7 Tips Menerapkan Discovery Learning dalam Pembelajaran Sains

teaching 9 Mei 2021

Dalam melakukan proses kegiatan belajar, guru harus memperhatikan model, metode, serta sumber belajar yang akan digunakan saat KBM. Ada banyak jenis model pembelajaran yang harus dipilih dan dipilah mana yang sesuai dengan materi pelajaran dan kondisi siswa saat itu. Salah satu model pembelajaran yang paling menarik dan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah serta kemampuan berpikir siswa dalam pelajaran Sains yaitu model discovery learning. Lalu, bagaimana tips menerapkan discovery learning dalam pembelajaran Sains?

Sebelum membahas mengenai berbagai macam tips dalam menerapkan pembelajaran discovery, ada baiknya Anda harus mengetahui apa yang dimaksud dengan model discovery learning tersebut. Model discovery learning merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk memancing pemahaman siswa dalam memperoleh konsep, arti, dan hubungan dengan melalui sebuah proses yang mana pada akhirnya menemukan sebuah kesimpulan atau hasil. Model discovery learning sering kali disebut sebagai model pembelajaran penemuan/penyingkapan. Dalam penerapannya, discovery akan dilakukan ketika seseorang sedang melakukan sebuah aktivitas untuk menemukan beberapa konsep.

Discovery learning memiliki beberapa proses atau langkah, yaitu seperti melakukan observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Adapun langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran discovery learning, yaitu:

(1) Pemberian rangsangan (Stimulation)

(2) Identifikasi masalah (Problem Statement)

(3) Pengumpulan data (Data Collection)

(4) Pengolahan data (Data Processing)

(5) Pembuktian (Verification)

(6) Menarik kesimpulan/generalisasi (Generalization)

Dalam mengaplikasikan model discovery learning, guru akan berperan sebagai seorang pembimbing yang mana akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif. Selain membimbing siswa, guru juga bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada penerapan model discovery learning, guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi seorang problem solver. Sehingga, selain dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa, model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Ciri-ciri Pembelajaran Discovery Learning

Berikut merupakan tiga ciri utama dari model discovery learning yang harus Anda ketahui, yaitu sebagai berikut:

1.      Mengeksplorasi dan memecahkan suatu permasalahan untuk menciptakan dan menggeneralisasi pengetahuan.

2.      Pembelajaran berpusat pada siswa.

3.      Kegiatan pembelajaran akan dilakukan dengan menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Keuntungan Model Pembelajaran Discovery Learning

Adapun keuntungan dari model pembelajaran discovery learning, yaitu sebagai berikut:

1.      Dengan diterapkannya model pembelajaran discovery learning, siswa akan menjadi lebih aktif dalam belajar. Hal ini dikarenakan siswa dilatih untuk berpikir dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk menemukan hasil akhir.

2.      Siswa akan menjadi lebih memahami materi pelajaran yang telah diterangkan guru, karena siswa terlibat langsung dalam proses mendapatkan hasil akhir tersebut.

3.      Ada rasa puas yang berbeda ketika siswa berhasil mendapatkan jawaban dari persoalan tersebut. Karena rasa puas tersebutlah siswa akan semakin giat dalam belajar dan mencoba menyelesaikan berbagai macam persoalan atau permasalahan lainnya.

4.      Pengetahuan yang dimiliki siswa akan lebih luas dan mereka akan lebih mampu dalam mentransfer ilmu yang dimilikinya ke berbagai konteks.

5.      Dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning, siswa akan dilatih untuk bisa belajar sendiri.

6.      Melatih siswa untuk bisa bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukannya, seperti bertanggung jawab terhadap jawaban atau hasil akhir yang telah mereka dapatkan.

7.      Meningkatkan motivasi siswa dalam bereksperimen atau memecahkan suatu permasalahan yang cukup menantang rasa penasarannya.

Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning

1.      Ada kesempatan di mana siswa akan mengalami kebingungan terhadap menghadapi proses dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses mendapatkan hasil akhir.

2.      Siswa cenderung belum memahami konsep suatu materi secara benar.

3.      Tidak semua siswa dapat mendapatkan hasil sesuai standar yang diinginkan guru, sehingga seringkali guru mengalami kegagalan dalam mendeteksi siswa yang tidak paham dengan materi pelajaran tersebut.

