Apakah Sistem Full Day School Baik untuk Perkembangan Diri Anak? Berikut Faktanya
Apakah Anda masih ingat mengenai wacana full day school yang sempat menjadi perbincangan hangat pada tahun 2017 lalu? Dimana bapak Muhadjir Effendy, yang merupakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu menerbitkan Peraturan No 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah.
Dalam Permendikbud (Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Pasal 2 ayat (1) disebutkan jika siswa diwajibkan mengikuti sekolah selama 5 hari dalam satu minggu, dengan durasi sekolah selama 8 jam dalam satu hari (termasuk waktu istirahat 30 menit per hari) atau 40 jam dalam satu minggu. Artinya, siswa Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) harus mengikuti proses pembelajaran mulai dari jam 07.00 hingga 16.00.
Peraturan tersebut pun mengundang pro dan kontra masyarakat. Ada yang mendukung full day school lantaran memiliki manfaat bagi anak, namun tak sedikit pula yang menentangnya. Lantas, apakah full day school baik untuk perkembangan diri anak? Simak fakta dan ulasannya dalam artikel ini sampai habis!
Pengertian Full Day School
Sebelumnya mengulas full day school lebih jauh, ada baiknya jika kita mengetahui pengertiannya terlebih dahulu. Full day school diambil dari kata bahasa Inggris yang terdiri dari kata "full" berarti penuh, "day" berarti hari dan "school" berarti sekolah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian full day school merupakan kegiatan sekolah yang dilakukan sepanjang hari mulai dari pagi hingga sore pukul 06.45-15.30 WIB, dengan waktu istirahat 2 kali (masing-masing selama 30 menit).
Full day school juga menjadi strategi pendidikan yang dilakukan untuk mempersingkat waktu anak berada di luar sekolah. Dimana siswa dapat menghabiskan waktunya dengan melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Metode full day school juga sudah dilakukan di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok, dan terbukti sudah berhasil mencapai tujuan pendidikan. Di negara tersebut, metode sekolah ini juga menjadi solusi bagi orangtua yang ingin menyeimbangkan antara kehidupan keluarga dengan pengembangan karirnya. Dimana sekolah bisa membantu pertumbuhan dan pengembangan diri anak lebih banyak.
Di Indonesia sendiri, wacana full day school pada tahun 2017 lalu mengundang pro dan kontra. Ada yang mengatakan jika full day school dapat menjauhkan anak dari keluarga dan lingkungan di tempat tinggalnya, ada pula yang mengatakan jika full day school membuat anak lebih fokus terhadap pendidikannya serta bisa berkembang menjadi diri yang lebih baik. Meskipun begitu beberapa sekolah negeri atau swasta telah menerapkan sistem ini.
Tujuan Full Day School
Meskipun full day school mengundang pro dan kontra dari masyarakat, namun sistem ini memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan baik dalam prestasi maupun karakter siswa. Dengan mengikuti sistem full day school, maka orangtua tidak perlu khawatir jika anaknya menghabiskan waktu di luar rumah untuk hal-hal negatif serta memberikan dukungan kepada orangtua yang ingin berkarir dan kurang perhatian terhadap anaknya.
Full day school dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara menunjang kegiatan belajar mengajar lebih menyeluruh serta lebih banyak menjangkau perkembangan akademik siswa. Dengan menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah, siswa diharapkan tidak hanya bisa mendalami materi pelajaran, tetapi tidak juga bisa mengaplikasikan ilmu secara nyata.
Pemerintah juga berharap jika pelaksanaan full day school dapat menciptakan suasana kelas yang interaktif, menyenangkan dan praktis. Selain untuk mengembangkan mutu pendidikan, full day school juga menjadi salah satu strategi untuk menanamkan nilai positif, pembinaan aqidah dan akhlak kepada siswa, dengan memperkuat aspek perkembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional pada proses pembelajaran.
Sehingga, selain mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, siswa juga dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakatnya, mulai dari ekstrakurikuler mengaji, palang merah remaja, Pramuka, paskibra, atau ekstrakurikuler kesenian dan olahraga
Pemerintah juga memberi anjuran kepada guru untuk mengisi kegiatan yang lebih menyenangkan, seperti karya wisata ke museum, pertunjukan seni budaya hingga terlibat dalam kompetisi sportif. Kegiatan apa saja boleh dilakukan asalkan berhubungan dengan proses pembelajaran.
