Bagaimana Cara Menegur Siswa Saat Mengajar?
Ada banyak hal yang bisa diceritakan tentang sekolah. Melewati hari-hari bersama dengan siswa-siswi dengan berbagai tantangan adalah kehidupan para guru. Adakalanya guru sangat antusias mengajar sehingga berjanji akan mengabdikan dirinya seumur hidup pada pendidikan. Namun ketika badai datang, rasa lelah dan ingin menyerah tentu bermunculan. Badai yang dimaksud bukan sejenis bencana alam, akan tetapi masalah yang timbul di saat mengajar yang diperbuat oleh peserta didik.
Menegur siswa ketika pembelajaran berlangsung memang butuh trik. Tidak serta merta dilakukan secara gamblang agar siswa tidak mengulanginya di pertemuan berikutnya. Anak nakal yang sering berulah di kelas perlu pendampingan, bukan penghakiman. Jadi upayakan untuk bertindak secara konstruktif agar Anda berhasil mendidik siswa yang berkualitas.
Bagaimana cara menegur siswa yang berlaku nakal dalam kelas? Coba terapkan 10 trik berikut secara konsisten yang telah kami rangkum dari berbagai sumber terpercaya.
1. Memperlakukan Siswa Berdasarkan Karakternya
Aspek psikis menjadi perhatian yang sangat penting dalam menghadapi siswa. Terutama siswa yang sering membuat gaduh suasana belajar di kelas. Guru tidak hanya mencari tahu karakter dan kebiasaan anak di luar sekolah untuk membuat metode mengajar. Akan tetapi, bekal ini juga berfungsi dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh siswa.
Memperlakukan siswa berdasarkan karakter dan sifatnya dapat memudahkan Anda saat akan menegurnya. Teguran untuk siswa yang malas karena tidak suka pada materi akan berbeda dengan siswa yang hiperaktif di kelas karena butuh eksplorasi. Guru sebaiknya tidak menyamaratakan mereka agar efektif. Jika Anda paham akan kebutuhan mereka, niscaya tindakan yang diperlukan pun bisa lebih mudah dilakukan.
2. Memberikan Ruang Berekspresi Secara Positif
Siswa adalah subjek, bukan objek. Mereka membutuhkan ruang berekspresi selama proses pembelajaran. Ketika mereka sering usil, berisik, tidak memperhatikan penjelasan guru, bisa jadi mereka perlu melakukan sesuatu yang tidak hanya mendengarkan di dalam kelas. Cobalah untuk lebih interaktif dengan siswa, misal meminta mereka memberikan contoh setiap kali Anda menerangkan suatu materi sebelum Anda menyebutkan contoh padanya.
Khusus siswa yang butuh teguran, berikan interaksi lebih banyak dengan mereka. Anda juga bisa memberikan kesempatan untuk tanya jawab meskipun belum tiba pada sesi tersebut. Tunjukkan keterbukaan Anda kepada siswa agar mereka tidak menutup diri untuk berekspresi. Apalagi mengalihkannya menjadi sebuah kenakalan.
3. Melibatkan Siswa pada Sebuah Tanggung Jawab
Tidak ada salahnya memberikan kepercayaan kepada siswa yang sering membuat masalah di kelas. Hal itu dikarenakan ada kemungkinan mereka butuh perhatian dan haus kepercayaan. Dengan melibatkannya pada kegiatan di sekolah dapat menjadi ruang baginya untuk mencurahkan kebutuhannya.Tidak harus berupa tanggung jawab yang besar, hal-hal kecil pun tidak masalah. Semisal Anda memintanya mengabsen teman-temannya, memilihnya sebagai ketua kelompok, meminta bantuan untuk menghapus papan tulis, dan lain sebagainya.
4. Tidak Berteriak di Dalam Kelas
Rasa jengkel ketika tidak diperhatikan oleh siswa saat mengajar memang seringkali muncul. Seakan ingin memarahi mereka yang tidak disiplin. Ini adalah reaksi yang lumrah terjadi. Namun, jangan sampai Anda berteriak di dalam kelas untuk menegurnya. Mengapa? Justru dengan berteriak, secara tidak langsung siswa menganggap bahwa berisik di kelas diperbolehkan.
Siswa sedikit banyak meniru perilaku guru. Apalagi siswa tingkat dasar yang belum bisa menyaring setiap hal yang dilihat dan didengarnya. Oleh karena itu, gantilah aksi teriakan dengan kalimat yang konstruktif. Saat ada siswa yang asyik ngobrol saat penyampaian materi, Anda bisa menegurnya dengan mengatakan kalimat berikut, “Ayo anak-anak diperhatikan dengan seksama materi ini agar mudah dipraktekkan dengan menyenangkan”. Anda juga bisa menggunakan gestur untuk menegur mereka seperti meletakkan jari telunjuk di depan mulut.
