7 Cara Pandemi Mengubah Disiplin di Dalam Kelas
Kegiatan pembelajaran secara langsung atau tatap muka dicanangkan akan dimulai kembali di awal tahun 2021. Meski keputusan ini masih menuai pro dan kontra dari lembaga pendidikan dan pihak orang tua. Hingga akhirnya diambil jalan tengah dengan kewajiban untuk melampirkan surat pernyataan disertai materai 6000 rupiah bagi orang tua yang menyetujui program pembelajaran ini. Surat pernyataan tersebut merupakan bukti kesediaan orang tua untuk menanggung resiko yang mungkin terjadi, dan bersedia mengikuti protokol kesehatan.
Meskipun demikian, proses pembelajaran secara tatap muka memang sangat diperlukan, karena peran guru dan interaksi antar peserta didik tidak bisa digantikan dengan teknologi apapun. Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan beberapa pola disiplin di dalam kelas, yang berguna untuk menerapkan adaptasi kebiasaan baru (new normal) di dalam kelas. Beberapa hal yang penting untuk di perhatikan ialah :
1.Penyediaan Sarana dan Lingkungan Kelas yang Sesuai dengan Protokol Kesehatan.
Hal ini adalah hal yang paling mendasar harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan. Sesuai dengan surat edaran yang dikirim dari pemerintah daerah, sekolah-sekolah yang akan melaksanakan kegiatan tatap muka wajib untuk melaksanakan penyemprotan desinfektan sebagai penyempurnaan kebersihan sekolah. Hal ini didasari oleh kebiasaan baru tentang kesadaran yang tinggi untuk menjaga kebersihan.
Penyediaan sarana sanitasi yang memadai terutama penyediaan air bersih dan fasilitas untuk mencuci tangan memakai sabun. Oleh sebab itu, penting bagi setiap guru untuk menggalakkan kewajiban mencuci tangan sebelum masuk ke dalam kelas, ketika beraktivitas di luar kelas dan saat akan mengkonsumsi makanan.
2. Kesiapan Seluruh Elemen untuk Mengikuti Ketentuan Protokol Kesehatan.
Ketika sarana sekolah sudah sesuai dengan protokol kesehatan. Perlu adanya sosialisasi yang memadai agar staf pengajar, peserta didik, orang tua atau wali murid memenuhi protokol kesehatan yang berlaku. Guru memberikan penjelasan tentang protokol kesehatan yang wajib di ikuti setiap peserta didik, seperti mencuci tangan sebelum masuk kelas, menyiapkan masker kain tiga lapis atau masker medis untuk anak-anaknya dan sebagainya.
Hal ini menjadi catatan penting adaptasi kebiasaan baru, mengingat selama ini orang tua dan murid kebanyakan berkomunikasi yang berkenaan dengan kelancaran proses belajar mengajar. Dengan adanya sosilisasi kebiasaan baru selama pandemi, diharapkan bisa meminimalisir penyebaran virus-virus berbahaya.
3. Mengecek Kelengkapan APD Para Peserta Didik.
Kewajiban para guru dan staf pengajar lainnya untuk mengecek kelengkapan alat perlindungan diri murid-muridnya menjadi suatu syarat dalam kelancaran kegiatan pembelajaran. Setiap anak-anak yang akan memulai proses belajar mengajar disekolah, harus memakai masker, menyediakan lebih dari satu masker, memakai face shield, membawa tissu dari rumah, membawa hand sanitizer, membawa alat makan sendiri dan tidak saling meminjam alat tulis atau peralatan makan. Setiap guru harus mulai membiasakan untuk mengecek kelengkapan alat-alat perlindungan diri para peserta didiknya. Orang tua juga diharapkan berperan aktif dalam menyediakan alat-alat kebersihan tambahan ini.
4. Menerapkan Pembatasan Sosial didalam Kelas.
Sesuai dengan anjuran kementrian pendidikan dan kebudayaan, untuk pelaksanaan kegiatan tatap muka didalam kelas ada pembatasan jumlah siswa dan durasi belajar. Sehingga, jumlah siswa hanya setengah dari jumlah siswa pada saat keadaan sebelum pandemi, misalnya untuk kelas pembelajaran anak usia dini hanya berjumlah 15 orang. Sedangkan untuk sekolah dasar dan menengah hanya 18 dari jumlah keseluruhan 36 orang siswa.