Hal ini juga sesuai dengan pemikiran Seli (2009: 62-63), dimana sistem full day school memberi waktu yang lebih banyak dengan siswa, sehingga bukan hanya pemberian teori saja, tetapi juga melakukan praktik. Dengan begitu, pendidikan bukan hanya menghasilkan teori dalam kepala, tetapi mengaplikasikan ilmu dalam dunia nyata.
Fakta Tentang Sistem Full Day School
Setelah mengetahui pengertian dan tujuan full day school secara padat dan jelas, mungkin Anda akan bertanya apakah sistem ini baik untuk perkembangan anak atau tidak? Lantas bagaimana dengan faktanya? Berikut fakta seputar sistem full day school di Indonesia, di antaranya yaitu;
1. Meminimalisir Siswa Melakukan Hal yang Tidak Baik di Luar Jam Sekolah
Seperti yang diketahui sebelumnya, sistem full day school mengharuskan siswa untuk menghabiskan waktu di sekolah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat meminimalisir siswa melakukan hal yang tidak baik di luar jam sekolah. Dengan begitu, maka orangtua tidak perlu terlalu cemas pada anaknya ketika mereka bekerja di kantor, karena anaknya berada dalam pengawasan sekolah.
2. Fokus Terhadap Pendidikan
Dengan menghabiskan waktu hingga sore di sekolah, maka siswa akan lebih fokus terhadap pendidikannya, mulai dari kegiatan belajarnya hingga kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan diri dan bakatnya. Siswa juga dapat membangun komunikasi dan hubungan yang positif di lingkungan sekolah.
3. Dikhawatirkan Murid Mengalami Stres
Setiap siswa tentu memiliki kemampuan menyerap materi pembelajaran yang berbeda. Tidak semua siswa mampu mengikuti sistem full day school, ada beberapa siswa yang dihadirkan mengalami stress karena kecapean atau jenuh. Terlebih jika didalam sistem full day school, siswa masih diberikan tugas yang banyak. Hal tersebut membuat siswa dari SD hingga SMA merasa jenuh bahkan stres.
4. Siswa Kekurangan Waktu Bersama Orangtua
Sistem full day school dikhawatirkan dapat menjauhkan atau mengurangi waktu siswa bersama orangtuanya. Dimana mereka menghabiskan waktu di sekolah selama 8 jam, saat pulang ke rumah, mungkin mereka akan merasa keletihan. Belum lagi jika mereka harus mengerjakan tugas yang diberikan sekolah, tentu hal tersebut dapat mengurangi waktu bersama orangtua.
5. Tidak Semua Sekolah Memiliki Fasilitas yang Memadai
Salah satu tujuan full day school yaitu untuk mengawasi anak ketika orangtua tidak bisa selalu didekatnya karena pekerjaan atau hal lain. Namun tujuan tersebut tidak dapat terlaksana jika kondisi sekolah tidak memiliki sarana atau fasilitas yang cukup untuk membuat siswa nyaman dan betah di sekolah.
Ini yang menjadi kendala pelaksanaan full day school di beberapa sekolah. Diperlukan anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan murid Selama belajar di sekolah seperti fasilitas bermain, berlatih kegiatan tertentu serta sarana pembelajaran lainnya.
6. Penerapannya Tidak Dapat Dilakukan Sama Rata
Seperti pembahasan sebelumnya, dimana tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai, sehingga penerapan full day school tidak dapat dilakukan sama rata. Mengingat, terdapat perbedaan kondisi sosial antara masyarakat di perkotaan dan pedesaan. Mungkin full day school dapat diterapkan di daerah perkotaan dengan baik, dimana kondisi kedua orangtuanya banyak yang bekerja kantoran serta fasilitas sekolah memadai.
Itulah beberapa penjelasan mengenai sistem full day school, mulai dari pengertian tujuan hingga beberapa fakta lainnya. Adapun untuk menentukan apakah sistem sekolah ini baik untuk perkembangan diri anak atau tidak, tergantung masing-masing setiap orang dalam menyikapinya. Tentunya setiap kebijakan memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Jika Anda mampu mengambil keunggulan atau nilai positif, maka sistem ini baik untuk diri Anda dan anak Anda.