7 Kisah Tokoh Terpandang yang Dulunya Bermasalah di Sekolah

parenting 17 Feb 2021

Siapa sih orang tua yang suka jika anaknya nakal? Pasti tidak ada. setiap orang tua tentu ingin anaknya menjadi anak yang baik. Anak bermasalah kerap di cap sebagai anak nakal, dan didefinisikan sebagai anak yang suka membantah atau berbuat onar, diluar yang diharapkan orang tua. Tapi banyak juga fakta yang menunjukan anak-anak ini kelak akan sukses saat dewasa. Benarkah?

Tentu kenakalan anak ini tidak datang tiba-tiba, ada banyak faktor yang melatarbelakanginya, seperti :

1.      Anak mencari perhatian

Seringkali anak berbuat hal buruk untuk mencari perhatian orang tua. Anak merasa jika dia melakukan hal yang tidak disukai, orang tua akan langsung memperhatikan.

2.      Rasa ingin tahu yang tinggi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa anak-anak punya keingintahuan yang tinggi. ini membuat anak sering menunjukkan perilaku yang kadang kurang masuk akal. Misalnya saja, berusaha mengambil dan mengangkat ikan dari akuarium.

Itu sebenarnya dilakukan tanpa niatan jahat. Dia hanya ingin tahu, bagaimana jika hewan yang hidup di air tak lagi berada di air. Sayangnya, rasa ingin tahu yang muncul belum berjalan lurus dengan perkembangan fungsi otaknya. Sehingga, dia belum tahu mana yang benar dan salah.

3.      Pola asuh yang kurang tepat

Selain tidak memberikan perhatian penuh, ada lagi faktor penyebab dari orang tua yang bisa membuat anak menjadi nakal, yaitu pola asuh kurang tepat. Biasanya, kondisi seperti ini lahir dari orang tua yang sering mengkritik, terlalu protektif, atau suka melakukan kekerasan di rumah. Pola asuh seperti ini akan membuat anak berperilaku negatif.

4.      Belum bisa berkomunikasi yang baik

Saat anak merasa tidak diperhatikan, tetapi dia kesulitan untuk menyampaikannya karena belum bisa berkomunikasi dengan baik, maka muncul perilaku nakal. Adapun perilaku yang dikeluarkan untuk menyampaikan emosi dan maksud hati, antara lain berteriak dan menangis kencang, memukul, atau menggigit.

5.      Kondisi medis tertentu

Ada beberapa kondisi medis yang bisa mendorong atau memicu anak untuk lebih agresif dan menjadi nakal. Misalnya, autisme, ADHD, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, atau gangguan kompulsif obsesif.

Selain itu, anak dengan disleksia juga lebih sulit untuk belajar dan cenderung mudah frustasi. Akibat tak mampu mengikuti pelajaran, mereka akan memberi respons negatif, seperti memberontak, tidak mau mengerjakan tugas, dan selalu ingin membolos.

Mengapa Anak Nakal Cenderung Menjadi Sukses

Meski memiliki anak nakal itu merepotkan, di masa yang akan datang anak-anak nakal seringkali menjadi sukes. Ini dibuktikan oleh hasil penelitian dari yang dilakukan secara kolaboratif antara ahli Free University of Berlin (Jerman), University of Luxembourg, dan University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat, dengan melakukan pengamatan dan pengujian selama 42 tahun terhadap sekitar 745 anak. Penelitian ini pertama kali dilakukan yakni tahun 1968, saat anak berusia 12 tahun. Penelitian itu berfokus pada aspek kecerdasan, perilaku, dan status sosio-ekonomi. Pada tahun 2008, saat anak-anak itu berusia 54 tahun, para peneliti kembali mengamati dan menguji anak-anak tersebut untuk melihat apakah perilaku mereka saat anak-anak berpengaruh terhadap kondisi masa depan mereka.

Hasilnya, seperti dipublikasikan di jurnal Development Psychology dan dilansir Woman’s Day, para peneliti itu menemukan bahwa anak-anak yang saat masa kecilnya cenderung nakal mempunyai kehidupan yang sukses saat dewasa. Pada penelitian itu mengungkapkan, anak-anak sulit diatur sewaktu kecil akan memiliki penghasilan lebih banyak dibandingkan dengan anak penurut. Analisis para peneliti, sikap melawan atau menantang seorang anak saat kecil membuatnya lebih gesit dalam mencari peluang saat dewasa. Artinya, mereka cenderung akan mencari pekerjaan penuh tantangan yang berpotensi mendapatkan penghasilan besar. Selain itu, ternyata bila waktu kecilnya sering memberontak, seseorang ternyata akan memiliki semangat tinggi membuktikan bahwa mereka bisa menjadi orang sukses.

