Advance Organizer dalam Pembelajaran: Apa dan Bagaimana Penerapannya?

pendidikan 15 Sep 2025

Dalam proses belajar mengajar, guru sering menghadapi tantangan ketika menyampaikan materi yang kompleks atau baru bagi siswa. Tidak jarang siswa merasa kesulitan memahami karena belum memiliki gambaran awal yang jelas tentang topik yang dipelajari. Akibatnya, pembelajaran bisa terasa membingungkan dan kurang bermakna.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga membantu siswa mengaitkan pengetahuan baru dengan apa yang sudah mereka ketahui. Dengan begitu, proses belajar menjadi lebih terarah dan mudah dipahami.

Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah advance organizer. Strategi ini memberikan kerangka atau gambaran awal sebelum guru masuk ke materi inti. Dengan advance organizer, siswa lebih siap menerima informasi baru karena sudah memiliki “peta konsep” atau struktur dasar yang memudahkan mereka memahami hubungan antar-ide dalam materi pelajaran.

Pengertian Advance Organizer

Advance organizer adalah suatu strategi pembelajaran yang diperkenalkan oleh David Ausubel. Ia menjelaskan bahwa advance organizer merupakan materi pendahuluan yang diberikan guru sebelum masuk ke isi pelajaran inti, dengan tujuan membantu siswa menghubungkan pengetahuan lama yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari.

Tujuan utama penggunaan advance organizer adalah:

  • Membantu siswa membangun kerangka berpikir sehingga lebih siap menerima materi baru.
  • Menyediakan “peta konsep” agar siswa dapat melihat hubungan antar-ide dengan lebih jelas.
  • Mengurangi kebingungan siswa ketika mempelajari topik yang sulit atau kompleks.
Panduan Lengkap Melaksanakan Kokurikuler di Sekolah
Dengan mengembalikan P5 ke ranah kokurikuler, proses pelaksanaan menjadi lebih sederhana dan fokus pada kegiatan yang bermakna bagi siswa

Perlu dibedakan antara advance organizer dengan sekadar ringkasan atau contoh materi. Ringkasan biasanya hanya merangkum isi pelajaran yang sudah dipelajari, sementara advance organizer justru diberikan sebelum materi inti disampaikan, sebagai jembatan awal. Begitu juga dengan contoh materi, yang hanya memberi ilustrasi, sedangkan advance organizer bersifat lebih luas karena berfungsi sebagai kerangka konseptual yang membantu siswa memahami isi pelajaran secara menyeluruh.

Dengan kata lain, advance organizer bukan sekadar “tambahan”, tetapi bagian penting dalam pembelajaran yang berfungsi untuk mempermudah siswa memahami dan mengingat materi baru.

Jenis-jenis Advance Organizer

Secara umum, advance organizer dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:

1. Expository Organizer

Jenis ini digunakan untuk memberikan gambaran umum atau kerangka besar dari materi baru yang akan dipelajari siswa. Tujuannya adalah agar siswa memiliki pandangan awal sebelum masuk ke detail materi.

Contoh:

Sebelum guru menjelaskan tentang ekosistem di pelajaran IPA, guru terlebih dahulu memberikan bagan sederhana yang berisi hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dengan begitu, siswa bisa memahami gambaran umum ekosistem sebelum mempelajari istilah lebih rinci seperti rantai makanan atau jaring-jaring makanan.

2. Comparative Organizer

Jenis ini digunakan untuk membantu siswa menghubungkan materi baru dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Cara ini efektif agar siswa lebih mudah memahami perbedaan dan persamaan antara konsep lama dan yang baru.

Contoh:

Ketika guru akan menjelaskan tentang bilangan rasional di Matematika, ia bisa mengaitkannya dengan bilangan bulat yang sudah dikenal siswa. Guru dapat membuat tabel perbandingan, misalnya: bilangan bulat (…-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3…) dengan bilangan rasional (1/2, 3/4, -5/2, dst). Hal ini membantu siswa melihat hubungan dan perluasan konsep yang sudah mereka pahami sebelumnya.

Kedua jenis advance organizer ini sama-sama membantu siswa, hanya saja perbedaannya terletak pada fokus: expository lebih menekankan pada gambaran umum materi baru, sedangkan comparative menekankan pada hubungan antara pengetahuan lama dengan yang baru.

Manfaat Advance Organizer dalam Pembelajaran

1. Membantu siswa mengaitkan pengetahuan baru dengan yang sudah dimiliki

Dengan adanya advance organizer, siswa tidak merasa belajar sesuatu yang benar-benar asing. Mereka bisa menghubungkan materi baru dengan pengetahuan lama, sehingga proses belajar terasa lebih mudah dan bermakna.

2. Meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa

Ketika siswa memiliki kerangka awal, informasi baru yang mereka terima akan lebih mudah dipahami dan disimpan dalam ingatan jangka panjang. Hal ini membuat siswa lebih mudah mengingat isi pelajaran saat dibutuhkan.

3. Membuat proses belajar lebih terstruktur

Advance organizer membantu menyajikan materi dengan urutan yang jelas. Siswa tahu bagian mana yang penting, bagaimana hubungan antar-topik, dan apa tujuan yang ingin dicapai. Dengan struktur ini, pembelajaran terasa lebih terarah.

