Gaya Mengajar Guru yang Dapat Diterapkan dalam Pembelajaran
Kegiatan mengajar merupakan sebuah proses penyampaian atau proses transfer ilmu dari guru terhadap setiap siswanya. Dalam penerapannya, guru harus mengetahui bagaimana cara menguasai kelas ketika sedang mengajar, teknik mengajar, dan berbagai variasi gaya mengajar. Gaya mengajar yang diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran adalah cara guru untuk mempermudah siswa menerima materi pelajaran yang sedang dijelaskan.
Selain itu, gaya mengajar ini juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengatasi rasa bosan siswa ketika sedang belajar, dan juga dapat menjadi alat untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Anda akan mendapatkan informasi tentang gaya mengajar dalam pembelajaran yang mana dapat diterapkan di dalam kelas.
Perlu diketahui bahwa gaya mengajar dapat menjadi faktor penentu apakah siswa dapat mencapai target pembelajaran yang sudah dirancang guru. Gaya mengajar itu sendiri adalah kegiatan guru dalam proses interaksi dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi rasa bosan siswa. Gaya mengajar ini ditujukan agar minat belajar siswa semakin meningkat. Meningkatkan minat belajar siswa dapat dilihat dari ketekunan, antusiasme, dan keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan cara mereka mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
Macam-Macam Gaya Mengajar
Dalam penerapannya, gaya mengajar yang perlu diterapkan oleh guru dalam proses kegiatan belajar yaitu seharusnya bersifat variatif, inovatif, serta mudah diterima oleh siswa. Berikut ini adalah beberapa macam gaya mengajar yang dapat diterapkan guru dalam proses kegiatan belajar.
1. Gaya Mengajar Klasikal
Gaya mengajar klasikal memiliki konsep mengajar yang mana guru sebagai pusat perhatian atau biasa disebut dengan teacher center. Pada kesempatan ini, guru akan mendominasi kelas tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk bersikap aktif dalam proses kegiatan belajar.
Dengan begitu, proses peningkatan kemampuan akademik siswa akan terhambat. Walaupun begitu, tidak sepenuhnya gaya mengajar klasikal ini dapat dikatakan salah, karena gaya mengajar ini tergantung dengan kondisi kelas yang dihadapi guru. Jika kondisi kelas yang sedang dihadapi guru membutuhkan guru sebagai pusat kegiatan belajar, gaya mengajar ini harus diterapkan.
Biasanya gaya mengajar ini akan dipilih guru jika jumlah siswa yang sedang dihadapi sangat banyak dan mayoritas bersifat pasif. Dalam pembelajaran ini, peran guru akan lebih dominan. Walaupun begitu, dalam penerapannya sangat diharapkan dalam proses kegiatan belajarnya guru tetap melibatkan siswa dalam pembelajaran.
2. Gaya Mengajar Teknologis
Dalam penerapannya, gaya mengajar teknologis lebih berfokus pada kompetensi siswa secara individual. Dalam gaya mengajar ini, guru akan menggunakan bahan pelajaran yang sudah disesuaikan dengan tingkat kesiapan siswa. Bisa dikatakan bahwa peranan isi materi pelajaran merupakan dominan dalam gaya mengajar teknologis ini.
Selain itu, dalam gaya mengajar teknologis ini, siswa memiliki peranan dalam menggunakan perangkat atau media belajar yang telah disediakan guru. Pada kesempatan ini, siswa akan merespons apa yang diajukan kepadanya melalui perangkat yang digunakan. Selain itu, siswa dapat mempelajari apa yang bermanfaat dalam kehidupannya. Pada kesempatan ini, guru memiliki beberapa peranan sebagai seorang pemandu (guide), pengarah (director), atau juga sebagai pemberi kemudahan (facilitator)dalam proses kegiatan belajar.
Hal ini disebabkan kegiatan pembelajaran sudah diprogram sedemikian rupa sehingga terdapat di dalam perangkat lunak (software) maupun ke dalam perangkat keras (hardware). Berdasarkan penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar teknologis akan menuntut guru untuk berpegang pada berbagai sumber media belajar yang tersedia. Selain itu, guru harus mengajar dengan memperhatikan kesiapan siswa dan juga harus siap memberikan stimulus supaya siswa bisa menjawab segala permasalahan yang dihadapi.
