7 Tips Penting Bagi Guru Ketika Ingin Menjadi Penulis Artikel
Siapa yang tak kenal sosok R.A Kartini? Tokoh pergerakan perempuan di Indonesia itu tak hanya peduli dengan pendidikan perempuan, tetapi juga senang menulis. Bahkan melalui tulisan-tulisannya itu, R.A Kartini bisa mengumandangkan secara luas tentang perjuangannya.
Melalui tulisan-tulisan hasil korespondensinya dengan teman-temannya di luar negeri, perjuangannya untuk pendidikan perempuan mulai diperhatikan. Banyak pihak yang memberikan dukungan.
Sosok R.A Kartini adalah seorang pendidik sekaligus penulis. Dari kisah R.A Kartini ini seharusnya guru-guru bisa terinpirasi. Sudah selayaknya seorang guru tak hanya bisa mengajar, tetapi juga bisa menulis. Sebagaimana petuah dari penulis terkenal, Pramoedya Ananta Toer: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Tak ada guru yang tak pandai. Namun semua kepandaian tersebut akan hilang, jika tidak diabadikan dalam tulisan.
Inilah yang juga menjadi semangat para tokoh-tokoh pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia juga seorang penulis. Gagasan-gagasan pendidikannya disebarkan melalui tulisan-tulisan yang dibuatnya. Begitu juga dengan tokoh pendidikan lainnya seperti Bung Karno, KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan.
Menulis bagi guru tak hanya sekadar kegiatan untuk mengabadikan ilmu saja. Lebih dari itu, dengan menulis guru pun akan menerima banyak manfaat. Pertama, dengan tulisan yang dibuat, guru bisa menyebarkan ilmu yang dimilikinya secara luas.
Ilmu-ilmu yang dimiliki guru tidak hanya untuk murid-murid yang ada di kelasnya saja. Tetapi bisa menyebar lebih luas lagi. Guru bisa menulis di media cetak maupun media online, agar ilmunya bisa diakses masyarakat luas.
Kedua, menulis bisa menjadi sarana guru dalam mengikat ilmunya. Sebagaimana pepatah Arab, “Ikatlah ilmu dengan tulisan”. Ilmu-ilmu yang didapat guru tak akan pergi dan hilang. Ilmunya terikat dan menjadi abadi.
Ketiga, dengan menulis guru bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya. Bagaimana mungkin, guru mengharapkan murid-muridnya bisa menulis sebuah karya jika gurunya tidak memberi teladan? Bila murid-murid tahu bahwa gurunya juga senang menulis, maka murid pun akan termotivasi. Keteladanan adalah modal penting dalam proses pendidikan.
Keempat, menulis bisa menjadi penghasilan sampingan bagi guru. Guru bisa mengirimkan karyanya ke berbagai media cetak dan online. Beberapa media, baik cetak maupun online ada yang memberikan honor pada setiap tulisan yang diterbitkan.
Kelima, bagi guru-guru yang berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil), karya tulis yang dihasilkan oleh guru bisa menjadi indikator penilaian kenaikan pangkat. Semakin banyak tulisan yang dihasilkan oleh guru, semakin banyak nilai yang didapat dan ini bisa mempermudah kenaikan pangkat guru.
Setelah tahu banyaknya manfaat yang didapat bila guru menulis, maka guru pun ingin bisa menulis. Meski banyak guru yang sudah punya keinginan untuk menulis, banyak juga yang bingung untuk memulainya. Banyak guru bingung, bagaimana caranya untuk bisa menjadi seorang penulis artikel.
Tips Penting dalam Menulis Artikel
Berikut tujuh tips penting bagi guru ketika ingin menjadi penulis artikel.
1. Rajin Membaca
Tips pertama jika guru ingin bisa menjadi penulis artikel adalah rajin membaca. Membaca adalah kegiatan yang wajib dilakukan oleh semua penulis. Tidak ada penulis yang tidak membaca.
Membaca tak hanya menambah wawasan dan inspirasi untuk tulisan saja, lebih dari itu. Penulis yang rajin membaca akan menghasilkan tulisan yang lebih bermakna. Lebih menyentuh sisi emosional pembacanya.
