Dampak Corona, Efektifkah Pembelajaran Dilakukan Di Rumah?
Senin (16/03) telah mulai dilakukan pembelajaran di rumah untuk siswa SD, SMP, maupun SMA, bahkan mahasiswa pun melakukan kuliah secara online. Hal ini dilakukan mengingat wabah corona yang kian menjadi. Meningkatnya pasien yang positif Corona membuat pemerintah bergerak cepat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan sedini mungkin. Salah satunya adalah melakukan pembelajaran di rumah yang didampingi oleh orang tua, namun apakah ini efektif untuk dilakukan?
Sejauh yang penulis amati, penulis melihat dari dua sisi. Yang pertama adalah adanya kedekatan kembali antara orang tua dan anak yang sempat terjeda oleh kesibukan orang tua dalam bekerja. Namun di sisi lain, kurangnya efektivitas pembelajaran mengingat tidak semua anak bisa mendapatkan transfer ilmu dengan cepat melalui media online. Selain itu, kedisiplinan juga keluwesan pembelajaran sangat minim jika dilakukan tanpa adanya interaksi langsung antara guru dan anak didik.
Di samping itu, tugas dari sekolah yang diberikan terus menerus tentunya akan menguras tenaga dan pikiran sang anak. Selain kurang efektif karena tidak adanya interaksi langsung, tugas yang menumpuk pasti akan membuat anak begitu lelah. Bahkan dalam lingkup universitas, ada beberapa keluhan dari mahasiswa mengenai banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen untuk dikerjakan di rumah.
Tugas-tugas yang membludak nyatanya malah membebankan sang anak. Hemat penulis, tugas yang diberikan bisa meminimalisir beban pikiran anak didik, mengingat pembelajaran di rumah adalah untuk mengantisipasi penyebaran virus yang telah menelan banyak korban jiwa ini. Apakah adil jika anak-anak diberikan beban yang berat ketika belajar di rumah? Apalagi tidak semua orang tua bisa mendampingi proses belajar anak di rumah dengan baik.
Tidak sedikit komentar mengenai kebijakan ini, mulai dari keluhan orang tua, maupun keluhan dari anak-anak sendiri. Mulai dari komentar positif, juga komentar negatif dari para orang tua dan anak didik. Diantaranya adalah orang tua yang ternyata lebih galak dalam membantu belajar putra-putrinya daripada para guru ketika di sekolah.
Namun demikian, ada juga yang merasakan indahnya belajar bersama antara orang tua dan anak.
Pendampingan ini semata-mata dilakukan agar proses belajar anak bisa tetap maksimal sebagaimana di sekolah. Namun demikian, tidak semua anak mempunyai orang tua yang cakap dalam memberikan pengajaran untuk pelajaran sekolah kepada putra putrinya. Belum lagi, jika harus melakukan pembelajaran melalui internet, ada beberapa tempat yang mempunyai sinyal kurang baik sehingga menghambat proses video call.
Wabah yang mulai menjalar di Tiongkok ini telah menyadarkan kita betapa waktu tidak bisa dibeli dengan apapun, betapa kesehatan adalah hal yang mutlak, menjaga kebersihan adalah hal yang wajib untuk dilakukan, selalu mawas diri dalam keadaan apapun, serta keluarga adalah rumah paling teduh untuk berpulang. Banyak hal yang menyadarkan kita bahwa hal-hal kecil bisa membuat kita dan keluarga bahagia, bahkan berkumpul bersama di rumah sekalipun.
Di tengah bumi yang sedang sakit ini, harapan kita semua pasti sama, menyemogakan bumi ini segera pulih agar wabah ini segera menghilang dan lalu lintas dunia bisa segera normal kembali. Seringkali Tuhan memberikan kita cara untuk menyadarkan kita, agar kita banyak-banyak bersyukur, banyak-banyak berdo'a, serta banyak-banyak berserah diri kepada-Nya. Mari kita lebih memperhatikan orang-orang yang kita cintai dan orang-orang yang mencintai kita sebelum Tuhan memanggil mereka kembali kepada peraduan-Nya.