Dampak Positif Belajar Daring

edukasi 8 Okt 2020

Saat ini kita sudah memasuki era new normal. Beberapa masyakarakat sudah kembali melaksanakan aktivitas seperti biasa, tetapi juga tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada. Tetapi untuk proses belajar mengajar masih banyak sekolah yang melakukan proses belajar secara daring. Meski butuh banyak penyesuaian, belajar daring ini memiliki banyak dampak positif, baik bagi guru maupun murid.

Belajar Daring

Menurut peranturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, sekolah-sekolah yang berada di wilayah zona kuning dan hijau, sudah boleh melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Sedangkan sekolah di luar zona tersebut, pembelajaran tetap dilakukan secara daring.

Belajar secara online atau virtual tanpa tatap muka langsung menjadi opsi yang tetap harus dilakukan. Sistem pembelajaran ini juga disebut sebagai belajar daring.

Berdasarkan KBBI, daring adalah akronim dari dalam jaringan, terhubung melalui jaringan komputer, internet dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain, belajar daring adalah cara belajar yang menggunakan model interaktif berbasis internet. Proses belajar daring biasanya menggunakan aplikasi-aplikasi tertentu, misalnya WhatsApp, Zoom, Google Meet, kejarcita dan lain sebagainya. Gadget dan akses internet menjadi hal yang sangat dibutuhkan saat proses belajar daring.

Kendala Belajar Daring

Belajar daring bagi sebagian besar masyarakat adalah hal yang baru. Oleh karena itu masih banyak yang belum terbiasa, sehingga butuh penyesuaian disana sini.

Pelaksanaan pembelajaran secara daring memiliki beberapa kendala tertentu. Baik kendala dari guru, murid maupun orang tua.

Beberapa kendala yang dihadapi saat proses belajar daring adalah :

Bagi Guru

1. Guru kesulitan mengelola belajar online karena berfokus pada penuntasan kurikulum.

2. Waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak bisa memenuhi  beban jam mengajar.

3. Guru mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang tua sebagai mitra di rumah.

Bagi Orang Tua

1. Orang tua tidak bisa mendampingi anak saat belajar online karena kesibukan masing-masing (bekerja dan mengurus pekerjaan rumah).

2. Orang tua kesulitan memahami materi belajar yang diberikan oleh guru, sehingga mereka tidak bisa memfasilitasi anaknya.

3. Orang tua kesulitan memotivasi anak-anaknya untuk belajar.

Bagi Murid

1. Murid kesulitan konsentrasi belajar di rumah.

2. Beban tugas yang diberikan oleh guru terlalu banyak.

3. Stres dan jenuh karena sudah lama belajar di rumah.

Selain itu akses terhadap internet dan gadget juga menjadi kendala dalam proses belajar daring.

Meski banyak kendala, sebenarnya Kemendikbud sudah mempersiapkan beberapa solusi untuk mengatasinya. Pertama, Kemendikbud mengeluarkan kurikulum kondisi khusus dimana guru diberi fleksibilitas memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Kedua, adanya modul pembelajaran. Modul ini diperuntukkan untuk semua pihak yang terkait, mulai dari guru, murid dan orang tua. Modul ini diharapkan bisa membantu ketiga pihak yang terkait agar saling berkolaborasi dalam membantu pelaksanaan belajar online.

Ketiga, untuk siswa yang tidak memiliki gadget dan akses terhadap internet, pemerintah menyediakan belajar melalui TVRI dan RRI. Keempat, untuk membanru guru bisa beradpatasi dengan pembelajaran daring ini pemerintah memberikan bimtek online dan webinar yang bisa diakses secara gratis.

Kelima, ada program guru berbagi dimana oara guru bisa saling berbagi pengalamannya dalam menjalani proses belajar daring. Keenam, bantuan kuota internet bagi guru dan murid yang terbatas akses ekonominya.

Dengan demikian, diharapkan proses belajar daring ini bisa berjalan lancar. Sebab belajar online menjadi pilihan terbaik saat ini, guna menghambat penyebaran virus Corona. Selain itu belajar daring punya banyak dampak positif.

Dampak Positif Belajar Daring

Belajar daring memiliki banyak dampak positif, yaitu :

Bagi Guru

1. Guru bisa lebih terbantu dalam mempersiapkan kurikulum dan bahan belajar, karena adanya modul yang diberikan oleh Kemebdikbud.