5. Lakukan Personal Approach
Menghadapi siswa yang kurang disiplin harus dengan strategi. Perilaku siswa di sekolah sedikit banyaknya adalah cerminan dari apa yang dialaminya di rumah. Perlu dilakukan pendekatan lebih intens dengan mereka. Menjadi pendengar yang baik bisa menjadi salah satu cara untuk lebih dekat dengannya. Barangkali ada permasalahan yang sedang dialaminya di rumah atau pun di lingkungan lainnya. Dengan melakukan pendekatan, Anda tidak akan dengan mudah merasa marah saat siswa yang bersangkutan berbuat onar.
6. Memuji Perilaku Baik Siswa
Sejengkel apapun Anda pada peserta didik, tetaplah mencari tahu sisi baiknya. Fokus pada perilaku buruk siswa tidak akan menyelesaikan permasalahan. Namun, dengan memberikan apresiasi terhadap kebaikannya bisa membuat siswa lebih terbuka pada Anda. Kemungkinan untuk lebih didengar olehnya akan semakin tinggi.
Memuji perilaku baik siswa tidak mesti harus yang bersifat luar biasa. Hal kecil saja jika Anda puji, ia akan sangat senang. Semisal ketika dia datang tepat waktu, melaksanakan piket harian, tidak seberisik hari kemarin, dan lain-lain. Secara perlahan siswa tersebut akan lebih menghormati Anda, bahkan menyukai materi yang Anda ajarkan.
7. Tidak Memberi Label Negatif
Label nakal yang diberikan guru kepada siswa dapat berdampak buruk. Mereka bukan merasa malu, justru akan semakin berontak. Perasaan tidak dianggap, tidak dapat perhatian, bahkan mungkin dianaktirikan oleh guru akan muncul. Kenakalan anak pasti ada hal yang melatarbelakanginya. Jadi sebaiknya Anda lebih fokus untuk mendampinginya menjadi lebih baik daripada memberi label buruk.
8. Menerapkan Sanksi yang Konstrukstif
Sesekali memberikan sanksi kepada siswa agar kondisi belajar mengajar kondusif tidak dilarang. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah bentuk sanksi yang diberlakukan. Akan bermanfaat jika hukuman untuk siswa yang tidak disiplin sifatnya konstruktif. Dalam arti lain, siswa menjadi lebih produktif dan kreatif dengan sanksi dari guru.
Contoh sanksi konstruktif adalah dengan menyuruh siswa membuat sebuah karya sesuai skill-nya. Anda juga dapat memberi sanksi berupa tanggung jawab seperti menjadi ketua dalam acara darmawisata sekolah. Atau bisa juga dengan membelikan jajan untuk teman-temannya tanpa meminta dari orangtuanya. Tidak harus di hari itu juga. Siswa bersangkutan boleh menabung dulu untuk memenuhi hukumannya.
9. Mengubah Metode Pembelajaran
Menyiapkan banyak metode pembelajaran untuk satu materi adalah senjata tajam untuk para guru. Jika suasana di kelas tidak kondusif, Anda tinggal mengganti dengan metode lain untuk menegur siswa. Metodenya tentu harus mengandung unsur interaksi yang dapat mendisiplinkan siswa. Misalnya ,secara dadakan Anda mengadakan quiz yang berkaitan dengan materi terdahulu. Tunjuk siswa yang tidak disiplin untuk memimpin jalannya quiz tersebut.
10. Menganggap Siswa Layaknya Anak Sendiri
Apabila guru dianggap sebagai perwakilan orangtua di sekolah, maka tentu para guru dengan tulus menganggap siswanya seperti anak sendiri. Mendidik mereka adalah sebuah kesenangan, kecintaan, dan tanggung jawab yang sangat mulia. Jadi, ketika terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan di sekolah yang mereka lakukan, Anda tidak akan merespon semena-mena. Permasalahan dapat diatasi atas dasar kasih sayang agar tidak menjadi boomerang dan mengantisipasi munculnya masalah-masalah lain.
Hubungan baik antara guru dan siswa memang perlu terus dirawat. Kenakalan siswa adalah sebuah tantangan yang perlu ditaklukkan dengan cara yang humanis. Nah, dari 10 tips yang sudah dijabarkan di atas, Anda dapat menerapkannya sesuai dengan kondisi dan situasi yang terjadi. Semoga berhasil!