8 Peran Orangtua Saat Anak Beranjak Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa dalam tumbuh kembang manusia. Wright dalam jurnalnya yang berjudul “Konseling Krisis: Membantu Orang Dalam Krisis dan Stress” tahun 2009 menjelaskan, “Masa remaja ialah suatu masa krisis yang di dalamnya penuh dengan situasi menegangkan, potensi stres yang tinggi, hingga tuntutan lingkungan sosial yang seluruhnya memuncak dengan grafik naik dan turun atau bisa dikatakan tidak stabil.”
Ada dua ciri utama yang menandakan seorang anak memasuki masa remaja, yaitu perubahan fisik dan psikis. Perubahan fisik merupakan perubahan yang dapat dilihat secara kasat mata pada tubuh mereka. Perubahan psikis merupakan perubahan yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi berdampak besar terhadap perilaku secara emosional.
Masa remaja atau masa peralihan ini kemudian berperan besar dalam pembentukan jati diri sang anak. Jati diri atau identitas merupakan gambaran atau pemahaman tentang siapa sebenarnya diri kita. Ketika anak beranjak remaja, mereka semakin menyadari keinginan-keinginan dirinya sendiri dan tidak ingin bergantung pada keputusan orang tua lagi. Pada tahap ini, sosok orangtua mulai disisihkan dari dunia sang anak karena mereka beranggapan orangtua tidak bisa mengerti dirinya.
Dalam menghadapi situasi ini, orangtua perlu memiliki sikap arif dan bijaksana serta memberikan toleransi kepada anak. Orangtua dapat memainkan 8 peran untuk menghadapi anaknya yang beranjak remaja agar mereka dapat melihat kesungguhan orangtua dalam menyelami dunia sang anak dan usaha memahami diri mereka.
8 Peran Orangtua Saat Anak Beranjak Remaja
Berikut tips 8 peran orangtua saat anak beranjak remaja yang bisa ditiru Ayah dan Bunda di rumah. Cek di bawah ini ya!
1. Orangtua sebagai pendorong
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, masa remaja merupakan masa peralihan anak menuju dewasa. Ada banyak perubahan yang terjadi dalam diri anak, baik dari segi fisik maupun emosi. Oleh karena itu, remaja sangat membutuhkan dorongan dari orangtua.
Remaja sangat rentan terkena krisis kepercayaan diri ketika menghadapi sebuah kegagalan yang mungkin saja terjadi dalam perjalanan hidupnya. Di saat itulah, orangtua memainkan perannya untuk menanamkan kekuatan dan rasa percaya diri remaja agar mereka tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah yang ada.
2. Orangtua sebagai panutan
Pada dasarnya, anak mencontoh sesuatu yang dilakukan orang terdekatnya. Dan bagi mereka, orang terdekat yang mereka temui setiap hari ialah orangtua. Terutama di masa remaja yang penuh dengan kebimbangan dalam mengambil keputusan.
Disengaja atau tidak, remaja akan mencontoh perilaku orangtuanya. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda perlu memberikan contoh dan teladan yang baik kepada mereka. Orangtua perlu memainkan perannya sebagai panutan dengan baik karena hal tersebut akan mempengaruhi karaktek anaknya yang beranjak remaja.
3. Orangtua sebagai pengawas
Remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Mereka tidak segan untuk menggali suatu hal untuk memenuhi rasa hausnya akan informasi. Terkadang, keingintahuan mereka tidak hanya sebatas hal-hal positif saja, tetapi juga mengenai hal negatif. Pada akhirnya, banyak remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang pada awalnya hanya ingin tahu dan coba-coba saja.
Di sini lah orangtua memerankan diri sebagai pengawas bagi anak yang beranjak remaja. Orangtua sebaiknya membuat perjanjian dengan anak mengenai hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh mereka lakukan. Batasan tersebut harus jelas dan dijalankan orangtua secara tegas. Meski penuh wibawa, orangtua hendaknya berperan sebagai pengawas yang bersahabat dengan anak. Orangtua tidak perlu menaruh sikap curiga yang berlebih. Sebab, anak akan segan untuk melakukan dialog dengan Anda dan justru menciptakan jarak dengan Anda.
4. Orangtua sebagai teman
Masa remaja adalah proses anak menuju kedewasaan. Remaja adalah manusia yang memiliki ketidakstabilan emosi. Oleh karena itu, orangtua perlu lebih sabar dan mau mengerti tentang perubahan yang mereka alami.
Anak yang beranjak remaja memiliki banyak pertanyaan yang ia ingin tahu jawabannya. Di saat itulah, orangtua dapat berperan sebagai teman terdekatnya. Ketika anak merasakan kedekatan yang erat dengan kedua orangtuanya, maka Ayah dan Bunda tidak perlu memikirkan cara agar mereka mau terbuka dengan Anda, karena mereka akan bercerita dengan sendirinya. Pada akhirnya, dialog yang hangat, akrab, dan jauh dari ketegangan itu akan tercipta.
