Berikut 7 Karakter Siswa di Kelas yang Wajib Dipahami oleh Guru
Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, termasuk saat di dalam kelas. masing-masing memiliki cara sendiri dalam belajar, mengekspresikan diri, dan memecahkan masalah. sebagai guru, Anda perlu mengetahui cara menghadapi karakter siswa yang berbeda.
Degeng (1991:6) mengatakan bahwa karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas yang dimiliki oleh individu siswa.
Mengenal karakteristik siswa sangat penting bagi seorang Guru, karena dengan mengenal karakter siswa pendidik bisa menentukan metode, strategi dan komponen pembelajaran lain yang tepat sehingga akan membuat hasil belajar lebih optimal dan bermakna.
Misalnya karakter siswa yang aktif dan senang bermain kurang tepat jika metode belajar yang digunakan adalah ceramah. Dengan memaksakan metode yang tidak sesuai hanya akan membuat siswa menjadi tidak semangat dalam belajar, dan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
Mengenal karakteristik siswa juga berarti lebih memudahkan Guru untuk mengidentifikasi minat dan potensi peserta didiknya.
karakter atau kepribadian yang ada pada diri siswa sangat beragam bentuknya, ada siswa yang aktif, pemalu, ramah, mandiri, kreatif, bersahabat, nakal, membangkang, dan sebagainya. Semuanya harus bisa disikapi secara bijak oleh rekan guru.
Karakteristik Umum yang Perlu Diperhatikan Guru dan Cara Mengidentifikasinya
Dalam bukunya, Sardiman (2011: 120) menyebutkan bahwa terdapat 3 macam karakteristik yang ada pada siswa yang perlu diperhatikan guru yaitu:
- Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal siswa. Misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, dan lain-lain.
- Karakteristik siswa yang berkenaan dengan latar belakang dan status sosial.
- Karakteristik siswa yang berkaitan dengan perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.
Cara yang bisa dilakukan dalam mengidentifikasi karakter anak dalam pembelajaran diantaranya dengan:
- Amati aktivitas siswa selama proses KBM
- Lakukan komunikasi personal dua arah dengan siswa
- Ikut libatkan siswa dalam kegiatan pengembangan diri
- Amati tutur kata, sikap, perasaan dan perilaku siswa
Manfaat Mengenali Karakteristik Siswa
Ketika Guru mampu mengenal karakter anak didiknya akan banyak memberikan manfaat bagi guru maupun siswa itu sendiri, diantaranya:
1. Guru bisa memetakan peserta didik sesuai kondisi dan karakteristik masing-masing
2. Guru bisa memberikan tugas kepada siswa sesuai kebutuhan dan kesanggupan siswa
3. Guru dapat mengembangkan minat dan bakat peserta didik dengan tepat, dan bisa menekan potensi negatif dari karakter anak tersebut
Macam-Macam Karakteristik Anak
Adapun setidaknya pada tahap perkembangan intelektual usia 2-11 tahun atau berada pada fase pra operasional dan operasional konkret anak-anak umumnya memiliki karakteristik diantaranya:
1. Senang Bermain
Karakter ini merupakan hal yang umum dimiliki oleh setiap siswa. Pada usia 2-11 tahun adalah masa emas anak untuk mengenal hal-hal baru membuat mereka cenderung aktif. Sehingga wajar jika anak cenderung menyukai sesuatu yang menyenangkan seperti permainan. Sehingga pendidik perlu memahami ini sebagai sesuatu yang lazim.
Tugas Guru adalah bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan games. Menciptakan suasana bermain dalam belajar adalah hal yang disarankan oleh para ahli, sehingga butuh kreatititas dan sentuhan inovatif dalam membuat pengalaman belajar yang mengesankan bagi murid. Misalnya menggunakan metode Games Based Learning.
2. Senang Bergerak dan Aktif
Senang bergerak adalah ciri-ciri yang paling umum dimiliki oleh anak-anak dimasa pertumbuhan. Sebagai Guru harus bisa mengoptimalkan karakteristik anak yang aktif tersebut untuk dimaksimalkan dalam proses pembelajaran. Cobalah ajak anak-anak untuk melakukan eksperimen di laboratorium atau menyiapkan pembelajaran role playing di dalam kelas.
Anda juga bisa menyiapkan aktivitas pembelajaran seperti pengamatan, observasi agar siswa lebih banyak terlibat aktif di luar kelas. Dengan memodifikasi pembelajaran dengan lebih variatif membuat keaktifan siswa menjadi tersalurkan dan disisi lain bisa meningkatkan hasil belajar.
3. Suka Bekerja dengan Kelompok (kolaborasi)
Pada usia pertumbuhan siswa cenderung tertarik bersosialisasi dan mengenal hal baru termasuk mencari teman yang bisa diajak bermain. Kondisi ini harus dipahami Guru dengan menyiapkan pembelajaran yang banyak melibatkan aktivitas berkelompok dan kolaboratif. Banyak metode pembelajaran yang bisa menerapkan pembelajaran berkelompok seperti pembelajaran berbasis games, cerdas cermat, eksperimen,atau proyek berkelompok yang membuat siswa diharuskan bekerjasama dan memecahkan masalah bersama. Dengan sering menjalankan aktivitas berkelompok akan menumbuhkan sikap kesetiakawanan, saling percaya, tanggungjawab, kerjasama, komunikasi, dan lainnya.
