Evaluasi pada Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi sepertinya bukan lagi istilah asing yang baru-baru saja didengar Bapak Ibu guru. Bahkan, mungkin penerapan proses pembelajaran yang berfokus pada menyiapkan kegiatan belajar sesuai kebutuhan siswa ini sudah dilaksanakan secara terstruktur maupun inisiatif oleh guru di kelas.
Contoh kasusnya adalah jika ada siswa yang memiliki kemampuan belajar yang lebih lama daripada kawan sekelasnya, guru mengarahkan siswa tersebut untuk duduk sebangku dengan siswa yang lebih memahami materi pelajaran. Dengan menempatkan siswa duduk sebangku, harapannya siswa yang lebih paham dapat membantu siswa yang kurang untuk mempelajari suatu materi.
Pembelajaran berdiferensiasi menjadi perlu bahkan sebaiknya dijalankan di kelas terutama dengan adanya Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kurikulum nasional baru yang ditetapkan sebagai upaya memenuhi kebutuhan dunia pendidikan terkini dan menjadi solusi akan tantangan di masa depan. Harapannya sumber daya manusia yang disiapkan dari sekolah lebih siap dan menjadi profesional sesuai kebutuhan dunia karier.
Pembelajaran berdiferensiasi dinilai relevan dengan tujuan-tujuan pendidikan yang ingin direalisasikan melalui Kurikulum Merdeka. Sebagaimana namanya, Kurikulum Merdeka memiliki esensi dalam Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar. Baik siswa maupun guru mendapatkan kesempatan dan keleluasan untuk mengeksplorasi isi kurikulum sehingga materi dan keterampilan yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi, siswa mendapatkan keleluasan dalam prosesnya belajar. Upaya yang dilakukan guru ini, akan mendukung siswa agar dapat belajar sesuai kebutuhannya dengan mempertimbangkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajarnya.
Pada beberapa artikel sebelumnya, telah ada pembahasan terkait cara, contoh, dan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Tentunya setelah melaksanakan, guru perlu mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Lalu, mengapa evaluasi pembelajaran berdiferensiasi dibutuhkan?
Pentingnya Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi
Saat akan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, guru tentunya akan menentukan tujuan pembelajaran bukan dari proses mengajar, tetapi juga dari proses belajar siswa. Berdasarkan hasil pemetaan atau identifikasi, guru menentukan rancangan pembelajaran berdiferensiasi. Untuk mempertimbangkan kebutuhan belajar siswa, tidak hanya tujuan pembelajaran yang perlu didefinisikan secara jelas. Guru juga harus menentukan penilaian atau evaluasi lebih lanjut.
Berikut ini pentingnya evaluasi pembelajaran berdiferensisasi.
1. Merefleksikan Cara Guru dalam Mengajar
Sebagai pendidik, keberhasilan seorang guru ialah dari bagaimana ia mengajar, bagaimana siswa telah mampu memahami materi, ide, atau keterampilan yang diajarkan. Dalam mengajar guru perlu menentukan cara, langkah, dan strategi yang dibutuhkan untuk menyampaikan materi atau mengajarkan keterampilan. Untuk mengukur sejauh mana guru berhasil mendidik siswanya, dibutuhkanlah evaluasi. Evaluasi dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk merefleksikan dirinya sebagai seorang pendidik, apakah sudah mengajar anak didiknya dengan tepat atau belum.
2. Memperoleh Informasi Pendukung untuk Melaksanakan Proses Pembelajaran Berikutnya
Dengan adanya evaluasi dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru mendapatkan informasi yang mendukung penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya. Tak hanya informasi pendukung, adanya evaluasi juga menambah wawasan bagi guru untuk menggunakan strategi yang sama bila menemui kebutuhan belajar siswa yang sama di tahun ajaran berbeda. Informasi yang diperoleh juga akan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam menghadapi anak didiknya.
3. Mendapatkan Pemahaman yang Lebih Baik dari Hasil Pembelajaran yang Dilaksanakan
Adanya evaluasi dalam pembelajaran akan membantu guru untuk memahami strategi pembelajaan yang sesuai bagi kebutuhan siswa atau tidak. Pemahaman yang diperoleh guru menjadikan salah satu keputusan terkait pelaksanaan ataupun hasil pembelajaran di kelas. Dengan demikian, hasil tersebut diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas pembelajaran yang bagus di masa depan.
Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi
Tahap evaluasi pembelajaran berdiferensiasi bukan sebagai upaya menghakimi peserta didik, tetapi menilai pengalaman belajar yang telah dilalui. Ini juga berlaku bagi guru. Dalam tahap evaluasi, guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan refleksi pada peserta didiknya. Respons dari pertanyaan-pertanyaan refleksi juga dapat menjadi evaluasi pembelajaan yang telah dilakukan.