5. Orangtua sebagai penasehat
Ketidakstabilan emosi dalam diri seorang remaja membuat mereka kesulitan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menyelesaikan sebuah masalah. Ia akan mencari seseorang yang dapat membantunya untuk memberi masukan atau saran. Pada saat itulah, orangtua dapat hadir sebagai penasehat bagi mereka.
Peran orangtua sebagai penasihat bagi anaknya yang beranjak remaja bukan hanya sebatas menjadi pendengar, tetapi membantu mereka dalam memberikan gambaran penyelesaian dari setiap masalah yang mereka hadapi. Orangtua dapat memberikan nasihat atau saran berdasarkan pengalaman hidup atau sumber informasi dengan tingkat kredibilitas yang tinggi. Dengan demikian, peluang anak untuk menapaki jalan yang salah dapat diminimalisir.
Jika remaja sudah terlanjur menapaki jalan yang salah, orangtua perlu memiliki kesabaran tinggi dan kesiapan mental yang kuat. Orangtua sebaiknya tidak menghakimi mereka, tetapi merangkul remaja yang salah langkah dengan jiwa yang besar.
6. Orangtua sebagai komunikator
Komunikasi adalah kunci dari keharmonisan hubungan antar manusia. Mulai dari jalinan kasih dengan pasangan maupun keluarga. Ketika suasana yang harmonis dalam keluarga berhasil dirasakan oleh setiap anggotanya, itu artinya orangtua telah berhasil menciptakan alur komunikasi yang baik kepada anak-anak mereka, termasuk anak Ayah dan Bunda yang beranjak dewasa.
Komunikasi yang baik akan membuat remaja merasa aman dan terlindungi, sehingga mereka memiliki keberanian untuk membicarakan masalah yang mereka hadapi secara terbuka kepada orangtua. Mereka tidak akan segan atau gengsi untuk menerima uluran tangan dari orangtua mereka.
7. Orangtua sebagai pemberi kasih
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, remaja memiliki krisis kepercayaan diri yang sangat tinggi sehingga mereka akan melakukan beragam cara agar dirinya terlihat bernilai dan berharga di mata banyak orang. Kadang, mereka melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan hanya untuk mendapat perhatian atau afeksi seseorang. Ketika ini terjadi, orang tua dapat memainkan perannya sebagai sosok pemberi kasih.
Ketegasan dalam mendidik anak memang penting, tetapi memberikan cinta kasih yang tulus kepada mereka adalah hal yang utama untuk membentuk keharmonisan dalam sebuah keluarga. Orangtua perlu meyakinkan anaknya yang beranjak remaja bahwa mereka adalah manusia yang sangat penting dan sangat berharga. Jika remaja sudah mendapatkan banyak cinta kasih dari orangtuanya, mereka tidak merasa perlu untuk mencari afeksi dari orang lain.
8. Orangtua sebagai pembimbing
Sejatinya, ketika seorang anak lahir maka orangtuanya memiliki banyak pekerjaan rumah yang menanti. Hal ini dikarenakan orangtua merupakan guru pertama dan yang utama bagi remaja. Jadi, sudah sepatutnya orangtua membuat daftar bidang ilmu yang perlu mereka ajarkan kepada anaknya sejak kecil, remaja, hingga ia menjadi manusia dewasa.
Pada kondisi ini, orangtua merupakan pembimbing bagi anaknya dalam segala urusan, baik itu urusan duniawi maupun surgawi. Orangtua harus memiliki kemampuan untuk membimbing anaknya agar menjadi manusia yang dapat memberi dampak positif bagi banyak orang. Ilmu agama, ilmu sosial, hingga ilmu pengetahuan, adalah beberapa contoh bidang ilmu yang perlu diajarkan kepada anak sejak dini.
Orangtua perlu mengarahkan remaja kemana ia harus pergi, tetapi Ayah dan Bunda harus ingat satu hal penting. Orangtua memang berperan membimbing anaknya yang beranjak remaja, tetapi orangtua tidak boleh mengambil keputusan secara sepihak. Orangtua perlu mengomunikasikan kepada anak mengenai jati diri dan cita-citanya. Barulah setelah itu, orangtua dapat menunjukkan jalan yang ingin mereka lalui.
Demikian artikel mengenai 8 peran orangtua saat anak beranjak remaja. Ikuti blog.kejarcita.id untuk mendapatkan kumpulan artikel seputar pendidikan jarak jauh, usaha sosial dan inovasi teknologi.