7 Hal Inspiratif dari Konsep Sokola Rimba Butet Manurung
Sebelumnya apakah kamu mengenal Butet Manurung? Butet Manurung terlahir dengan nama lengkap Saur Marlina Manurung yang lahir di Jakarta pada tanggal 21 Februari 1972. Butet berasal dari keluarga yang berkecukupan dan hidup di lingkungan yang overprotective.
Di masa mudanya Butet meraih banyak sekali penghargaan, berdasarkan laman Quopper Campus dijelaskan mengenai beberapa penghargaan yang pernah diraih Butet yaitu UNESCO Man and Biosphere Award pada tahun 2001, kemudian beliau juga dinobatkan menjadi salah satu wanita berpengaruh versi majalah Globe Asia Edisi Oktober 2007, Asia Young Leader pada tahun 2007, Young Global Leader pada tahun 2009, lalu sempat menempati peringkat 11 dari 99 perempuan yang paling berpengaruh di Indonesia.
Selain itu Butet juga meraih penghargaan Ramon Magsaysay Award yang bercerita tentang Sokola Rimba pada tahun 2014 dan karena penghargaan inilah Sokola Rimbe Butet Manurung dikenal di segala penjuru negeri.
Sokola Rimba adalah sekolah binaan yang dibuat oleh Butet pada tahun 2003 di daerah Jambi. Sokola Rimba berasal dari kata sering yang digunakan oleh orang rimba (dialek dalam bahasa melayu) yang memiliki arti belajar. Berdasarkan kata tersebut, Sokola Rimba dapat diartikan sebagai tempat belajar orang-orang rimba. Sokola Rimba semakin dikenal di segala penjuru negeri karena masuk ke layar lebar pada tahun 2013.
Niat awal Butet ketika datang ke Orang Rimba dengan membawa misi pengajaran ditolak dengan keras. Bagi mereka pendidikan adalah budaya asing dan berbahaya bagi mereka. Orang Rimba menganggap pendidikan adalah kejahatan berbahaya yang bisa mencelakai mereka.
Banyak di antara mereka pada saat itu belum bisa membaca dan menulis sehingga mereka sering kali tertipu orang asing yang merampas tanah mereka dengan memanfaatkan mereka yang tidak bisa baca tulis lewat surat perjanjian. Bisa dikatakan saat itu Orang Rimba masih sangat tertinggal dalam bidang pendidikan.
Dengan keadaan yang seperti itu semangat Butet semakin besar dan selalu optimis untuk meyakinkan mereka terhadap pendidikan. Langkah awal Butet untuk memulai misinya yaitu dengan menyesuaikan dirinya dengan pola hidup mereka yang dimulai dari cara mereka berpakaian dan makan. Butet yang berasal dari keluarga yang overprotective membangun jiwanya yang pemberontak dan menjadi perempuan yang berani juga pantang menyerah. Oleh karena itu Butet merasa sanggup untuk hidup bersama Orang Rimba.
Pengabdian Butet untuk mendirikan Sokola Rimba tidak sia-sia. Kini Orang Rimba telah bisa membaca dan menulis.
Saat ini, Orang Rimba atau suku Anak Dalam sudah bisa mengikuti proses jual beli dan tidak akan tertipu lagi dengan surat perjanjian. Pengabdian yang telah dilakukan Butet kini membawa Orang Rimba menuju perubahan yang lebih baik lagi, kini mereka sudah bisa mengenal pendidikan dan betapa pentingnya pendidikan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana konsep dari Sokola Rimba Butet Manurung ini?
Secara umum, Sokola Rimba ini menyediakan pendidikan literasi dasar yaitu menulis, membaca dan berhitung. Sokola Rimba menggunakan kurikulum pemerintah untuk program kejar paket A, B, dan C serta menggunakan kurikulum yang dirancang berdasarkan hasil analisis masalah yang terdapat di lokasi program Sokola Rimba ini, sehingga mereka akan mengerti materi apa saja yang harus diajarkan di Sokola Rimba.
Selain itu Sokola Rimba juga mempelajari pembekalan hukum yang sangat berguna bagi mereka untuk terhindar dan terbebas dari penipuan pembalakan hutan dan penipuan oknum-oknum yang memanfaatkan hutan secara ilegal.
Sokola Rimba juga mengajarkan masyarakat sekitar untuk memahami penggunaan teknologi komputer, pengolahan hasil pertanian, kelautan dan ilmu secara kontekstual yang berguna untuk pengembangan daerah mereka.