4. Senang Berimajinasi & Berkarya
Anak-anak senang dengan segala sesuatu yang menarik, sehingga tidak heran jika anak di usia pertumbuhan senang menonton kartun animasi yang penuh dengan dunia fantasi dan imajinasi. Anak di masa ini juga senang membuat karya kreatif dengan berbagai bahan, seperti menggunakan flour clay, lego, Puzzle dan sebagainya.
Sehingga guru harus memastikan dalam aktivitas pembelajaran bisa memfasilitasi anak untuk bisa berkarya sekaligus mampu mengembangkan kreativitas dan imajinasi siswa. Banyak cara yang bisa dilakukan seperti memadukan pembelajaran dengan tugas praktis membuat pra karya dengan memanfaatkan bahan dan alat yang ada. Guru juga diharapkan bisa memberikan contoh yang lebih sederhana dan sesuai dengan tingkat berpikir siswa dari materi yang disampaikan, sehingga diharapkan dapat menstimulus siswa untuk berpikir dan berimajinasi.
5. Senang Melakukan Sesuatu Secara Langsung
Siswa pada usiang perkembangan berada pada tahapan kognitif pra operasional dan operasional konkret. Ciri utama siswa pada tahapan ini adalah ketika memahami suatu hal atau konsep membutuhkan stimulus langsung atau praktik, Guru bisa melakukan demonstrasi atau memberikan contoh kasus yang ada di sekitar siswa. Bisa juga dengan memberikan video interaktif yang menunjukkan prosedur dan contoh nyata dari konsep yang dijelaskan.
6. Suka Menganggu dan Ingin Diperhatikan
Siswa ketika di dalam kelas umumnya senang untuk mencari perhatian, apalagi siswa putra. Bentuknya juga bermacam-macam, Seperti membuat keributan, memanggil nama teman, sampai datang menganggu siswa lainnya.
Kondisi ini memang hal yang wajar, karena diusia perkembangan siswa cenderung ingin menonjol dan menjadi pusat perhatian. Tetapi sebagai guru harus memastikan apa yang dilakukan siswa tersebut dalam batas wajar. Tentu jika sudah menganggu kenyamanan dan ketertiban kelas, sebaiknya guru mengambil tindakan seperti menegur atau memberikan tugas tambahan.
Lebih baik lagi jika bentuk ekspresi yang berlebihan tersebut bisa dialihkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti menyuruh siswa tampil di depan kelas lalu menunjukkan bakatnya, seperti dance atau bernyanyi.
7. Suka Mencoba Hal Baru
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, siswa diusia sekolah selalu senang mencoba hal baru. Siswa selalu punya cara sendiri untuk mengetahui berbagai hal yang baru. Sehingga tidak heran jika banyak anak yang suka bertanya.
Anak juga cenderung akan bereksperimen dengan segala yang ada di sekitarnya. Sehingga Guru perlu menkondisikan pembelajaran agar siswa bisa melakuan eskperimen dan menyalurkan kreativitasnya tanpa batas. Metode seperti project based learning, eksperimen dan studi kasus merupakan cara yang tepat agar siswa bisa bebas dalam melakukan percobaan, praktik dan menciptakan solusi baru.
Dalam praktik pembelajaran sendiri, seperti yang dikutip dari buku Dr.Meriyati,M.Pd, (2015) dengan judul ‘Memahami Karakteristik Anak Didik’, guru juga harus memahami segala hal yang berkaitan dengan karakter anak yaitu:
- Anak didik adalah subjek bukan objek pembelajaran. Sehingga anak memiliki kebebasan sendiri dalam menemukan kedewasaanya.
- Anak didik adalah makhluk yang sedang berkembang yang mana setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda.
- Anak didik hidup dalam dunia masing-masing. Artinya perlakuan dan stimulus yang diberikan pada anak SD akan berbeda dengan anak SMP, masing-masing punya cara sendiri dalam memahami dan menyerap suatu hal.
- Anak didik datang dari lingkungan berbeda. Hal ini berarti pola pikir, budaya dan kebiasaan setiap siswa juga akan berbeda satu sama lain
- Anak didik memiliki ketergantungan terhadap orang dewasa. Sehingga penting adanya figur yang bisa membimbing, melindungi dan mengarahkan mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan matang.
- Anak didik memiliki potensi dan dinamika. Dalam perkembangan diri banyak dinamika yang berubah dari dalam diri siswa, dan dalam proses pendewasaan hal ini adalah wajar. Terpenting sebagai guru perlu mengarahkan dan memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan dan minat siswa, sehingga siswa tidak terjerumus kepada hal negatif.
Itu dia beberapa hal yang perlu dipahami guru mengenai karakteristik siswa. Tentu saja untuk mengenali karakter setiap siswa bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Sehingga perlu pendekatan dan metode khusus dalam menyiapkan dan mengelola pembelajaran dengan karakter individu yang beragam.
Rekan guru tidak perlu menyiapkan metode dan strategi khusus pada setiap siswa. Terpenting bisa mengenali karakterstik masing-masing siswa dan paham dengan kebutuhan mereka. Anda cukup mengarahkan dan membimbing, selanjutnya biarkan mereka berkembang sendiri sesuai dengan pola perkembangan dan minat masing-masing.