Cara Membuat Kelas Sosiologi Menjadi Menarik

Sosiologi adalah ilmu yang dimulai sejak tahun 1838 yang dicetuskan oleh Auguste Comte dalam bukunya Cours De Philosophie Positive lalu dipopulerkan oleh Herbert Spencer di tahun 1876 dalam bukunya Principles of Sociology. Istilah sosiologi berasal dari dua kata yakni socius dan logos yang berasal dari bahasa Latin. Socius artinya teman/kawan dan logos artinya ilmu pengetahuan.

Sosiologi dijabarkan sebagai ilmu yang dapat diperhatikan dalam sudut pandang yang penuh keberagaman karena manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku yang berubah-ubah. Acuan utama dalam menyusun sudut pandang sosiologi ialah persoalan utama dalam kehidupan sosial.

Banyaknya sudut pandang, teori, dan istilah-istilah unik, dapat membuat siswa di kelas cenderung mengalami kebosanan. Sejak SD, kita sudah diajarkan tentang sosiologi, tetapi tidak detail dan menggunakan bahasa-bahasa sederhana. Di bangku SMA, sosiologi dibahas lebih detail menjadi mata pelajaran tersendiri di jurusan IPS.

Mengingat siswa-siswi berada di masa remaja yang penuh dengan tantangan, gejolak emosi, proses pencarian jati diri dan mudah bosan atas suatu hal. Pelajaran sosiologi menjadi tantangan bagi guru untuk dibuat semenarik mungkin untuk disajikan pada murid. Banyaknya hafalan dan istilah membuat murid kurang tertarik bahkan mengantuk dalam kelas.

Lalu, bagaimana cara membuat kelas sosiologi menjadi semenarik kelas-kelas lainnya? Mari kita simak bersama beberapa poin berikut yang bisa Anda terapkan di kelas sosiologi!

1. Menonton Film

sumber: https://www.pexels.com/

Remaja mana yang tidak tertarik dengan hal yang menyenangkan, termasuk menonton film. Guru bisa menyajikan film-film yang sedang trending untuk menjadi bahan ajar. Lalu, siswa diminta untuk menganalisis film tersebut secara keilmuan sosiologi.

Sebelumnya, guru tak perlu memberikan penjelasan tentang materi, tetapi cukup bekali mereka dengan buku cetak/bahan ajar yang bisa mereka pelajari sendiri. Cara ini merupakan salah satu bentuk Student Centered Learning (SCL) atau siswa sebagai pusat pembelajaran.

Selain meningkatkan kemandirian siswa, cara ini juga berpengaruh baik untuk perkembangan kognitif mereka. Daya analisis semakin meningkat dan membuat mereka nantinya mampu untuk bersaing di dunia kerja.

Film apa yang disarankan? Ya, film yang banyak mengandung unsur keberagaman sosial dan budaya. Ini juga dapat membuka pikiran siswa-siswi tentang perbedaan di luar sana. Beberapa contoh film yang cocok untuk menjadi bahan ajar antara lain; The Mirror Never Lies (2011), Denias (2006), Eat Pray Love, The Fall (2006), Roma (2018), Shoplifter (2018), The Occupant (2020), Short Term 12 (2013), Us (2018), Spotlight (2015), The Assistant (2019), dan masih banyak lagi.

Tunggu apa lagi? Yuk, jadwalkan menonton film di kelas sosiologi!

10 Tips Mengajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris Agar Lebih Menarik
Bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran yang penting untuk dikuasai oleh setiap orang. Berikut tips mengajar bahasa inggris.

2. Debat Aktif

sumber: https://www.pexels.com/

Masih menggunakan metode Student Centered Learning (SCL), debat aktif akan meningkatkan cara berpikir kritis siswa. Tentu saja ini menarik bagi mereka karena sifat manusia akan selalu bersaing dengan sesamanya. Berikan mereka mosi-mosi yang terkait sosiologi dan ajak mereka menjadikan kelas sebagai ajang kompetisi debat aktif.

Manusia kini banyak mengalami Fear of Missing Out (FOMO), termasuk para remaja di bangku sekolah. Ketika orang sekitar mereka mampu untuk menyampaikan argumen, mereka akan merasa ingin menyanggah dan tak mau kalah. Cara berpikir kritis mereka ditambah FOMO adalah paket komplit yang membuat suasana kelas menjadi menarik.

Kebermanfaatannya tak hanya soal daya berpikir kritis, tetapi juga meningkatkan minat baca, wawasan menjadi lebih luas, meningkatkan rasa percaya diri karena mereka tampil untuk menyampaikan pendapat, skill negosiasi yang makin terasah, dan meningkatkan gairah dalam belajar.