8 Tips Mengatasi Siswa yang Hiperaktif di Kelas
Hiperaktif merupakan suatu gangguan yang harus segera diatasi. Gangguan ini ditandai dengan perilaku anak yang agresif, tidak dapat tenang, impulsif, temper tantrum, sulit memusatkan perhatian, dan senang mencari perhatian dari orang lain.

Model pembelajaran discovery learning sangat cocok diterapkan di dalam pelajaran Sains, karena dalam pembelajaran tersebut siswa dituntut untuk menemukan suatu hal yang harus diproses secara matang terlebih dahulu, seperti perkembangbiakan hewan atau kawin silang yang dilakukan oleh tumbuhan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa pembelajaran discovery learning dapat membantu proses pembelajaran Sains yang dilakukan guru di kelas.

7 Tips Menerapkan Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Sains

Adapun beberapa tips menerapkan discovery learning dalam pembelajaran Sains yang bisa Anda jadikan referensi, yaitu sebagai berikut.

1. Memberikan Sebuah Proyek

Untuk menerapkan sebuah model pembelajaran, Anda harus memberikan sebuah proyek atau permasalahan terlebih dulu kepada siswa Anda di kelas. Hal ini juga berlaku ketika Anda ingin menerapkan pembelajaran discovery learning dalam pembalajaran Sains. Pada kesempatan ini berikanlah sebuah proyek sederhana yang bisa dilakukan secara berkelompok di kelas.

Pembelajaran discovery learning identik dengan metode belajar kelompok yang melibatkan seluruh siswa untuk aktif. Dengan adanya kerja kelompok tersebut, siswa akan dilatih untuk aktif dalam mengutarakan pendapatnya di kelompok dan berani tampil di depan kelas. Selain mendorong siswa untuk aktif, dengan adanya metode belajar seperti ini pekerjaan siswa akan menjadi lebih mudah.

2. Memberikan Stimulasi

Pada tahap ini, siswa akan dibimbing oleh guru untuk berani mengajukan pertanyaan. Sebelumnya, Anda bisa memberikan sedikit penjelasan mengenai permasalahan yang akan mereka selesaikan atau menugaskan siswa Anda untuk membaca buku serta mempelajari materi yang akan dipelajari pada hari tersebut, supaya kegiatan pembelajaran akan berjalan dua arah.

3. Melakukan Identifikasi Masalah

Selanjutnya, guru akan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengidentifikasi setiap masalah yang mereka temukan. Jangan berikan batasan. Biarkan mereka berpikir bebas dalam menemukan masalah.

4. Melakukan Pengumpulan Data

Setelah melakukan identifikasi masalah, hal yang harus Anda lakukan selanjutnya yaitu memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengumpulkan data atau informasi sebanyak-banyaknya. Dalam kegiatan ini, mereka bisa mengumpulkan banyak informasi dengan membaca buku, artikel, atau mengamati secara langsung permasalahan yang mereka temukan.

5. Melakukan Pengolahan Data

Setelah melakukan pengumpulan data maka langkah selanjutnya yang bisa dilakukan oleh siswa Anda yaitu mengolah data atau informasi yang telah didapat. Data tersebut bisa diolah dengan melakukan wawancara, observasi, atau kegiatan lainnya.

6. Melakukan Pembuktian

Selanjutnya siswa akan melakukan pengamatan dengan cermat dan teliti untuk membuktikan benar atau tidak hipotesis yang telah dibuat.

7 Strategi Menghadapi Anak yang Lambat dalam Mencerna Materi Pelajaran
Tak semua anak mudah mencerna materi pelajaran yang disampaikan secara klasikal (pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas). Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui cara mendidik anak yang susah menangkap pelajaran

7. Menarik Kesimpulan

Setelah melakukan semua tahap-tahap di atas, maka tahap terakhir yang bisa Anda lakukan yaitu dengan meminta setiap kelompok atau setiap siswa untuk membuat sebuah kesimpulan yang bisa dijadikan sebagai hasil akhir dari proyek atau permasalahan yang telah diselesaikan.

Berdasarkan penjelasan mengenai beberapa tips menerapkan discovery learning dalam pembelajaran Sains, dapat diketahui bahwa sepenuhnya peran guru yaitu sebagai pembimbing dalam kegiatan belajar siswa. Selain itu, model discovery learning juga dapat diterapkan pada pembelajaran Sains. Dengan diterapkan model pembelajaran ini, kemungkinan besar kemampuan siswa akan meningkat.

Agnes Meilina

content writer - content creator - reviewer books

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.