Program lainnya yaitu live in dan adaptif. Live in memiliki arti relawan tinggal di lokasi selama program sedang berlangsung. Program ini dimaksudkan untuk para relawan agar mereka bisa tinggal di lokasi selama program sedang berlangsung supaya bisa memahami dan mengenal daerah sekitar. Relawan juga dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada masyarakat dan anak-anak di pedalaman. Selain itu, adaptif mengajak relawan untuk bisa mengikuti kebiasaan masyarakat sekitar.
Berdasarkan pengalaman Butet dan pengabdiannya kepada Orang Rimba serta konsep yang ada di Sokola Rimba, kita bisa mengambil dampak positif dan poin-poin yang bisa kita aplikasikan kepada diri kita dan lingkungan sekitar. Beberapa hal yang bisa menjadi pembelajaran kita dari Sokola Rimba, yaitu sebagai berikut:
7 Hal Inspiratif yang Bisa Dicontoh dari Konsep Sokola Rimba Butet Manurung
1. Peduli Lingkungan Sekitar
Hal inspiratif pertama yang dapat kita pelajari dari konsep Sokola Rimba yaitu peduli dengan lingkungan sekitar kita. Kita bisa memulainya dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya dan menolong orang-orang yang sedang membutuhkan pertolongan.
2. Bergotong Royong
Hal lain yang bisa kita tiru yaitu melakukan gotong royong untuk bisa menjaga dan melindungi daerahnya. Bila diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari kita bisa memulainya dengan melakukan gotong royong di rumah, dengan membantu saudara dan orang tua dalam membersihkan rumah dan membuat lingkungan rumah menjadi lebih baik lagi. Selain itu kita juga bisa melakukan gotong royong bersama masyarakat sekitar di setiap akhir pekan.
3. Mengikuti Organisasi Kemasyarakatan
Program kerja Sokola Rimba dilakukan oleh para relawan yang berasal dari satu komunitas. Dalam hal ini kita memulainya dengan mengikuti organisasi-organisasi yang ada di rumah seperti Taruna dan organinasi yang ada di sekolah seperti OSIS.
4. Bertindak dan Berpikir Kreatif
Selain itu kita juga dapat meniru sikap dan sifat kreatif para relawan dalam merancang pembelajaran supaya bisa terlihat menarik dan dapat diterima Orang Rimba tanpa ada masalah. Kita bisa memulai dan mempelajarinya dari membuat kegiatan mengajar di ruang lingkup kecil seperti di dalam rumah bersama adik-adik atau anak-anak di satu RT.
5. Mengenal dan Mempelajari Budaya Baru
Hal lain yang dapat kita pelajari yaitu adat dan budayanya. Dengan banyaknya pulau-pulau Indonesia, kita dapat memastikan bahwa Indonesia juga memiliki berbagai macam ragam adat dan budaya yang harus kita syukuri dan banggakan.
6. Mencintai Alam
Selain itu kita juga dapat mengambil pembelajaran, bahwa kita memiliki alam yang luar biasa kaya dan indah. Oleh karena itu, kita harus bisa belajar menghargai dan melindungi alam yang kita pijak saat ini. Seperti para relawan yang mengajari Orang Rimba mengenai persoalan hukum dasar yang sangat berguna bagi mereka untuk tidak mudah tertipu lagi dengan orang-orang asing yang ingin merebut lahan dan hutan yang telah mereka jaga.
7. Bersikap Hormat dan Saling Menghargai
Selain itu, kita juga dapat belajar dari para relawan yang terlebih dahulu menghormati dan menghargai budaya dan adat para Orang Rimba. Mereka terlebih dahulu membuat dirinya untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan, cara makan, dan berpakaian lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kita juga bisa mempelajari bagaimana mereka berusaha untuk mendekat tanpa merubah adat yang mereka punya. Itulah makna dari perbedaan, supaya kita bisa saling menghormati dan menghargai sesama.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas mengenai konsep Sokola Rimba Butet Manurung dan beberapa hal yang bisa kita jadikan pembelajaran, kita dapat memulainya dari dalam diri kita terlebih dahulu. Apakah kita siap untuk membawa perubahan pada orang dan lingkungan? Apabila kita sudah siap dan berani, kita bisa memulainya tanpa rasa gentar.