Cara ini cocok dilakukan di jam yang rawan mengantuk. Jika pelajaran sosiologi dijadwalkan siang, segera konsepkan materi debat yang menggugah minat mereka. Selamat mencoba!

3. Project Based Learning

Apa itu Project Based Learning? Project Based Learning adalah metode pembelajaran yang menggunakan “proyek” untuk proses pembelajaran guna mencapai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi sikap.

Pembelajaran ditekankan pada aktivitas-aktivitas murid untuk meng-create produk dengan menerapkan kemampuan menganalisis, meneliti, membuat, hingga mempresentasikan hasil yang mereka pelajari berdasarkan pengalaman nyata.

Produk diartikan sebagai hasil proyek dalam bentuk skema, desain, karya tulis, karya teknologi, karya seni, atau karya-karya lain terutama yang memiliki kaitan dengan mata pelajarannya.

Bagaimana penerapannya untuk kelas sosiologi? Guru dapat memberikan contoh kasus dari lingkungan sekitar dan memberikan “proyek” pada siswa-siswinya untuk membuat film pendek terkait fenomena tersebut. Tak hanya melakukan reka ulang, tentu saja film tersebut harus mengandung value, seperti solusi apa yang tepat untuk contoh fenomena tersebut.

Ide proyek lainnya seperti membuat tulisan-tulisan yang dapat merubah mindset lingkungan sekitar, tentu saja berdasarkan keilmuan sosiologi. Contohnya proyek membuat papan hiasan yang akan dipasang di taman dan di lobi sekolah. Isinya pengingat untuk berhenti mencontek, hilangkan budaya bullying, hilangkan budaya senioritas untuk meningkatkan selesarasan hidup bersosial di lingkup sekolah.

Manfaat penting dari cara ini ialah meningkatkan daya berpikir kritis siswa, meningkatkan empati sekaligus dapat “memberantas” kesenjangan sosial, minimal di lingkup terkecilnya.

Segeralah mencobanya karena cara ini sangat menyenangkan bagi siswa Anda!

4. Studi Lapangan

Hal yang sangat menantang ialah berhadapan sendiri dengan apa yang akan kita pelajari. Seperti pepatah yang berbunyi “Pengalaman Terbaik adalah Pengalaman”. Libatkan siswa untuk melakukan interview dan menganalisis kondisi sekitarnya. Cara ini hampir mirip dengan metode menonton film, bedanya mereka terjun ke masyarakat langsung.

Berikan mereka surat tugas untuk menjalani tugas yang menantang ini karena masih di bangku SMA Anda tak perlu menuntut terlalu besar lingkup yang akan diteliti. Produk yang dihasilkan adalah dokumentasi serta analisis teori yang dikaitkan dengan keadaan sebenarnya.

Berikan mereka waktu untuk presentasi, jika masa pandemi belum usai, Anda bisa memberikan tugas presentasinya dalam bentuk video yang di-share di platform media sosial seperti Youtube, Instagram, Facebook, TikTok, dan lainnya.

Cara ini menantang siswa untuk berani bernegosiasi dengan orang lain, melatih daya berpikir kritis, dan meningkatkan kemampuan public speaking. Selain itu, pengalaman ini tak akan terlupakan karena pasti memiliki kesan tersendiri bagi mereka. Penting untuk diperhatikan, guru harus tetap memantau perkembangannya. Jangan lupa juga untuk memberikan kesempatan berkonsultasi jika ada kendala.

7 Cerita Pengalaman Guru yang Sudah Menggunakan Tik Tok untuk PJJ
PJJ membuat guru-guru semakin kreatif. Banyak guru yang menggunakan beragam media belajar yang menarik selama PJJ ini. Salah satunya digunakanlah aplikasi Tik Tok.

Itulah empat cara yang dapat Anda terapkan untuk membuat kelas sosiologi menjadi semakin berwarna. Perkembangan teknologi dan era di dunia pendidikan yang semakin kreatif ini membantu guru dalam mempermudah cara mengajar. Selain itu, jangan lupa untuk terus meng-upgrade kreativitas individu guru. Jadilah autentik sehingga siswa akan memiliki ketertarikan tersendiri pada Anda.

Mudahnya mengakses informasi membuat siswa-siswi menjadi “gaul” dengan cara mereka, nah guru juga bisa melakukan pendekatan dengan cara “gaul” mereka. Misalnya saja mereka selalu update TikTok, Anda juga bisa mengkaitan apa yang viral untuk menjadi bahasan ringan dalam kelas Anda.

Selamat mencoba!