3. Gaya Mengajar Personalisasi
Adapun gaya mengajar dalam pembelajaran lainnya yang dapat diterapkan yaitu gaya mengajar personalisasi. Gaya mengajar personalisasi adalah gaya mengajar yang memfasilitasi untuk lebih dominan dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan berdasarkan minat, pengalaman, dan pola perkembangan mental siswa.
Bahan pelajaran yang akan disampaikan guru akan disusun secara situasional sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa secara individual. Selain itu, proses penyampaian materi pelajaran akan dilakukan sesuai dengan perkembangan mental, emosional, dan kecerdasan siswa. Dalam gaya mengajar personalisasi ini, guru berperan dalam membantu dan menuntun perkembangan siswa melalui pengalaman belajar. Selain itu, guru juga berperan sebagai psikolog dan juga harus bisa menguasai metode pembelajaran, serta berperan sebagai seorang narasumber.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa pembelajaran personalisasi ini dilakukan berdasarkan minat, pengalaman, dan pola perkembangan mental siswa. Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan akan didominasi siswa. Pada kesempatan ini, guru tidak hanya bertugas memberikan materi pelajaran untuk membuat siswa menjadi lebih cerdas saja, tetapi juga agar siswa dapat menjadi menjadikan dirinya sendiri lebih cerdas.
Dalam penerapannya, guru yang mengajar dengan gaya ini harus selalu meningkatkan belajarnya serta juga harus senantiasa memandang siswa seperti dirinya sendiri. Guru tidak bisa memaksakan siswa untuk sama dengan gurunya. Hal ini disebabkan siswa memiliki minat, bakat, dan kecenderungan yang berbeda.
4. Gaya Mengajar Interaksional
Dalam penerapannya, guru yang mengajar siswa dengan gaya mengajar interaksional akan lebih mengedepankan proses dialogis dengan siswa sebagai bentuk interaksi yang dinamis. Pada kesempatan ini, guru dan siswa maupun siswa dengan siswa akan saling memiliki ketergantungan.
Hal yang dimaksud saling memiliki ketergantungan di sini, yaitu guru dengan siswa akan sama-sama menjadi subjek proses kegiatan belajar, dan tidak ada yang akan dianggap baik atau sebaliknya, dinilai jelek. Dalam konteks ini, proses kegiatan mengajar yang dilakukan guru tidak hanya dijadikan sebagai proses untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran saja, tetapi juga digunakan sebagai proses untuk mengatur lingkungan dengan tujuan agar siswa tetap termotivasi untuk belajar.
Bisa dikatakan bahwa gaya mengajar interaksional ini adalah gaya mengajar saat guru dan siswa sama-sama memiliki sifat yang dominan.
Mengajar dan mendidik siswa di dalam kelas maupun di luar kelas merupakan tugas utama dari seorang guru. Dalam menyampaikan materi pelajaran, guru tidak boleh melakukannya secara asal-asalan. Guru harus memiliki strategi yang tepat agar suasana dan lingkungan belajar siswa dapat tercipta dengan baik. Selain strategi, guru juga harus memiliki gaya mengajar yang menarik agar proses kegiatan belajar siswa dapat berlangsung dengan baik.
Jika beberapa hal tersebut dapat ditangani dengan baik, kesempatan guru untuk berhasil dalam proses kegiatan pembelajarannya akan jauh lebih besar. Seperti yang diketahui, salah satu keberhasilan guru dalam mengajar, yaitu dengan melihat perkembangan siswanya. Apakah siswa yang diajarinya memiliki sikap yang lebih baik atau tidak? Atau apakah mereka bisa memahami materi pelajaran dengan baik atau bahkan tidak?
Itulah empat gaya mengajar dalam pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas. Dalam penerapannya, guru dapat memilih gaya mengajar yang sesuai dengan kondisi kelas yang sedang dihadapi dan juga perhatikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tidak menutup kemungkinan Anda juga dapat mengkombinasikan berbagai gaya mengajar di dalam proses kegiatan mengajar di kelas.