4. Mengurangi kebingungan siswa saat menghadapi materi yang kompleks

Materi yang sulit sering membuat siswa bingung. Namun, dengan advance organizer, siswa sudah memiliki “peta jalan” sebelum masuk ke detail. Akibatnya, mereka tidak mudah kehilangan arah dan lebih siap memahami isi pelajaran.

sumber: kejarcita.id

Langkah-langkah Menerapkan Advance Organizer di Kelas

1. Menentukan tujuan pembelajaran

Guru perlu menetapkan dengan jelas apa yang ingin dicapai dari pembelajaran. Dengan tujuan yang spesifik, guru bisa menyusun advance organizer yang sesuai dengan arah pembelajaran.

2. Menyusun advance organizer sesuai dengan karakter materi

Advance organizer harus disesuaikan dengan tingkat kesulitan materi. Jika materinya kompleks, guru bisa membuat bagan, peta konsep, atau ringkasan poin-poin penting agar siswa mudah memahami gambaran besar.

3. Menyampaikan advance organizer sebelum masuk ke materi inti

Guru menyajikan advance organizer di awal pembelajaran. Hal ini penting agar siswa sudah punya gambaran awal sebelum menerima penjelasan detail.

4. Memberi kesempatan siswa untuk mengaitkan dengan pengalaman/pengetahuan sebelumnya

Guru bisa mengajak siswa berdiskusi, bertanya, atau memberikan contoh sehari-hari yang relevan dengan materi. Dengan begitu, siswa lebih mudah menghubungkan pengetahuan lama dengan yang baru.

5. Melanjutkan ke pembahasan materi inti dengan lebih mendalam

Setelah siswa memahami kerangka awal, guru mulai masuk ke penjelasan detail materi. Karena siswa sudah punya “peta konsep”, pembelajaran akan terasa lebih mudah dan terarah.

sumber: kejarcita.id

Contoh Penerapan Advance Organizer di Kelas

1. Pelajaran IPA (Topik Ekosistem)

Sebelum menjelaskan detail tentang rantai makanan dan jaring-jaring makanan, guru menampilkan sebuah bagan sederhana yang menunjukkan hubungan dasar antara makhluk hidup (produsen, konsumen, dan pengurai) dengan lingkungannya. Dengan bagan ini, siswa sudah memiliki gambaran umum ekosistem sehingga lebih mudah memahami istilah yang lebih kompleks.

2. Pelajaran Matematika (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel)

Guru dapat mengaitkan materi SPLDV dengan pengalaman sehari-hari siswa. Misalnya, guru membuat contoh masalah kontekstual seperti membeli dua jenis barang dengan jumlah dan harga berbeda. Sebelum masuk ke penyelesaian aljabar, guru membuat tabel perbandingan jumlah barang dan harga totalnya. Tabel ini berfungsi sebagai advance organizer yang memudahkan siswa memahami konsep SPLDV.

3. Pelajaran IPS atau Bahasa (Memahami Teks Sejarah atau Cerita)

Sebelum siswa membaca teks sejarah panjang atau cerita sastra, guru memberikan advance organizer berupa garis waktu (timeline) atau peta tokoh. Timeline membantu siswa memahami urutan peristiwa, sedangkan peta tokoh memperlihatkan hubungan antar tokoh. Dengan gambaran awal ini, siswa tidak merasa kebingungan saat membaca teks yang panjang dan penuh detail.

Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa advance organizer bisa berbentuk bagan, tabel, ringkasan, atau alat bantu visual lainnya, tergantung pada materi pelajaran dan kebutuhan siswa.

Tantangan dalam Penerapan Advance Organizer

1. Guru perlu menyiapkan materi dengan baik

Agar advance organizer efektif, guru harus menyiapkan kerangka atau peta konsep yang sesuai dengan materi. Hal ini membutuhkan waktu dan kreativitas tambahan, sehingga tidak bisa dilakukan secara mendadak.

Peran Penting Guru dalam Membimbing Proyek Belajar Siswa
Proyek Belajar adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan aktif siswa dalam menyelesaikan sebuah proyek nyata

2. Siswa yang kurang aktif mungkin tidak langsung terlibat

Tidak semua siswa terbiasa berpikir kritis atau menghubungkan pengetahuan lama dengan yang baru. Bagi siswa yang pasif, advance organizer mungkin hanya dianggap sebagai informasi tambahan, bukan sebagai alat untuk memahami materi lebih dalam.

3. Waktu terbatas bisa membuat penerapan kurang maksimal

Dalam kondisi jam pelajaran yang singkat, guru sering terfokus menyelesaikan materi inti. Akibatnya, penyampaian advance organizer dilakukan secara terburu-buru sehingga manfaatnya tidak maksimal.

Dengan menggunakan advance organizer, guru dapat membantu siswa memiliki gambaran awal yang jelas sebelum mempelajari materi baru. Strategi ini tidak hanya membuat proses belajar lebih terarah, tetapi juga membantu siswa menghubungkan pengetahuan lama dengan informasi baru secara lebih mudah. Meski penerapannya membutuhkan persiapan dan waktu, manfaatnya dalam meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa di kelas sangatlah besar.

Agnes Meilina

content writer - content creator - reviewer books

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.