Guru, Ayo Latihan Fundamental Skills (Numerasi, Literasi, Sains)!

edukasi 7 Agt 2021

Literasi menjadi hal yang sering diperbincangkan akhir-akhir ini. Apalagi setelah pemerintah resmi mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional. Dimana dalam Asesmen Nasional ini, yang diukur adalah kemampuan literasi dan numerasi.

Numerasi, literasi dan sains dianggap sebagai fundamental skills yang harus dipahami oleh murid. Karenanya, guru sebagai fasilitator pendidikan juga harus memiliki kemampuan fundamental skills ini. Guru perlu melakukan latihan fundamental skills ini agar bisa mendidik murid-muridnya memiliki kemampuan dasar ini.

Macam-Macam Fundamental Skills

Fundamental skills atau kemampuan dasar adalah kemampuan yang wajib dimiliki oleh setiap individu dan akan sangat berperan penting bagi individu untuk bisa menjalani kehidupannya. Ada 3 macam kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh setiap individu, yaitu literasi, numerasi dan sains.

Bahkan dua diantaranya, yaitu literasi dan numerasi menjadi hal yang diujikan dalam asesmen nasional. Tentu ini membuat keberadaan fundamental skills semakin penting untuk dikuasai. Lalu sebenarnya, apa pengertian dari macam-macam bentuk fundamental skills tersebut? Berikut penjelasannya.

1. Literasi

Pengertian literasi menurut KBBI memiliki tiga makna. Pertama, secara sederhana literasi didefinisikan sebagai adalah kemampuan dalam  membaca dan menulis. Kedua, literasi didefinisikan sebagai sebuah  pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. Ketiga, literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Dari ketiga makna literasi tersebut dapat disimpulkan bahwa literasi tidak hanya terkait dengan membaca saja. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Unesco mengenai literasi. Unesco mendefinisikan  literasi sebagai seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya.

Menurut UNESCO, pemahaman individu mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nila-nilai budaya serta pengalaman.

Literasi sendiri terbagi menjadi enam jenis, yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial dan literasi budaya. Sedangkan yang dimaksud literasi dalam fundamental skills ini adalah literasi baca tulis.

2. Numerasi

Numerasi adalah kemampuan individu pengetahuan dan kecakapan untuk memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengkomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.

Selain itu, numerasi juga berarti kemampuan dalam  menganalisa informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dan sebagainya) untuk mengambil kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang telah diperoleh.

Kemampuan numerasi ini sangat penting dalam kehidupan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Andreas Schleicher dari OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), bahwa memiliki kemampuan numerasi yang baik bisa menjadi proteksi terbaik terhadap angka pengangguran, penghasilan yang rendah, dan kesehatan yang buruk.

Kemampuan numerasi tak hanya bisa memecahkan beragam soal-soal hitungan saja. Tetapi dilihat dari bagaimana kemampuan ini di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab tak ada kegiatan sehari-hari yang tidak dilakukan dengan numerasi. Mulai dari bekerja, bertransaksi, membuat usaha dan lain sebagainya.

3. Sains

Kemampuan sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.

Kemampuan sains ini bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada murid untuk bisa bertanya dalam proses inkuiri (Wenning, 2007). Proses tersebut meliputi: (1) mengidentifikasi masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mendesain prosedur eksperimen untuk membuktikan prediksi, (4) melakukan eksperimen, observasi, dan simulasi, (5) mengumpulkan dan mengolah data, serta menganalisisnya secara akurat dan presisi, (6) mengaplikasikan metode numerik dan statistik untuk menarik kesimpulan, (7) menjelaskan berbagai hasil eksperimen yang tidak terprediksi, dan (8) menggunakan perangkat teknologi untuk memublikasikan dan mempertahankan hasil penelitian kepada khalayak sebagai bentuk profesionalisme dan keahliannya sebagai saintis.

Kemampuan sains ini sangat penting, terutama dalam mendukung pencapaian kecakapan Abad 21 (21st Century Skills). Karakteristik pembelajaran Abad 21 menggambarkan proses menuju tercapainya kompetensi-kompetensi inti seperti   keterampilan   berpikir kritis   (critical   thinking), penyelesaian masalah (problem solving), kreativitas (creativity), komunikasi dan kerjasama (communication and teamwork).