Di dalam kelas, setiap siswa tidak lagi duduk berdekatan, namun diberi jarak sekitar 100 meter antar tempat duduk murid. Lebih bagus lagi apabila setiap meja dipasang mika yang akan membatasi interaksi langsung antar sesama murid didalam kelas. Mungkin hal ini agak sulit bagi beberapa jenjang pendidikan seperti anak-anak yang duduk di taman kanak-kanak atau PAUD karena mereka biasanya akan bermain secara berkelompok. Namun demikian, perlu adanya penekanan dari orang tua dan guru tentang pentingnya membatasi interaksi dengan teman didalam kelas.
5. Memperhatikan Durasi Belajar.
Meskipun sudah diadakan kembali proses belajar mengajar secara tatap muka, namun para guru hendaknya tidak langsung ‘tancap gas’. Meskipun banyak materi yang dirasa perlu ditingkatkan pemahamannya, namun sebaiknya para guru menyesuaikan kondisi dan kemampuan siswa pada saat tatap muka dimulai kembali. Oleh karena itu, menurut situs resmi yang dimiliki Kemendikbud perlu dilakukan evaluasi pembelajaran tatap muka setelah dua bulan.
Apabila kegiatan ini efektif, maka bisa dilanjutkan lagi dengan beberapa catatan. Perlu juga adanya penyesuaian dengan kondisi psikologis anak saat memulai proses belajar mengajar secara langsung. Karena selama ini anak-anak tidak berinteraksi langsung dengan guru-guru mereka, sehingga mungkin ada beberapa kebiasaan belajar anak-anak didik yang perlu menjadi catatan khusus bagi staf pengajar.
6. Menerapkan Gaya Hidup yang Lebih Sehat.
Sangat penting untuk meningkatkan pola hidup sehat selama pandemi covid-19. Oleh sebab itu penting untuk mengedukasi seluruh peserta didik tentang pentingnya gaya hidup sehat. Hal yang penting untuk di ingat adalah mengurangi interaksi diluar selain yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Menghindari jajan sembarangan dan menganjurkan membawa bekal dari rumah. Menggalakkan kegiatan yang baik seperti berolahraga ringan juga merupakan hal yang efektif sebagai efek dari pandemi yang berkepanjangan. Mungkin perlu dimulai pembiasaan untuk berolah raga seperti senam ringan setiap kali kelas dimulai.
7. Meningkatkan efektivitas sarana teknologi informasi.
Perlu diingat ketika sistem pembelajaran tatap muka dimulai, sistem pembelajaran ini merupakan sistem yang bersifat temporer dan masih dalam tahap uji coba. Jika kedepannya ada lebih banyak dampak yang diakibatkan oleh sistem tatap muka, maka kemungkinan kegiatan belajar tatap muka akan dihentikan sementara. Oleh sebab itu, peningkatan sarana dan pra sarana teknologi informasi merupakan hal yang mutlak.
Guru, peserta didik dan orang tua harus tetap memahami sistem pembelajaran yang dilakukan secara online. Ini karena adanya pembatasan jumlah peserta didik di dalam satu kelas, maka sistem pembelajaran jarak jauh masih diberlakukan bagi sebagian murid. Sangat penting bagi para siswa, orang tua dan pendidik untuk meningkatkan kemampuan dalam penguasaan teknologi. Ini merupakan bentuk penyesuaian terhadap kebiasaan baru.
Demikianlah tujuh kebiasaan pandemi yang nantinya akan mengubah kebiasaan para guru dan murid didalam kelas. Selamat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara tatap muka bagi seluruh staf pengajar dan peserta didik. Agar tetap mengikuti protokol kesehatan, mengurangi berada didalam kerumunan serta meningkatkan imunitas tubuh. Tak lupa untuk selalu berdo’a kepada yang Maha Kuasa agar selalu diberi kesehatan. Semoga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan aman bagi seluruh elemen yang terkait, hingga berakhirnya masa pandemi.