Kisah Tokoh Terpandang yang Dulunya Bermasalah

Banyak contoh anak nakal yang akhirnya tumbuh menjadi orang sukses. Seperti kisah tujuh tokoh terpandang ini yang dulunya nakal di sekolah.

Bukan Nakal, Perilaku Buruk Pada Murid Bisa Jadi Tanda Gangguan Kesehatan Mental
Apakah benar murid itu nakal? Apa sih sebenarnya definisi dari nakal? Apa saja penyebab kenakalan pada murid? Mungkinkah kenakalan itu bisa jadi karena adanya gangguan kesehatan mental?

1.      HAMKA

Mungkin tidak banyak yang tahu, nama Hamka adalah singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Sebagai orang Minang, lazim pula menyematkan sebutan "Buya" bagi para uztad atau penceramah agama, maka nama Buya Hamka, sangatlah terkenal, bahkan sampai sekarang, setelah 37 tahun beliau wafat.

Siapa sangka ulama besar ini dulunya adalah seorang anak yang gagal dalam pendidikannya sehingga sekolah dasar (dulu dinamakan sekolah rakyat) pun tak tamat, demikian pula saat menimba ilmu di pesantren yang dikelola ayahanda Hamka, Haji Rasul, ulama Minang terpandang. Beliau juga pernah kabur dari rumah, pergi ke Pulau Jawa.

2.      Aristotle Onasis

Sewaktu kecil, Onassis sangat nakal dan sering dikeluarkan dari sekolah. Rangkingnya selalu paling bawah . Dia juga suka membuat onar. Namun, Onassis tahu bakatnya sejak kecil. Dia jago berdagang dan pandai mencari uang. Berkat usahanya, Onassis pun menjadi seorang milyuner.

3.      Chris Gardner

Sebelum menjadi milyuner, Gardner menjalani kehidupan yang sangat memprihatinkan. Dia pernah ditangkap polisi, tidak punya rumah, ditinggal istri, hingga kesulitan membayar utang. Pahitnya kehidupan membuat ia bertekad menjadi pialang saham.

Kerja keras dan kegigihannya tak hanya membuatnya menjadi seorang milyuner tapi juga filantropis, motivator, dan entrepreneur. Kisah hidupnya dituturkan kembali dalam “The Pursuit of Happyness” yang dibintangi oleh Will Smith.

4.      Bill Gates

Bill Gates memutuskan keluar dari kampus untuk mendirikan perusahaan impiannya bersama temannya Paul Allen saat masih kuliah di Harvard. Perangkat lunak Microsoft yang ia kembangkan itu membuatnya menjadi orang terkaya di dunia versi Forbes selama 13 tahun berturut-turut (1995-2007).

5.      Mark Zuckerberg

Sama dengan seniornya, Bill Gates, Mark Zuckerberg juga memilih untuk drop out dari Harvard. Zuckerberg adalah miliarder termuda di dunia. Kisahnya dimulai ketika ia memutuskan hengkang dari kampus Harvard untuk mengembangkan situs penghubung yang kini kita kenal sebagai Facebook.

5 Tips yang Perlu Dilakukan Guru untuk Mengatasi Perundungan di Kelas
Berdasarkan data National Association of School Psychologist, perundungan bisa mencakup ancaman fisik, pelecehan seksual hingga kata-kata yang tidak menyenangkan.

6.      Adam Khoo

Pebisnis asal Singapura ini memiliki masa lalu akademis yang tidak berkesan. Dia berkali-kali ditolak sekolah hingga ia harus belajar di sekolah terburuk di Singapura. Dia pun sering diejek sebagai orang bodoh. Namun, tekadnya yang kuat menuntun ia menjadi salah satu orang sukses. Di usia ke-26, ia telah memiliki empat bisnis dengan total omzet US$20 juta per tahun.

7.      Hakim Ziyech

Hakim Ziyech adalah seorang pemain sepak bola yang sukses di Eropa. Siapa sangka saat kecil Ziyech punya masalah perilaku yang nakal, seperti merokok, mabuk, dikeluarkan dari sekolah dan kadang bolos latihan. Jalan hidupnya berubah setelah bertemu mentornya, pemain profesional pertama asal Maroko yang main di Belanda, Aziz Doufikar.

Dian Kusumawardani

"Pengajar di BKB Nurul Fikri dan Konselor Menyusui"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.