2. Guru bisa merdeka mengajar, kurikulum darurat yang dikeluarkan Kemendikbud membuat guru menjadi fleksibel dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan kondisi murid-muridnya.

3. Guru keluar dari zona nyaman, berani belajar dan mencoba hal-hal baru, seperti belajar online ini.

4. Guru menjadi melek teknologi, teknologi informasi dan komunikasi membantu guru menjalankan proses belajar online.

5. Teknologi membuat tugas guru lebih ringan, misalnya dalam membuat media belajar bisa satu untuk semua, diskusi pembelajaran, bermain kuis, sampai evaluasi. Dimana ini menjadi lebih mudah dan cepat dibandingkan dikerjakan secara manual.

6. Berkurangnya beban mengajar.

7. Guru bisa berfokus pada pembelajaran yang esensial dan kontekstual.

8. Kesejahteraan psikososial guru meningkat.

Bagi Murid

1. Murid tidak dibebani menuntaskan semua  capaian kurikulum.

2. Murid bisa fokus pada pembelajaran yang esensial dan kontekstual.

3. Materi belajar bisa diulang berkali-kali, bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan ketersediaan waktu untuk belajar.

4. Waktu belajar bisa lebih singkat, sehingga murid punya waktu melakukan hobinya di rumah.

5. Murid melakukan pembelajaran atau membaca materi sambil melakukan kegiatan santai. Seperti sambil mendengarkan musik, tiduran, memakan cemilan, dan sebagainya. Belajar sembari melakukan kegiatan yang santai seperti di atas akan membuat kita rileks dalam belajar, mengurangi kejenuhan Ketika belajar.

6. Murid menjadi lebih melek teknologi.

7. Kesejahteraan psikososial murid meningkat.

8. Dengan pembelajaran online murid dapat membuka materi belajar dan mempelajarinya dengan mudah, hal ini di dukung oleh teknologi ponsel pintar dan jaringan internet.

9. Murid menjadi merdeka belajar, bisa belajar sesuai gaya belajarnya masing-masing.

10. Sesuai zaman, belajar online ini adalah metode belajar yang sesuai dengan generasi murid. Generasi alpha yang sangat dekat dengan teknologi.

Bagi Orang Tua

1. Bisa mendampingi perkembangan anak-anak saat belajar.

2. Belajar daring secara tidak langsung membuat kedekatan antara orang tua dan anak semakin intens sehingga dengan hal ini orang tua dapat mengetahui secara langsung bagaimana kepribadian anaknya.

3. Komunikasi orang tua dan anak akan lebih terjalin. Orang tua akan lebih memahami kondisi anak-anak selama 24 jam.

4. Baik untuk wawasan teknologi para orang tua yang sebelumnya masih belum melek teknologi.

5. Dengan bantuan modul untuk orang tua yang dikeluarkan oleh Kemendikbud, orang tua bisa mendampingi proses pembelajaran daring dengan lebih mudah.

6. Orang tua bisa menghemat anggaran transportasi dan uang jajan anak.

7. Kesejahteraan psiokososial orang tua meningkat.

8. Hubungan orang tua dan guru akan lebih baik karena sering berkomunikasi secara intens saat proses belajar daring ini.

9. Terjalani kerjasama yang baik antara orang tua dan guru dalam proses pendidikan anak-anak.

Pentingnya Menjaga Mental Anak Selama PJJ Dari Kacamata Psikolog
Aspek-aspek psikologi yang ditimbulkan anak tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mereka cenderung akan selalu berpikiran dan merasakan hal-hal negatif dan tidak bisa merasakan energi positif yang seharusnya mereka terima di masa pertumbuhannya.

10. Orang tua menjadi lebih berempati kepada tugas guru sebagai patner dalam pendidikan anak-anaknya.

Belajar daring memang tidak mudah, namun bukan tidak bisa. Perlu berkolaborasi antar semua pihak yang terkait. Semoga proses belajar online bisa berjalan lancar. Dan semoga pandemi ini bisa segera terlewati.

Tips Melatih Keterampilan Berkomunikasi Anak di Masa PJJ
Tidak adanya interaksi antara pengajar dan siswa, begitu juga dengan orang tua dan anak dapat menjadi pemicu terjadinya masalah anak dalam berkomunikasi.

Semoga.

Dian Kusumawardani

"Pengajar di BKB Nurul Fikri dan Konselor Menyusui"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.