Tak hanya itu, kemampuan sains ini juga sangat penting sebagai media untuk mengembangkan sikap positif seperti rasa ingin tahu (curiosity), inisiatif (initiative), gigih (persistence), kemampuan beradaptasi (adaptability), kepemimpinan (leadership) dan kepedulian sosial dan budaya (social and cultural awareness). pengalaman saintifik siswa dan kesempatan untuk mengerti, memahami, serta memaknai.

Kemampuan Fundamental Skills Indonesia

Dari pemaparan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa fundamental skills adalah kemampuan dasar yang sangat penting. Kemampuan literasi, numerasi dan sains menjadi hal yang harus dikuasai oleh setiap murid.

Lalu bagaimana kondisi fundamental skills Indonesia? Berdasarkan skor PISA (Programme for International Student Assessment), kemampuan literasi Indonesia, berada di peringkat terendah. Bahkan, di tingkat Asia Tenggara, skor PISA Indonesia masih tertinggal dari Filipina.

Sementara itu, pada 2014-2015, Indonesia secara sukarela juga mengikuti PIAAC yang diselenggarakan oleh OECD. Penilaian PIAAC ini terdiri dari literasi, kemampuan angka dan kemampuan memecahkan masalah.

Berdasarkan laporan berjudul “Skills Matter” yang dirilis OECD pada tahun 2016, berdasarkan tes PIAAC, tingkat literasi orang dewasa Indonesia berada pada posisi terendah dari 40 negara yang mengikuti program ini.

Tentunya kondisi ini harus segera diatasi, agar kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) Indonesia semakin berkualitas. Disini guru memiliki peran penting. Guru berkewajiban untuk mengembangkan fundamental skills murid-muridnya.

Sebagaimana Kesepakatan dalam Muscat (Muscat Agreement), sebuah perjanjian yang disepakati pada 2014 oleh delegasi pertemuan Global Education for All yang diselenggarakan UNESCO di Muscat, Oman. Salah satu targetnya adalah semua negara memastikan bahwa pada 2030, seluruh murid dididik oleh guru-guru yang memenuhi kualifikasi, terlatih secara profesional, memiliki motivasi, dan mendapatkan dukungan. Termasuk dalam mengembangkan fundamental skills ini.

Latihan Fundamental Skills yang Bisa Dilakukan Oleh Guru

Agar bisa membantu mengembangkan fundamental skills murid-muridnya, pastinya terlebih dahulu guru harus memiliki kemampuan literasi, numerasi dan sains terlebih dahulu.

Guru bisa melakukan latihan fundamental skills terlebih dahulu, agar punya kemampuan dasar ini.

Pembelajaran Discovery Learning dan RPP Discovery Learning
Discovery learning adalah model pembelajaran yang fokus terhadap pemahaman konsep, arti dan hubungan, melalui proses intuitif untuk mengambil suatu kesimpulan dari materi pembelajaran.

Berikut beberapa latihan fundamental skills yang bisa dilakukan oleh guru :

1. Rutin membaca buku, guru bisa memiliki literasi baca yang baik jika rutin membaca buku. Tak hanya itu, membaca buku juga akan menambah pengetahuan guru.

2. Menulis, guru juga bisa rutin menulis. Membuat artikel ilmiah populer atau bahkan membuat jurnal ilmiah. Dengan ini guru bisa mengasah ketiga fundamental skills tersebut, mulai dari literasi, numerasi dan sains.

7 Cara Implementasi Pembelajaran Modern Berbasis Digital
Pendidikan di Indonesia sudah muncul metode pembelajaran berbasis daring atau biasa disebut dengan e-learning yang sudah diterapkan sejak tahun 2016

3. Melakukan penelitian, guru bisa membuat penelitian yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampunya atau bisa juga meneliti tentang metode belajar yang paling efektif. Penelitian adalah kegiatan yang bisa mengasah kemampuan sains guru.

Itulah beberapa hal mengenai fundamental skills yang bisa Anda ketahui. Melalui fundamentall skill inilah individu bisa  berperan di masyarakat. Karenanya, proses pendidikan bertujuan untuk bisa menjadikan individu memiliki kemampuan dasar ini.

Dian Kusumawardani

"Pengajar di BKB Nurul Fikri dan Konselor Menyusui"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.