Menurut Tomlinson & Mc. Tighe, ada beberapa daftar pertanyaan yang akan membantu peserta didik untuk merefleksikan proses pembelajarannya. Pertanyaan refleksi misalnya adalah sebagai berikut.
- Apa yang benar-benar kamu pahami tentang ... ?
- Apa yang paling kamu banggakan?
- Apa yang paling membuatmu kecewa?
- Pertanyaan apa yang masih kamu miliki tentang ... ?
- Apa yang paling efektif dalam … ?
- Apa yang paling tidak efektif dalam … ?
- Apa kekuatan kamu di … ?
- Apa kekurangan kamu dalam … ?
- Bagaimana kamu bisa meningkatkan … ?
- Seberapa sulitkah … bagi kamu?
- Bagaimana gaya belajar kamu memengaruhi … ?
- Berapa nilai yang pantas kamu dapatkan? Mengapa?
- Bagaimana kamu bisa menghubungkan dari yang sudah kita pelajari saat ini dengan mata pelajaran lainnya?
- Apa yang sudah kamu pelajari mengenai hubungan masa kini dengan masa depan?
- Bagaimana tanggapanmu mengenai hubungan masa kini dengan masa depan?
- Tindak lanjut apa yang diperlukan?
Lalu, bagaimana dari pertanyaan-pertanyaan refleksi yang diajukan guru dapat menentukan alur evaluasinya? Setelah adanya alur, evaluasi dapat menjadi siklus yang bisa dilaksanakan secara berkesinambungan. Selama pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi baik dari konten, proses, produk, maupun evaluasi akhir, guru dapat serta melakukan asesmen dengan melihat hasil pembelajaran yang kemudian diperoleh untuk umpan balik berkelanjutan.
Dari setiap proses pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan, guru dapat melakukan perbaikan pada pilihan proses dan konten yang akan dilakukan, serta evaluasi tujuan pembelajaran terus-menerus akan dijalankan.
Asesmen Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi
Asesmen tidak hanya dapat dilakukan di akhir periode, semester atau tahun saja, melainkan menjadi hal rutin yang bisa dijalankan dalam setiap proses pembelajaran. Adanya asesmen menjadi proses yang membantu guru dalam mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas dengan tujuan membantu guru mengambil keputusan. Melalui asesmen guru memperoleh berbagai informasi yang membantunya untuk memahami peserta didik, memantau proses belajar mengajar, maupun menciptakan kelas yang efektif.
Ada tiga jenis asesmen yang dapat diterapkan dalam siklus pembelajaran sebagai upaya mengevaluasi pembelajaran berdiferensiasi, yaitu sebagai berikut.
- Assessment for learning dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Hasil asesmen ini biasanya digunakan sebagai dasar melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Asesmen ini dapat berfungsi sebagai asesmen diagnostik yang dilakukan di awal siklus proses pembelajaran berdiferensiasi;
- Assessment as Learning dilakukan pada saat proses belajar dan secara aktif melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya. Melalui tahapan diferensiasi konten dan proses, guru juga dapat memanfaatkan asesmen ini sebagai penilaian formatif.
- Assessment of Learning dilakukan saat tahap akhir pembelajaran. Asesmen ini digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan belajar dan perkembangan kompetensi dari peserta didik. Asesmen ini dilakukan dengan strategi diferensiasi produk. Biasanya dilaksanakan melalui penilaian sumatif.
Ditambahkan dari Tomlinson (2013) mengatakan bahwa prinsip dari penilaian pembelajaran berdiferensiasi terdapat pada penilaian berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan oleh guru, bukan penilaian berdasarkan norma.
Sebelum guru melakukan evaluasi atau penilaian sumatif, berikan umpan balik pada asesmen-asesmen yang dilakukan selama pembelajaran (penilaian proses). Dengan begitu, peserta didik dapat mengetahui kesalahan yang dilakukan dan diharapkan bisa melakukan perbaikan sebelum adanya penilaian hasil belajar.
Penilaian atau asesmen tidak hanya mengacu pada pencapaian kriteria yang ditentukan berdasarkan tujuan pembelajaran. Secara garis besar, ada tiga aspek yang harus diberikan penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi. Ketiga aspek yang perlu dinilai dalam pembelajaran berdiferensiasi digambarkan seperti berikut ini.
Demikianlah pembahasan mengenai evaluasi pada pembelajaran berdiferensiasi. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda!