelasan mengenai tiga opsi dalam Kurikulum Merdeka.
1. Mandiri Belajar
Pada opsi pertama terdapat Mandiri Belajar. Ini bisa dipilih oleh sekolah yang memang belum siap mengimplementasikan kurikulum merdeka di tahun ajaran 2022. Meskipun demikian, sekolah perlu tetap mempelajari bagaimana pengimplementasian Kurikulum Merdeka melalui perangkat yang ada, salah satunya platform Merdeka Mengajar.
Pada pilihan Mandiri Belajar, sekolah bisa menerapkan beberapa bagian Kurikulum Merdeka serta prinsip kurikulum merdeka tanpa pengganti kurikulum yang sudah atau sedang diterapkan di tingkat pendidikan PAUD, kelas 1, kelas 4, kelas 7, dan kelas 10.
2. Mandiri Berubah
Jika satuan pendidikan adaptif dan siap dengan perubahan, sekolah tersebut bisa memilih opsi Mandiri Berubah. Mandiri berubah artinya sekolah sudah mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka serta memberikan keleluasaan untuk menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada tingkat sekolah PAUD, kelas 1, kelas 4, kelas 7 dan 10.
3. Mandiri Berbagi
Sekolah yang sudah siap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dapat memilih opsi Mandiri berbagi. Melalui opsi ini, sekolah mempunyai keleluasaan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka dengan perangkat ajar yang sudah disediakan maupun mengembangkan sendiri. Mandiri Berbagi juga bisa diterapkan di sekolah tingkat PAUD, kelas 1, kelas 4, kelas 7, dan kelas 10.
Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri
Kemendikbud Ristek memberikan kesempatan bagi satuan pendidikan di Indonesia untuk daftar Implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri dan memilih 3 opsi yang sesuai dengan kesiapan sekolah, baik Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, maupun Mandiri Berbagi.
Melansir dari situs web Kemdikbud (https://kurikulum-demo.simpkb.id/strategi-ikm-mandiri/), Â Kemdikbudristek memberikan pendataan Implementasi Kurikulum Merdeka jalur mandiri. Berdasarkan pendataan tersebut akan terlihat satuan pendidikan yang minat IKM dan bisa mendapatkan pendampingan pembelajaran implementasi Kurikulum Merdeka.
Setelah melakukan pendataan, selanjutnya  Kemdikbudristek juga akan memberikan angket pada satuan pendidikan. Isi dari angket ini tidak ada yang salah maupun benar karena ditujukan untuk mengetahui kesiapan implementasi kurikulum merdeka.
Kemdikbudristek juga memberikan beberapa strategi implementasi Kurikulum Merdeka jalur mandiri, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka secara Bertahap
Dalam hal ini, pemerintah melakukan strategi pendekatan Kurikulum Merdeka secara bertahap. Tujuannya adalah untuk mengenal kesiapan berbagai dasar penentuan implementasi Kurikulum Merdeka dan memberi umpan balik secara berkala sekitar 3 bulan. Hasilnya akan dijadikan bahan untuk memetakan kebutuhan penyesuaian dukungan implementasi Kurikulum Merdeka dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
2. Menyediakan Asesmen serta Perangkat Ajar
Agar sekolah bisa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan optimal, pemerintah melalui Kemdikbudristek menyediakan perangkat, platform, atau teknologi informasi dan komunikasi yang menyediakan beragam asessmen serta perangkat ajar seperti modul ajar, buku teks, contoh project, dan contoh kurikulum berbentuk digital yang bisa diakses oleh semua satuan pendidikan.
3. Pelatihan Mandiri serta Sumber Belajar Guru
Kapan belajar bukan hanya digunakan untuk menyediakan bahan asesmen maupun karakter, tetapi juga memberikan pelatihan mandiri serta sumber belajar guru. Beberapa contohnya adalah video, podcast, ebook, audiobook, atau perangkat digital lainnya yang bisa diakses secara daring dan bisa didistribusikan melalui media penyimpanan atau flash disk.
Sekolah atau guru juga bisa mengikuti pelatihan mandiri melalui lembaga pendidikan yang menyediakan layanan pelatihan dan pendampingan sekolah seperti kejarcita.id.
Kejarcita.id merupakan lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan yang memberikan jasa dan layanan berupa support system dan pelatihan yang didesain sesuai kebutuhan kerja guru. Semua layanan dari kejarcita.id ini bertujuan untuk membantu guru dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran di kelas.
Melalui pelatihan mandiri, guru bisa memiliki kompetensi mengajar yang lebih baik dan optimal, serta lebih siap dalam menjalani Kurikulum Merdeka.
4. Menyediakan Narasumber Kurikulum Merdeka
Untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sebaiknya terdapat pengawas atau narasumber yang membimbing satuan pendidikan dalam IKM. Dalam hal ini, pemerintah membuat program sekolah penggerak, guru penggerak, serta SMK PK yang nantinya menjadi narasumber kurikulum merdeka.
Pelaksanaan ini nanti bisa dilakukan secara daring melalui webinar atau pertemuan luring yang diadakan di satuan pendidikan atau pemerintah daerah. Pertemuan luring atau tatap muka dapat dilakukan melalui seminar atau pertemuan lainnya (misalnya workshop) di daerah atau satuan pendidikan.
5. Memfasilitasi Pengembangan Komoditas Belajar
Strategi terakhir untuk implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu dengan memfasilitasi pengembangan komunitas belajar. Komunitas belajar ini dibentuk oleh lulusan guru penggerak atau diinisiasi pengawas sekolah sebagai wadah untuk saling berbagi praktik baik kurikulum merdeka. Komunitas belajar ini bisa di internal satuan pendidikan atau lintas satuan pendidikan.
Melalui strategi implementasi Kurikulum Merdeka jalur mandiri tersebut, Kemdikbudristek bisa melihat kesiapan satuan pendidikan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sehingga tidak memaksakan implementasi secara masif.
Pemerintah tentunya juga berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi satuan pendidikan serta mendukung pengimplementasian Kurikulum Merdeka, misalnya dengan menerbitkan platform Merdeka Belajar dan menyediakan perangkat ajar bagi sekolah.
Selain pemerintah, ada pula lembaga swasta seperti kejarcita.id yang berperan dalam memajukan pendidikan Indonesia. Kejarcita.id berupaya memajukan pendidikan melalui program pelatihan dan pendampingan guru dan sekolah serta LMS kerjacita.id untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di kelas.