2. Tingkatkan Sensivitas Panca Indra
Penulis adalah orang yang sensitif. Dari apa yang dirasakan, dilihat atau didengarnya bisa menjadi sumber inspirasi tulisan. Oleh karena itu, agar tidak kehabisan ide untuk menulis artikel, hendaknya guru perlu meningkatkan sensivitas panca indranya.
Seorang penulis tidak hanya perlu membaca buku saja. Tetapi juga perlu membaca tanda-tanda di lingkungan sekitarnya. Jangan lupa untuk selalu mengaktifkan sensitivitas panca indra. Caranya, saat berada di sebuah tempat jangan hanya mengaktifkan mata dan otak (saat membaca). Tetapi juga dengarkan, sentuh dan rasakan.
Semakin sensitif panca indra seorang penulis, maka akan semakin bernas tulisannya. Tulisannya akan semakin hidup karena ditulis dengan emosi yang mendalam, hasil tangkapan semua panca indra terhadap topik yang ditulis.
3. Berpikir Kreatif
Penulis artikel harus selalu berpikir kreatif. Kreativitas ini penting, agar tak pernah kehabisa ide saat menulis. Selain itu, kreativitas bisa membuat penulis menghasilkan tulisan yang unik. Tulisan yang memiliki ciri khas tersendiri.
Penulis yang kreatif tidak akan melakukan plagiarism. Kreativitasnya lah yang menuntun untuk menghasilkan tulisan yang enak dibaca oleh semua pembacanya.
4. Konsisten
Menulis adalah keterampilan yang harus diasah. Semakin sering menulis, maka akan semakin bagus tulisan yang dihasilkan. Jadi, tips penting bagi guru ketika ingin menjadi penulis artikel adalah konsisten.
Menulislah dengan konsisten. Latih keterampilan menulis dengan menulis setiap hari.
5. Mau Belajar
Agar bisa menjadi penulis artikel yang baik, jangan lupa untuk belajar. Pelajari beragam teknik-teknik kepenulisan. Apalagi saat ini sudah banyak pelatihan menulis yang bisa didapatkan secara gratis maupun berbayar.
Belajar dari orang yang lebih ahli dan berpengalaman tentu akan membuat guru bisa menulis lebih baik lagi. Jangan lelah untuk terus belajar.
6. Bergabung dalam Komunitas
Bergabung dalam komunitas kepenulisan juga bisa membantu guru untuk menjadi penulis artikel yang baik. Komunitas bisa menjadi sumber belajar. Di komunitas kepenulisan guru tidak hanya bisa menambah ilmu dan pengalaman yang berguna untuk keterampilan menulisnya, tetapi juga bisa menjadi penyemangat.
Saat mulai bosan dan lelah untuk menulis, teman-teman yang ada dalam komunitas menulis akan menyemangati.
Di komunitas juga akan ada beragam pelatihan kepenulisan bagi anggotanya. Juga ada festival dimana para anggota bisa memamerkan karyanya. Tentu ini akan sangat baik bagi guru yang ingin menjadi penulis artikel.
7. Bentuk Branding
Tips penting yang terakhir bagi guru ketika ingin menjadi penulis artikel adalah membentuk branding. Branding adalah upaya memperkenalkan siapa diri kita ke masyarakat. Misalnya ingin menjadi guru yang senang menulis, maka kita bisa mem-branding diri sebagai guru yang senang menulis.
Melakukan branding di era digital seperti ini cukup mudah. Manfaatkan media sosial. Guru bisa membagikan tulisannya di media sosial agar lebih dikenal oleh masyarakat. Selain itu, jangan lupa untuk selalu memperkenalkan diri sebagai guru yang senang menulis.
Branding juga bisa dilakukan dengan cara mengikuti kompetisi di bidang kepenulisan. Semakin banyak kompetisi yang dimenangkan, tentu akan semakin dikenal oleh masyarakat.
Atau bisa juga dengan mengirimkan artikel ke media massa, baik cetak maupun online. Hal ini penting dilakukan agar semakin banyak orang yang tahu tentang diri guru sebagai seorang penulis.
Demikian 7 tips penting bagi guru ketika ingin menjadi penulis artikel. Teruslah bersemangat untuk menghasilkan artikel-artikel yang banyak menebar kebaikan. Jadilah guru yang menulis, sebagaimana para guru pendahulu.